Pitan

Kalah Debat tentang Yesus Kristus, Kiai Jawa Masuk Kristen

Pengeras suara di gereja di Minahasa. Dulu penyebaran Kristen ada yang dilakukan lewat adu ngelmu, berdebat tentang Yesus Kristus. Ada kiai Jawa masuk Kristen karena kalah debat.

CL Coolen membuka hutan di Ngoro, Jawa Timur, lalu membuat perkampungan baru. Ia mengajarkan Kristen berdasar tradisi Jawa.

Orang-orang Jawa yang sudah menjadi guru Islam (kiai Jawa) mendatanginya untuk berdebat tentang Yesus Kristus. Cara-cara ini sudah sering dilakukan penginjil Belanda dengan mendatangi orang-orang Jawa mengajak debat tentang Isa Almasih.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Debat ini dikenal sebagai adu ngelmu, yang kalah debat akan mengikuti agama yang menang. Coolen pernah menggebrak meja dan meninju tiang pendopo karena emosi dalam adu ngelmu.

Oohya! Baca juga ya:

Kenapa Yesus Kristus Diperkenalkan Sebagai Isa Almasih di Indonesia?

Coolen nama lengkapnya Conrad Laurens Coolen. Ayahnya keturunan Belanda-Rusia, ibunya Jawa.

Ia lahir di Semarang pada 1773. Pada usia 40 tahun membuka hutan di Ngoro, dekat situs Kerajaan Majapahit.

Hutan yang ia buka mencapai 142 hektare. Ia bangun kampung dan sawah.

Setelah lima tahun, pada 1834, ada 100 laki-laki dewasa, 28 remaja belasan tahun, dan 122 wanira yang menghuni kampungnya. Mereka tinggal di 12 gubuk.

Oohya! Baca juga ya:

Sejarah Yesus Kristus Disebut Isa Almasih di Indonesia

Sepuluh tahun kemudian penghuninya sudah mencapai 1.000 orang. Mereka tetap tinggal di gubuk-gubuk kendati panen padi cukup bagus.

Suatu hari ia kedatangan Singotruno, seorang kiai Jawa. Singotruno bertanya tentang Yesus Kristus dan Trinitas.

"Tuan, saya punya sebuah teka-teki; saya akan mengikuti dia yang bisa menjawabnya, dan kata-katanya akan saya ikuti tanpa syarat," kata Singotruno.

Singotruno, kiai Jawa, mendatangi Coolen karena ia mendengar kabar bahwa Coolen mengenalkan ngelmu baru, Yesus Kristus dan Kristen. "Tiada Tuhan selain Allah, Yesus Roh Allah", demikian ngelmu yang ia ajarkan.

Setelah menyatakan pendiriannya, Singotruno lalu menyampaikan teka-tekinya. "Di antara Allah ada Allah; apakah gerangan nama Allah yang di dalam itu?" tanya Singotruno.

Baru kali ini Coolen mendapat pertanyaan seperti itu. Ia terkejut, lalu geram. Ia tak mau kalah debat, lalu berpikir keras untuk mengenalkan Yesus Kristus lewat teka-teki itu.

Oohya! Baca juga ya:

Ingin Berziarah ke Makam, Kenapa Amangkurat II Bunuh Panembahan Giri?

Ia melampiaskan kegeramannya dengan menghentakkan kaki ke tanah. Lalu meggebrak meja dan meninju tiang pendopo rumahnya.

Ia mondar-mondar, lalu masuk ke dalam rumah. Suasana pertemuan menjadi serba tidak enak.

Orang-orang Jawa yang ada di situ juga baru kali ini melihat Coolen marah. Tak lama kemudian Coolen keluar dari rumah membawa lilin bernyala.

Ia pandangi orang-orang, lalu bertanya. "Api ini, adakah satu atau tiga?"

"Hanya satu, Tuan," jawab Singotruno.

Oohya! Baca juga ya:

Trunojoyo Dibunuh Amangkurat II, Kenapa Orang Jawa Ambil Darah dan Rambut Trunojoyo?

Yang lain pun membenarkan jawaban Singotruno. Tapi semua disalahkan oleh Coolen.

"Nyala api ini bukan satu, tapi tiga. Api ada pada sinarnya, dan sumbunya ada di dalam api," kata Coolen.

Orang-orang menyimak. Mereka menunggu penjelasan Coolen yang belum tuntas itu.

"Inilah Allah di dalam Allah, yang kamu cari," lanjut Coolen menjawab teka-teki yang diajukan kiai Jawa Singotruno.

Singotruno mengaku kalah debat. Ia lalu masuk Kristen, berguru tentang Kristen dan Yesus Kristus kepada Coolen.

Priyantono Oemar

Sumber rujukan:
- Dewi Sri dan Kristus, karya Philip vsn Akkeren (1995)
- Kiai Sadrach, karya C Guillot (2020)

Untuk Yang Mulia Para Pencuri Naskah/Plagiator

Selama empat hari, Raffles menjarah Keraton Yogyakarta. Dari berbagai jenis barang yang dijarah itu terdapat naskah-naskah Jawa yang kemudian ia pakai sebagai bahan untuk buku The History of Java. Kendati naskah-naskah itu hasil jarahan, ia tetap menyebutkannya ketika ada bagian-bagian yang ia ambil untuk bukunya, seperti dalam kalimat: “Syair berikut adalah dari Niti Sastra Kawi”, “Cerita ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Crawfurd”.

Redaksi
oohya.republika@gmail.com

Berita Terkait

Image

Kiai Ngabdullah Masuk Kristen, Baptis 1.085 Orang Jawa Kenapa Dicela Zending Belanda?

Image

Penginjil di Tondano Gagal Bujuk Kiai Mojo Masuk Kristen, Mengapa?

Image

Pemerintah Kolonial Dukung Kristenisasi, Sarekat Islam Lakukan Ini