Pitan

Insya Allah dan Assalamualaikum di Injil Cetakan Belanda, Kok Bisa?

Belanda menggunakan istilah-istilah Islam untuk menyebarkan Kristen di Indonesia. Selain Isa Almasih, ada insya Allah dan assalamualaikum di Injil berbahasa Melayu. Ada tahlil untuk kidung.

Kiai Mojo dan pengikutnya yang dibuang oleh Belanda ke Tondano, Minahasa, menjadi sasaran kristenisasi. Penginjil JF Riedel sering mengajak Kiai Mojo bertemu, dan ia menghadiahkan Injil kepada panglima Perang Diponegoro itu.

Itu terjadi pada 1830-1840-an, ketika baru ada Injil berbahasa Melayu tinggi dengan memasukkan kata-kata Arab. Pada 1900-an, orang-orang Minahasa lebih menyukai Injil berbahasa Melayu rendah hasil terjemahan penginjil Klinkert, juga masih ada kata-kata dari bahasa Arab.

Sebelum itu, yang digunakan adalah Injil terjemahan yang banyak menyisipkan bahasa Portugis dengan kualitas bahasa Melayu yang buruk. Mengapa Kompeni/Belanda perlu menyisipkan kata-kata Arab , seperti insya Allah dan assalamualaikum, ke dalam Injil berbahasa Melayu itu?

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Oohya! Baca juga ya:

Panglima Perang Diponegoro Ini Jadi Sasaran Kristenisasi di Tondano

Injil berbahasa Melayu tinggi karya penginjil Milchior Leijdecker susah dimengerti oleh orang awam. Karenanya, mereka lebih menyukai Injil berbahasa Melayu rendah karya penginjil Klinkert, yang lebih mudah dipahami.

Namun, menurut Dr Th van den End di buku Ragi Carita 1, di Maluku hingga awal abad ke-20, Injil terjemahan Leijdecker lebih disukai daripada Injil terjemahan Klinkert. Orang-orang Maluku lebih mudah memahami bahasa Melayu tinggi daripada bahasa Melayu rendah.

Injil yang diterjemahkan adalah Injil dalam bahasa Belanda. Dalam Kisah Segala Rasul Pasal XVIII, Ayat 21, tertulis:

Maar hij nam afscheid van hen, zeggende: ik moet ganschelijk het toekomen de Feestte Jeruzalem houden: doch ik zal tot u wederkeeren, zoo God wil. En hij voer weg van Efeze.

Oohya! Baca juga ya:

Kecewa pada Amangkurat II, Kenapa Kapten Jonker Bakar Rumah Penginjil Leijdecker di Tugu?

Diterjemahkan menjadi:

Maka ia meminta diri kapada mareka-itu, katanya: Tadapat tidak aku mendapati hari-raya yang datang ini di Yerusalem, kemudian aku hendak balik kapada kamu, insya Allah. Hata maka berlayarlah ia dari Epesus.

Zoo God wil yang artinya bila Tuhan menghendaki, oleh Klinkert diterjemahkan menjadi insya Allah. God tidak diterjemahkan sebagai Tuhan, melainkan sebagai Allah. Dalam Injil ini, Tuhan diterjemahkan dari Heer.

Demi kristenisasi di Indonesia, itulah yang dilakukan Belanda. Menggunakan istilah-istilah Islam yang sudah akrab di telinga Muslim Indonesia.

Di Mattius Pasal 22, Ayat 31 ditulis:

En Jezus zeide tot hem gij zult liefhebben den Heer uwen God met geheel uw hart, en met geheel uwe ziel, en met geheel uw verstand.

Diterjemahkan menjadi:

Maka Yesus berkata sama dia: Kamu mesti cinta sama Tuhan Allahmu dengan sagenep hatimu, dengan sagenep jiwamu, dan dengan sagenep budimu.

Oohya! Baca juga ya:

Keturunan Sultan Agung Dipecat dari Perhimpunan Indonesia, Mengapa?

Heer uwen God diterjemahkan oleh Klinkert menjadi Tuhan Allahmu. Dalam kamus Melayu-Belanda yang disusun Klinkert (Nieuw Maleisch-Nederlandsch Zakwoordnboek, 1916), Allah diberi penjelasan sebagai nama Tuhan (de naam van God), dari bahasa Arab.

Di kamus itu pula, Tuhan diberi arti de Heere. Tuhan Allah diberi arti de Heere God. Untuk Tuwan (tuan) ia beri arti heer, meester, eigenaar.

Salam di Injil terjemahan Klinkert itu juga menggunakan salam dalam Islam. Di Mattius Pasal XXVIII Ayat 9 tertulis:

En als zij heengingen om zijnen discipelen te bootschappen, zie, Jezus is haar ontmoet zeggende: wees gegroet. En zij tot (hem) komende, grepen zijne voeten en nanbaden hem.

Oohya! Baca juga ya:

Gagal Malam Pertama, Bung Karno Dapat Berkah

Diterjemahkan menjadi:

Adapun semantara mareka itu berdjalan hendak memberi tahu kapada murid-muridnya, hairan, maka bertemulah Isa dengan dia seraya katanya: Assalam alaikum! Maka datanglah mareka itu memeluk kakinya sërta sujud menjembah dia.

Demi kesuksesan kristeniasi di negeri berpenduduk Muslim, wees ge groet, yang berarti salam, oleh Klinkert diterjemahkan menjadi assalamualaikum (di Injil dan di kamus ditulis: assalam alaikum). Di ayat terjemahan ini ada juga penyebutan Isa untuk menggantikan nama Jezus dalam bahasa Belanda.

Yesus Kristus di Injil berbahasa Melayu ini memang diperkenalkan sebagai Isa Almasih. Injil yang diterjemahkan Klinkert, dalam bahasa Belandanya berjudul: Het Nieuwe Testament of Alle Boeken des Nieuwen Verbonds van Onzen Heer Jezus Christus.

Demi kristenisasi, ia menerjemahkannya menjadi: Wasiat jang Beharoe ija-itoe Segala Kitab Perdjandjian Beharoe ataw Indjil Toehan Kita Isa Almasih. Onzen Heer Jezus Christus diterjemahkanmenjadi Tuhan Kita Isa Almasih. Isa Aimasih di Islam dikenal sebagai nabi, bukan tuhan.

Pada terbitan 1916, penyebutan Isa Almasih dikembalikan lagi ke Yesus Kristus. Lengkapnya Wasiat jang Beharoe ija-itoe Segala Kitab Perdjandjian Beharoe ataw Indjil Toehan Kita Jesoes Kristoes.

Oohya! Baca juga ya:

Sering Bertemu Kai Mojo, Begini Penginjil Belanda Lakukan Kristenisasi di Tondano

Di bagian isi pun, nama Isa Almasih dihilangkan. Tapi untuk insya Allah dan assalamualaikum masih digunakan di Injil terbitan 1916 ini.

Penggunaan Isa Almasih untuk memperkenalkan Yesus Kristus di Indonesia ini dibahas di Konferensi Zending Hindia Belanda III pada 1923. Konferensi itu memutuskan penggunaan Isa Almasih dan Gusti Yesus dalam penyebaran Kristen di Indonesia.

Sedangkan di daerah-daerah tertentu, orang sudah mengenal Gusti Yesus, sehingga penyebutan itu tetap dipertahankan. Di Mojowarno, Jawa Timur, penginjil Coolen memperkenalkan Tuhan Yesus sebagai Gusti Yesus sejak 1827.

Di Konferensi Zending yang diikuti para penginjil Belanda itu diakui bahwa banyak orang Islam yang menjadi sasaran kristenisasi tidak mengenal Yesus Kristus. Oleh karena itu, di Injil yang akan disebarkan tetap digunakan penyebutan Isa Almasih.

“Nama Nabi Isa yang memakai terminologi Muhammad tidak menimbulkan pemikiran yang salah, karena dalam Alquran, Muhammad menempatkan nabi ini di atas dirinya sendiri. Ungkapan ini tidak perlu dihindari,” tulis De Preangerbode edisi 7 Juni 1923 mengenai perdebatan di konferensi itu.

Untuk memperluas jangkauan Injil yang menyebut Tuhan Isa Almasih itu, di konferensi muncul usulan agar Injilnya dijual dengan harga murah.

Buku-buku pengajaran Kristen yang lain juga memakai istilahyang sudah umum di kalangan Muslim Indonesia. Ada Kitab Tahlil Ambon, Kitab Tahlil MInahasa, Mazmoer dan Tahlil, Barang Tahlil pada Gunanja Djamaat Mesehi Indjili.

Tahlil dipakai untuk menggantikan kidung/nyanyian (zingen).

Priyantono Oemar

Berita Terkait

Image

Anggota Dewan Kabupaten Grobogan 9 Orang, Adakah Kakek Buyut Anda?

Image

Melawan Belanda dengan Bahasa