Egek

Inilah 40 Nama Spesies Cendrawasih Papua yang Didata oleh Alfred Russel Wallacea, Ada Beberapa Ditemukan di Australia

Floranesia Lantang menerangkan jenis cendrawasih yang dijadikan karakter pada buku cerita anak bergambar. Michael Idol dan Flora menulis buku cerita mengenai cendrawasih.

Istri Michael Idol memperlihatkan burung cendrawasih berbulu kuning. Ia pun meminta anak-anak yang hadir di peluncuran buku cerita anak bergambar menyebutkan foto itu sebagai cendrawasih kuning besar atau kecil.

Anak-anak pun menyebutnya sebagai cendrawasih kuning besar. Jawaban mereka disebut sebagai jawaban yang benar oleh istri Michael Idol, Floranesia Lantang.

Cendrawasih berbulu kuning memang ada dua. Cendrawasih kuning besar disebut greater bird of paradise, dan cendrawasih kuning kecil yang disebut lesser bird of paradise.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Oohya! Baca juga ya: Prajurit Sultan Agung Mataram Diminta Ambil Wudu Sebelum Menyerbu Batavia, Eh, Kompeni Tembaki Mereka dengan Peluru Tinja

Alfred Russel Wallacea mencatat cendrawasih kuning besar sebagai Paradisea apoda. Ia merupakan burung cendrawasih terbesar yang dikenal.

“Pada umumnya, panjang burung ini 17 atau 18 inci, diukur dari paruh sampai ujung ekor,” tulis Wallacea.

Cendrawasih bisa ditemukan di Papua dan Maluku. Wallacea mencatat ada 50 jenis cendrawasih, 40 di antaranya ada di Papua.

Berikut daftarnya:

1. Paradisea apoda. Cendrawasih kunig besar ini ditemukan di Kepulauan Aru dan Papua bagian tengah.

2. Paradisea papuana (Paradisea minor). Cendrawasih kuning kecil ini ditemukan di papua bagian barat laut, Pulau Mysol, dan Pulau Jobi (Yapen).

3. Paradisea rubra (Paradisea sanguine). Cendrawasih merah ini ditemukan di Waigeo dan Batanta.

Oohya! Baca juga ya: Tsunami Aceh, Kontak Senjata TNI-GAM Membuat Anak-Anak Pengungsi di Kamp Pengungsi Posko Jenggala di Lhok Nga Ketakutan

4. Paradisea decora. Cendrawasih goldi ini ditemukan di Kepulauan D’Entrecasteaux di Papua Nugini. Memiliki bulu merah lebih banyak dari paradise rubra dengan bulu kepala-leher seperti pada Paradisea papuana.

5. Paradiesa raggiana. Cendrawasih ini mirip Paradisea apoda, tetapi bulunya berwarna merah. Ditemukan di Papua bagian tenggara.

6. Paradisea guilielmi II. Cendrawasih kaisar ini ditemukan di German Papua. Kepala, tengkuk, dan leher berbulu hijau. Punggung berbulu kuning.

7. Paradisea novoeguineoe. Cendrawasih jenis ini dianggap sebagai bentuk lain dari Paradisa apoda, ditemukan d Papua bagian selatan.

8. Paradisea finschi. Cendrawasih jenis ini dianggap sebagai bentuk lain dari Paradisea papuana, ditemukan di Papua bagian selatan.

9. Cicinnurus regius. Cendrawasih raja ini bisa ditemukan di seluruh wilayah Papua, Mysol, dan Kepulauan Aru.

Oohya! Baca juga ya: Kisah Ten Dudas, 10 Duda Penyintas Tsunami Aceh Membangun 200 Rumah Darurat Dibantu Posko Jenggala

10. Diphyllodes speciosa (Diphyllodes magnifica). Bulunya sangat indah, ditemukan di Papua bagian barat laut dan Mysol.

11. Diphyllodes wilsoni, dikenal juga sebagai Diphyllodes respublica. Cendrawasih merah yang ditemukan di Pulau Waigeo.

12. Diphyllodes chrysoptera. Masih satu family dengan Diphyllodes magnifica, bedanya di warna yang lebih beragam.

13. Diphyllodes jobiensis. Cendrawasih ini masih satu spesies dengan cendrawasih di Pulau Jobi.

14. Diphyllodes hernsteini. Cendrawasih sayap merah, jambul cokelat. Ditemukan di pegunungan tapal kuda Papua bagian tenggara.

15. Diphyllodes guililemi III. Cendrawasih ini memiliki bulu jingga dan merah di punggung dengan kipas berbintik-bintik hiau seperti cendrawasih raja dari Waigiou Timur.

16. Lophorina atra atau Lophorina superba. Cendrawasih ini ditemukan di Pegunungan Arfak di Papua bagian barat laut.

Oohya! Baca juga ya: Promosi Starbucks, Bagaimana Kedai Kopi Amerika Itu Melakukannya Sebelum Ada Boikot Kasus Israel?

17. Lophorina minor. Cendrawasih ini memiliki tubuh lebih kecil dari Lophorina superba, ditemukan di Pegunungan Astrolabe di Papua bagian tenggara. Bentuk kerah leher dan warna bulunya berbeda dengan Lophorina superba.

18. Partotia sexpennis. Cendrawasih emas ini ditemukan di Pegunungan Arfak di Papua bagian barat laut.

19. Parotia lamesi. Cendrawasih ini ditemukan di Pegunungan Astrolabe di Papua bagian tenggara. Mirip dengan Parotia sexpennis, memiliki perbedaan tipis di warna bulu dan bentuk berkas bulu dada.

20. Semioptera wallacei. Disebut juga sebagai bidadari Halmahera. Cendrawasih sayap standar Wallace ini ditemukan di Pulau Bacan dan Gilolo.

21. Epimachus magnus atau Epimachus specious. Cendrawasih ekor panjang ini ditemukan di Papua bagian barat laut.

22. Epimachus magnificius. Cendrawasih paruh sabit dada bersisik, ditemukan di daerah yang dihuni oleh Paradisea superba dan Paradisea sexpennis. Memiliki bulu punggung berwarna beludru, bila terkena sinar memantulkan warna merah.

Oohya! Baca juga ya: Putri Solo Menari untuk Pernikahan Putri Juliana di Belanda dengan Iringan Gamelan yang Dimainkan di Jawa, Ini di Akhir 1936 dan Awal 1937 Lho

23. Epimachus macheayi. Mirip dengan Epimachus magnus, ditemukan di Pegunungan Astrolabe di Papua bagian tenggara.

24. Epimachus meyeri. Cendrawasih paruh sabit cokelat ini satu family dengan Epimachus magnus, ditemukan di pegunungan tapal kuda di Papua bagian tenggara.

25. Epimachus elliotti. Cendrawasih ini tidak terlalu indah, habitatnya pun tidak diketahui.

26. Seleucides alba atau Seleucides nigricans. Cendrawasih bertajuk 12 ini ditemukan di papua bagian barat laut dan bagian tenggara.

27. Ptiloris magnifica atau Craspedophora magnifica. Cendrawasih toowa cemerlang ini ditemukan di seluruh wilayah Papua.

28. Ptiloris alberti. Cendrawasih toowa pangeran albert ini ditemukan di Australia bagian utara.

29. Ptiloris paradise. Cendrawasih toowa surge ini disebut juga burung rifle, ditemukan di Australia bagian timur.

Oohya! Baca juga ya: Tinggi Kandungan Litium, akankah Objek Wisata Bleduk Kuwu di Grobogan Ini Dijadikan Areal Pertambangan?

30. Ptiloris victoriae. Cendrawasih toowa victoria ini disebut juja burung rifle ratu victoria, ditemukan di Australia bagian timur laut.

31. Ptiloris intercedens atau Craspedophora intercedens. Cendrawasih toowa timur ini ditemukan di Papua bagian tenggara, kerabat dekat Ptiloris magnifica.

32. Astrapia nigra atau Astrapia arfak. Disebut juga paradise pie, ditemukan di Pegunungan Arfak di Papua bagian barat laut.

33. Paradigalla carunculata. Disebut juga paradigala ekor panjang, ditemukan di Pegunungan Arfak di Papua bagian barat laut. Spesies ini disebut Wallace sangat langka. “Satu-satunya specimen berada di Museum Philadelphia.

34. Drepanornis albertisi
35. Drepanornis cervinicauda
36. Drepanornis brujini

Tiga jenis di atas disebut Wallacea memiliki ciri fisik yang berbeda dari semua yang sudha disebut, sehingga ditempatkan dalam genus baru. Ukurannya agak kecil nilai hiasan bulunya juga tidka terlalu tinggi, ditemukan di seluruh wilayah Papua.

Oohya! Baca juga ya: Perusahaan Tambang Pulau Wawonii Ajukan Uji Materiil UU Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Ini Harapan Warga Pulau Kecil kepada MK

37. Astrarchia stephanioe. Masih satu family dengan Astrapia nigra, ditemukan di Pegunungan Owen Stanley.

38. Paradisornis rudolphi. Cendrawasih kecil ini dikenal dengan bulu samping dan bulu ekor tengah berbintik-bintik biru, ditemukan di Pegunungan tapal kuda.

39. Pteridophora alberti. Cendrawaasihini bulun panjang seperti pohon pakis di sudut mata, warnanya biru lembut, ditemukan di daerah pegunungan di Papua.

40. Paradise oriele. Sebelumnya, diberi nama Latin Paradisea aurea dan Oriolus aureus.

Priyantono Oemar

Sumber rujukan:
Kepulauan Nusantara karya Alfred Russel Wallacea, penerjemah Tim Komunitas Bambu (2009)

Untuk Yang Mulia Para Pencuri Naskah/Plagiator

Selama empat hari, Raffles menjarah Keraton Yogyakarta. Dari berbagai jenis barang yang dijarah itu terdapat naskah-naskah Jawa yang kemudian ia pakai sebagai bahan untuk buku The History of Java. Kendati naskah-naskah itu hasil jarahan, ia tetap menyebutkannya ketika ada bagian-bagian yang ia ambil untuk bukunya, seperti dalam kalimat: “Syair berikut adalah dari Niti Sastra Kawi”, “Cerita ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Crawfurd”.

Redaksi
[email protected]

Berita Terkait

Image

Ada LSPro di Tanah Papua, Uji Mutu Kopi, Kakao, dan Pala tak Perlu Lagi ke Jawa

Image

Prabowo Ingin Swasembada Pangan. Berani Tiru Orang Dayak dan Orang Papua?