Lincak

Pilih Kekerasan di Papua, Sukarno Abaikan Surat Kennedy

Presiden Amerika Serikat John F Kennedy mengirim surat kepada Presiden Sukarno. Ia meminta Sukarno mengendalikan diri untuk tidak menggunakan kekerasan di Papua. Namun, Sukarno mengabaikannya, tetap memilih kekerasan untuk membebaskan Papua dari cengkeraman Belanda. Sumber: buku bung karno penyambung lidah rakyat indonesia

Saat membuka Kongres Gerwani, Presiden Sukarno membahas Irian Barat (Papua) yang masih dikuasai Belanda. Presiden Amerika Serikat John F Kennedy mendengar isi pidato Sukarno di kongres itu, yang mendorongnya untuk mengirim surat kepada Sukarno.

Reuters dan Associated Press (AP) membocorkan isi surat itu, isinya, Presiden Kennedy meminta Sukarno untuk mengendalikan diri. Mengapa Kennedy meminta hal itu? Apa memang yang dibahas Sukarno di kongres itu?

Saat itu, perundingan damai Indonesia-Belanda mengenai Papua untuk menghindari aksi kekerasan masih berlangsung di PBB. Namun, perundingan itu tak ada perkembangan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Bahkan, perundingan itu dinilai cenderung merugikan Indonesia. PBB dianggap mendukung Belanda.

Demikian pula Amerika Serikat, dianggap mendukung PBB yang pro-Belanda. Hal itu mengundang koran nasionalis, Merdeka, menulis di editorialnya: "Semakin lama kita berbicara dan menyatakan bahwa kita siap berunding, semakin besar kemungkinan Belanda akan mencoba memanfaatkannya."

Sukarno tak ingin kehilangan Papua yang ia sebut sebagai wilayah Indonesia yang masih dikuasai Belanda. Pada saat sidang BPUPKI sebelum proklamasi kemerdekaan, Papua sudah dibahas sebagai wilayah yang harus ikut merdeka.

Namun, pada kenyataannya, saat Sukarno-Hatta memproklamasikan Indonesia, Papua masih dikuasai Belanda. Wilayah-wilayah lain yang sebelumnya ikut ptoklamasi kemerdekaan, akhirnya berbalik arah pro-Belanda, yang kemudian diselesaikan lewat pembentukan Republik Indonesia Serikat.

Beruntung, negara-negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat bersedia kembali ke pangkuan Republik Indonesia. Papua yang masuk negara Indonesia Timur, tetap sebagai wilayah yang dikuasai Belanda, yang membuat Indonesia membawanya ke PBB.

Namun rupanya, perundingan di PBB kurang menguntungkan Indonesia, sehingga Sukarno menyerukan penyelesaikan dengan senjata untuk mengusir Belanda dari Papua. Penyelesaian ini, menurut Sukarno, sepertinya harus diambil Indonesia, karena PBB cenderung mengakui pendudukan Belanda di Papua.

Selain itu, Amerika Serikat dianggap Sukarno juga cenderung mendukung PBB. Menurut Sukarno, jika PBB menyetujui pendudukan Belanda atas Papua, itu artinya juga menyetujui Indonesia menggunakan cara kekerasan untuk mengusir Belanda, karena Papua masih wilayah Indonesia.

Sukarno menyebut, satu-satunya bahasa yang dipahami Belanda adalah bahasa kekerasan. Karena itu, ia bertekad membebaskan Irian Barat dengan kekerasan.

Sukarno juga berseru kepada seluruh rakyat Indonesia untuk memperiapkan diri dengan baik untuk pembebasan Irian Barat. Sukarno tak menggubris surat Kennedy.

Berita Terkait

Image

Sukarno, G30S/PKI, Kopi, dan Endokterinasi

Image

Surat yang Bikin Spanyol dan Potugis Perang Rempah di Maluku

Image

Merah Putih Diprotes Monako, Berkibar di Papua 10 Tahun Kemudian

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

oohya.republika@gmail.com