Lincak

Muh Yamin Marah-Marah di Kongres Pemuda Indonesia, Apa Sebab?

Panitia Kongres Pemuda Indonesia Pertama dan para peserta sedang makan malam di hari terakhir kongres, 2 Mei 1926. Muh Yamin sempat marah-marah di kongres ini. Sumber: perpusnas ri

Kongres Pemuda Indonesia Pertama berakhir pada 2 Mei 1926. Pada sidang terakhir 2 Mei, seharusnya ada pembacaan sumpah pemuda, tapi batal dilakukan.

Sebelum waktu sidang umum terakhir tiba, Muh Yamin telah menyusun rancangan sumpah pemuda. Ia membahasnya di tim keciil.

Namun, Yamin marah-marah sehingga rancangan sumpah pemuda itu batal dibacakan di sidang umum terakhir. Yang kena marah Yamin adalah M Tabrani, pemuda Madura yang menjuadi aktivis Jong Java.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Apa sebab? Padahal saat itu Tabrani sebagai ketua panitia kongres, yang telah mengeluarkan dana pribadi untuk membiayai persiapan kongres.

Kongres Pemuda Indonesia Pertama berlangsung sejak 29 April 1926. Panitia diketua oleh M Tabrani, dengan jumlah anggota kepanitiaan, plus Tabrani, ada 10 pemuda.

Lengkapnya, selain Tabrani ada pula Soemarto, Djamaluddin Adinegoro, Bahder Djohan, Soewarso, Paul Pinontoan, Ahmad Hamami, Sanusi Pane, Jan Toule Soulehuwij, dan Sarbini. Tabrani harus melakukan berbagai cara mengurus persiapan kongres, termasuk melobi polisi agar mendapat izin kongres.

Salah satunya adalah berjanji menyediakan naskah tertulis prasaran dari para pemrasaran. Prasaran itu akan ditulis di dalam bahasa Belanda, sehingga polisi yang kan ditugasi mengawasi jalannya kongres, tak perlu sibuk mencatat.

Yamin tidak menjadi panitia, tetapi ia diminta memberikan prasaran. Semula Yamin menolak menjadi pemrasaran ketika syaratnya menyampakan prasaran dalam bentuk tertulis.

Ketika Tabrani menyebut akan mencari orang lain yang bersedia menyampaikan prasaran tertulis, baru kemudan Yamin bersedia. Ia menyampaikan prasaran mengenai bahasa-bahasa yang ada di Indonesia saat itu dan menyebut bahasa Jawa dan bahasa Melayu berpotensi menjadi bahasa persatuan.

Prasaran Yamin menjadi yang paling panjang dibandingkan prasaran dari pemrasaran lainnya. Menurut Yamin, bahasa Jawa memiliki kekuatan digunakan oleh paling banyak penduduk Indonesia.

Namun, bahasa Jawa sulit dipelajari oleh penduduk luar Jawa. Sedangkan bahasa Melayu, meski penggunanya sedikit, tetapi mudah dipelajari oleh penduduk dari luar Sumatra.

Itulah sebabnya, ketika menyusun rancangan sumpah pemuda, Yamin menyebut bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan. Serta-merta Tabrani menentang ide ini.

Hal itu memicu Yamin untuk marah. Ia menyebut, sebelum prasaran ia sampaikan di sidang umum, Yamin selaku ketua tlah menyetujuinya, tapi kenapa tiba-tiba menolak rancangan sumpah pemuda yang ia susun berdasarkan isi prasaran yang ia sampaikan di sidang umum?

Tabrani memiliki alasan sendiri, yang sudah ia lontarkan sejak awal 1926. Bahwa bahasa persatuan seharusnya bukanlah dipilih dari salah satu bahasa yang sudah ada di Indonesia.

Jika itu terjadi, kata Tabrani, akan memunculkan imperialisme bahasa. Bahasa-bahasa yang tidak terpilih sebagai bahasa persatuan akan terdesak oleh bahasa yang dipilih sebagai bahasa persatuan.

Berita Terkait

Image

Menteri Pendidikan Ini Pernah Marah pada 2 Mei, Apa Masalahnya?

Image

Menteri Pendidikan Ini Pernah Marah pada 2 Mei, Apa Masalahnya?

Image

Tae Bikin Farhat Abbas dan Denny Sumargo Berseteru, Parada Harahap dan Tabrani Dulu Berseteru karena Kongkalikong

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

oohya.republika@gmail.com