Gara-gara Kongres Pemuda, Komisaris Polisi Belanda Dicopot Jabatannya dan Tabrani Diperiksa di Kantor Penasihat Urusan Pribumi
Tabrani dan sembilan pemuda menjadi Panitia Kongres Pemuda Indonesia Pertama. Tabrani mendapat anugerah gelar pahlawan nasional pada 10 November 2023.
Panitia Kongres Pemuda itu diketuai oleh Tabrani. Sepuluh pemuda panitia itu: Soemarto, Soewarso, Tabrani (Jong Java); Bahder Djohan, Sarbaini, Djamaloedin (Jong Sumatranen Bond); Sanusi Pane (Jong Batak); Paul Pionontoan (Jong Minahasa); Jan Toule Soulehuwij (Jong Ambon); dan Hamami (Sekar Rukun).
Tabrani ditunjuk sebagai ketua setelah Soemarto menolak ditunjuk sebagai ketua. Mereka yang terlibat di kepanitiaan itu tidak mewakili masing-masing organisasi.
Panitia Kongres Pemuda Indonesia Pertama ini, menurut Tabrani, bersifat berdiri sendiri. Jumlah anggota panitia yang semula hanya lima pemuda. Kemudian ditambah lima lagi dengan Hamami, sanoesi Pane, Soewarso, Djamaloedin, dan Sarbini.
Oohya! Baca juga ya: Jepara yang Pernah Dipimpin Ratu Kalinyamat Dapat Kapal dari Mana untuk Bisa Serang Portugis di Malaka? Penulis Portugis Tome Pires Tahu
"Mereka terang dan tegas mewakili angkatan baru yang berjiwa persatuan nasional menuju Indonesia Merdeka. Tugas pimpinan meniupkan angin baru itu selaras dan seirama dengan isi hati dan cita-cita tersebut," ujar Tabrani.
Angkatan baru ini juga melibatkan para pemuda lulusan OSVIA yang bekerja di Dinas Intelejen Politik (Politieke Inlichtingen Dienst, PID) sebagai pengawas jalannya kongres. Asisten Wedana PID R Abdulrahman, kata Tabrani, mengerahkan sebanyak mungkin teman-temannya untuk selalu berbicara dengan para petugas PID Belanda yang datang menyertai Komisaris Visbeen. Teman-teman Abdulrahman juga lulusan dari OSVIA Serang dan Bandung.
Tabrani menjelaskan, panitia kongres juga mengerahkan “tim pengajak mengobrol” pejabat Belanda. Di antaranya ada anggota Volksraad dari Ambon yang juga ketua Ikatan Dokter Hindia, dr Kajadoe (Kayadu), yang hadir beserta istri.
"Keluarga dr Kayadu (suami-istri) betul-betul membanting tulang untuk suksesnya Kongres. Dr Suratmo, dokter hewan adik dr Sutomo, kelihatannya tidak suka politik, tetapi diam-diam membantu gerakan pemuda. Beliau mengenal saya dari dekat ketika murid OSVIA Serang," lanjut Tabrani.
Selain mendapat bantuan dana dari dr Kajadoe dan dr Soeratmo, panitia kongres juga mendapat bantuan dari istri dr Latip dan dari dr Sarjito. Kepada merekalah Tabrani selalu datang meminta bantuan ketika gajinya sudah habis terpakai buat persiapan kongres.
Oohya! Baca juga ya: Bikin Bangga, Briptu Renita Rismayanti Dapat Penghargaan Sebagai Petugas Polisi Wanita Terbaik PBB 2023
Dana dari berbagai daerah yang dikirim ke rekening panitia penggalangan dana yang diumumkan di koran Hindia Baroe tentu juga sangat membantu. Pada awal rekening dibuka, seperti dilaporkan Hindia Baroe edisi 2 Maret 1926, terkumpul 30 gulden, datang dari M Ali Rengat (Indragiri) lima gulden, dari RM Soeljo lima gulden, dari AR dua gulden, dari P tiga gulden, dan dari Tabrani 15 gulden.
Penyumbang lainnya belum bisa diumumkan. Alasannya, karena bendahara panitia sedang sibuk menyiapkan ujian di sekolahnya.
Kata Tabrani saat mengumumkannya di Hindia Baroe:
Lain-lain orang jang mengirimkan oeang p/a penningmeester komite beloemlah kita dapat meoemoemkan disebabkan penningmeester kita masih repot mesti bersedia-sedia oentoek berexamen.
Berhoeboeng dengan itoe diminta soepaja oeang-toendjangan dikirimkan kepada voozitter komite jaitoe pemoeda Tabrani Djoharlaan 5 Weltevreden atau p/a Hindia Baroe dengan diboeboehi tanda KPPK ja’ni soepaja ta’ gampang mendatangkan kekeliroean.
Boeat kota Betawi beloemlah kita edarkan lijst. Tapi djangan chawatir! Lisjt mesti oleh kita diedarkan.
Selama para pemuda bersidang, dr Kajadoe dan kawan-kawan mendapat ‘tugas’ mengajak berbincang Komisaris Visbeen beserta jajarannya. Sedangkan para alumni OSVIA yang bekerja di PID mengajak berbincang rekan-rekan Belanda mereka. Maka, mereka tidak fokus menyimak isi pidato para pemuda.
Konges berjalan lancar. Begitulah siasat yang dilakukan. Tapi, tak ayal, setelah kongres selesai Tabrani dipanggil ke Kantor Penasihat Urusan Pribumi.
Oohya! Baca juga ya: Sebelum Ratu Kalinyamat, Ada Dipati Unus dari Jepara yang Menolak Beri Hormat Lalu Serbu Portugis di Malaka
Sebelum Kongres terlaksana, keraguan tetap ada karena siasat yang disusun belum tentu berhasil. Karena itu, Tabrani menegaskan, jika muncul tindakan dari penguasa, ia sebagai ketua akan memikul tanggung jawab. Ia menganalogikan dengan kerja di koran, jika ada tindakan dari penguasa terhadap isi koran, pemimpn redaksilah yang akan bertanggung jawab.
Pemanggilan Tabrani itu berkaitan dengan pelaksanaan kongres yang membuat gaduh. Pernyataan-pernyataan di kongres memang mendapat perhatian yang luas terkait dengan keinginan menjadikan Indonesia merdeka (het zelfstandig maken van Indonesie).
Karenanya, isi pidato yang akan disampaikan diperiksa oleh polisi. Sekretaris Panitia Kongres Pemuda Indonesia Pertama Soemarto mengakui adanya sensor dari polisi untuk materi ceramahnya.
Soemarto menyampaikan materi persatuan Indonesia dan banyak bercerita tentang sejarah gerakan pemuda. "Pembicara menyatakan penyesalannya bahwa ceramahnya harus kehilangan banyak nilai, karena segala sesuatu yang berkaitan dengan politik telah dihapus oleh polisi,’’ tulis Nieuwe Rotterdamsche Courant.
Tak hanya memanggil Tabrani, penguasa juga menyita laporan kongres, Verslag van het Eerste Indonesische Jeugdcongres, yang dibuat panitia dalam jumlah terbatas. Laporan ini memuat naskah pidato para pembicara.
Oohya! Baca juga ya: Jadi Pahlawan Nasional, Tabrani Pernah Jengkel dengan Penggunaan Bahasa Belanda di Negara Indonesia Timur
Beruntung, sebelum disita, beberapa eksemplar laporan itu sudah dikirimkan ke beberapa media dan museum pusat. Saat ini, laporan berbahasa Belanda itu masih tersimpan di Perpustakaan Nasional.
Kongres Pemuda Indonesia Pertama itu, menurut Soemarto, memakan korban. Kata Soemarto kepada Sugondo Joyopuspito yang menemuinya pada masa persiapan Kongres Pemuda Indonesia Kedua, seperti dikutuip oleh B Sularto:
Pemerintah Hindia Belanda segera mengetahui ketololan Visbeen setelah menerima naskah-naskah pidato M. Tabrani, Paul Pinontoan dan lain-lain. Tuan Visbeen dicopot dari jabatannya.
Mas Abdulrahman dan kawan-kawan disingkirkan dari Markas Besar Kepolisian. Kami sangat menghargai Mas Abdulrahman dan kawan-kawan. Karena tanpa bantuan dan kerja sama mereka, niscaya Kongres Pemuda Indonesia yang Pertama takkan dapat berlangsung dengan selamat.
Dampak yang dimunculkan oleh para pemuda di Kongres Pemuda Indonesia Pertama ini memang tak bisa diabaikan begitu saja. Orang Belanda bilang, “Wie de jeugd heeft, heeft de toekomst.” “Siapa yang memiliki pemuda, akan memiliki masa depan.” Dan itu sudah dibuktikan oleh Indonesia.
Tabrani bersama sembilan pemuda lainnya itu telah menjadi pelopor perlunya pemuda Indonesia memiliki cita-cita persatuan Indonesia. Sepuluh pemuda itu menjadi panitia penyelenggara Kongres Pemuda Indonesia Pertama pada 29 April - 2 Mei 1926.
Tujuan dari kongres ini hendak menyatukan organisasi-organisasi pemuda yang bersifat kedaerahan menjadi organisasi yang menjunjung cita-cita persatuan Indonesia. Meski kongres itu gagal mencapai kesepakatan fusi organisasi, tetapi menjadi pendorong lahirnya organisasi-organisasi yang menjunjung persatuan Indonesia.
Oohya! Baca juga ya: Kehebatan Armada Laut Jepara Dorong Belanda Cari Lokasi Istana Ratu Kalinyamat dan Bebaskan Pajak di Mantingan
Lagu “Indonesia Raya” dibuat setelah WR Supratman mendapat inspirasi dari isi pidato-pidato di Kongres yang menggelorakan semangat Indonesia Raya. Saat istirahat persidangan Kongres, WR Supratman yang saat itu sebagai wartawan Sin Po yang ditugasi meliput kongres, menemui Tabrani:
Mas Tabrani, saya terharu kepada semua pidato yang diungkapkan dalam Kongres Pemuda Indonesia Pertama. Teristimewa Pidato Mas Tabrani dan Sumarto. Dan cita-cita satu nusa satu bangsa yang digelari Indonesia Raya itu, saya akan buat. Dan namanya Indonesia Raya.
Dalam laporannya di Sin Po yang dimuat ulang oleh Darmo Kondo, Supratman menyinggung persatuan Indonesia Raya ini di alinea pertama laporannya. Ia menulis:
Congres moelai djam 8 dan berenti djam 11 setengah lebih. Selama congres tidak koerang dari 20 orang jang berbitjara atas nama perkoempoelan atau boeat persoonlijk (atas nama sendiri), dalam mana banjak pembitjara ada jang menjerang, ada jang menambah tjita2 dari itoe comite Indonesia Jeugd-beweging tentang “Groot Indonesisch Eenheid”, persatoean tjita tjita Indonesia boeat dapatkan kemadjoean dan kemerdekaan.
Priyantono Oemar
Sumber rujukan:
- Anak Nakal Banyak Akal karya M Tabrani (1979)
- Dari Kongres Pemuda Indonesia Pertama ke Sumpah Pemuda karya B Sularto (1986)
- Darmo Kondo, 9 Mei 1926
- Haagsche Courant, 2 Desember 1933
- Hindia Baroe, 2 Maret 1926
- Nieuwe Rotterdamsche Courant, 4 Juni 1926
- Verslag van het Eerste Indonesisch Jeugdcongres Gehouden te Weltevreden van 30 April tot 2 Mei 1926 (1926)
- Wage Rudolf Supratman karya B Sularto (1980/1981)
Untuk Yang Mulia Para Pencuri Naskah/Plagiator
Selama empat hari, Raffles menjarah Keraton Yogyakarta. Dari berbagai jenis barang yang dijarah itu terdapat naskah-naskah Jawa yang kemudian ia pakai sebagai bahan untuk buku The History of Java. Kendati naskah-naskah itu hasil jarahan, ia tetap menyebutkannya ketika ada bagian-bagian yang ia ambil untuk bukunya, seperti dalam kalimat: “Syair berikut adalah dari Niti Sastra Kawi”, “Cerita ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Crawfurd”.
Redaksi
[email protected]