Tiga Capres Pernah ke Grobogan, Ada yang tidak Dikenali Wajahnya, Ada yang Didemo, Ada yang Makan Nasi Pagar
Kata B Schrieke, Grobogan memiliki sumber api yang mencerminkan asas kekuasaan yang bersinar. Di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, ada api abadi.
Di Desa Selo juga ada api abadi, yang diyakini, berasal dari petir yang ditangkap Ki Ageng Selo. Di Desa Selo ini dulu Ki Ageng Selo tinggal dan menyebarkan agama Islam. Joko Tingkir adalah salah satu santrinya.
Oohya! Baca juga ya:
Ki Ageng Selo adalah cicit dari Raja Majapahit Brawijaya V. Bondan Kejawan, anak Brawijaya V, dibuang ke Grobogan, lalu menjadi menanti Ki Ageng Tarub.
Bondan Kejawan kemudian memiliki anak, salah satunya dikenal sebagai Ki Ageng Getas Pendowo. Ki Ageng Getas Pendowo memiliki anak, salah satunya dikenal dengan nama Ki Ageng Selo.
Ki Ageng Selo inilah yang menurunkan raja-raja Mataram. Pendiri Mataram, Panembahan Senopati, yang memiliki nama kecil Danang Sutowijoyo, adalah putra dari Ki Ageng Pemanahan.
Oohya! Baca juga ya:
Hiruk Pikuk Pilpres 2024, Sejuta Kabut di Depan Para Pemuda
Ki Ageng Pemanahan merupakan putra dari Ki Ageng Enis. Sedangkan Ki Ageng Enis adalah putra dari Ki Ageng Selo.
Dalam mitologi Jawa, kekuasaan selalu dikatikan dengan cahaya. Orang yang memiliki keberuntungan ketiban ndaru, kejatuhan cahaya, kelak akan akan menjadi penguasa. ‘
Maka, tak heran jika B Schrieke mengatakan api abadi di Grobogan sebagai asas kekuasaan yang bersinar. Ibu Tien Soeharto adalah keturunan ke-17 Ki Ageng Selo yang kemudian mendampingi Soeharto memimpin Indonesia selama 32 tahun.
Oohya! Baca juga ya:
Pencetus Bahasa Indonesia Berdarah Santri Madura Itu Pernah Dicap Murtad oleh Kiainya
Sukarno juga memiliki buyut yang pernah menjadi wedana di daerah Grobogan, yaitu wedana Wirosari. Puan Maharani, cucu Sukarno, pernah menyalakan obor di api abadi Mrapen pada 2018 untuk digunakan di Asian Games 2018.
Namun, Puan belum beruntung menjadi capres. PDIP malah mencapreskan Ganjar Pranowo.
Ganjar menjadi gubernur Jawa Tengah selama 10 tahun. Tentu saja ia sudah berkali-kali mengunjungi Grobogan.
Panen bersama petani Grobogan, sudah. Jalan bareng warga Grobogan, sudah. Sidak kebutuhan pokok di pasar-pasar di Grobogan, juga sudah.
Makan nasi pagar di Grobogan, juga sudah. Hah, nasi pagar? Apa itu?
Oohya! Baca juga ya:
“Seumur hidup saya baru nemu ada masyarakat makan pagar. Kalau ndhak sakti, tidak mungkin. Untune mesthi kuwat tenan,” ujar Ganjar Pranowo, seperti dikutip jatengprov.go.id. Maksud Ganjar, jika tidak sakti tidak mungkin bisa makan pagar. Giginya pasti kuat sekali.
Pada 2020, Ganjar dari Semarang naik sepeda ke Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan. Ia harus menghadiri Festival Nasi Pagar 2020.
Laman Pemprov Jateng itu menulis, nasi pagar terdiri dari nasi yang ditambani daun papaya, tauge, dan serundeng rasa asin. Ada juga sayuran lainnya.
Oohya! Baca juga ya:
“Sekilas mirip dengan pecel, karena semua bahan sayuran itu digabung jadi satu dalam sebuah pincuk daun dan disiram meggunakan sambal kacang. Rempeyek dan bakwan menjadi penamping menu makanan itu. Bedanya, nasi pagar diberi mlanding atau petai cina yang tua dan muda,” tulis laman Pemprov Jateng itu.
Prabowo Subianto juga pernah ke Grobogan. Pada 2007, pada awal-awal menjadi ketua umum Himpunan Kerukukan Tani (HKTI), Prabowo mengaku berkunjung ke Grobogan.
Pada 2019, ia juga berkampanye di Grobogan bahkan bercanda dengan pendukungnya, menyebut wajah Grobogan hitam-hitam. Setelah pulang ke Jakarta, Prabowo didemo masyarakat yang tidak terima candaan Prabowo.
Anies Baswedan ternyata juga pernah berkunjungke Grobogan. Itu ia lakukan setelah ia dideklarasikan sebagai capres Partai Nasdem.
Mei 2023, di media ramai mengenai pengalaman Anies tidak dikenali wajahnya oleh petani Grobogan. Pada 21 Mei 2023, di acara Relawan Anie Baswedan di Senayan, Anies menceritakan pengalamannya itu.
Oohya! Baca juga ya:
Papeda Jadi Google Doodle, Ternyata di Masa Lalu Orang Jawa Juga Makan Papeda dengan Garang Asem
Ia pergi ke Grobogan tanpa liputan media, berbincang dengan petani yang ia temui di sawah. Setelah lama berbincang, ia pamit. Sebelum pamit ia bertanya kepada petani itu, mengenali orang yang sedang berbincang dengannya atau tidak.
Ternyata petani itu mengaku tidak kenal. Namun, begitu Anies menyebutkan nama lengkapnya, petani itu langsung merespons: Pak Anies Baswesdan gubernur DKI?
Lalu, siapa yang akan memperoleh suara di daerah banteng ini?
Ma Roejan
Sumber rujukan:
- Ki Ageng Selo karya T Wedy Utomo (1983)
- Sejarah dan Hari Jadi Kabupaten Grobogan (1990/1991)