Lincak

Bupati Bandung Naik Haji, Orang Sunda Tawaf Bawa Gabah

Pada 1924 Bupati Bandung RAA Wiranatakusuma naik haji. Ia menjadi tamu Raja Arab Saudi. Saat tawaf ia lihat jamaah dari Sunda bawa gabah selama tawaf. Sumber:reuters/republika

Ini pengalaman haji dari Bupati Bandung RAA Wiranakusuma. Ia melihat hal-hal yang tidak semestinya dilakukan oleh jamaah haji dari Indonesia.

Naik haji pada 1924, ia menyaksikan ada jamaah haji Sunda membawa gabah dari Tanah Air untuk dibawa ketika tawaf. Ada juga lintah darat yang berusaha menempelkan mata uang yang ia bawa ke dinding Ka’bah.

Tentu saja RAA Wiranatakusuma menjadi tamu Raja Arab Saudi selama menjalankan ibadah haji itu merasa heran dengan tabiat semacam itu. Apa sebenarnya yang dilakukan oleh jamaah itu?

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Wiranatakusuma beruntung mendapat pelayanan Raja Arab Saudi. Ia tidak perlu membayar cukai 20 persen, tidak perlu pula masuk pulau karantina.

“Saya pun akan dijemput dengan auto Baginda sendiri,” tulis Wiranatakusuma dalam tulisannya berjudul “Pengalaman Saya ke Mekah” yang dimuat ulang di buku Naik Haji di Masa Silam.

Dengan begitu, Wiranatakusuma tidak mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan di pulau karantina. Tidak pula berkesempatan ditipu Baadui saat harus naik unta dari Jeddah ke Makkah.

Karena naik mobil Raja Arab, selama di perjalanan meski menjumpai orang Badui, tak ada orang Badui yang menyampernya ke mobil untuk berniat buruk kepada penumpangnya. Mereka yang menghapiri mobil adalah orang Badui yang jual air, untuk keperluan radiator mobil.

Selama di Makkah, Wiranatakusuma menyaksikan tukang jual sirup berbahsa Sunda saat menjual sirupnya. “Sirop manis saholala, sirop manis saholala! Mari sini, kadieu Jawa, mari sini, kadieu, mangga kulan!”

Wiranatakusuma sering berjalan-jalan di Makkah mengenakan pakaian haji Jawa biasa. Tak heran jika ada penjual sirup melihat dia langsung menawarkan dalam bahasa Sunda sembari memanggilnya Jawa.

Wiranatakusuma juga ziarah ke makam Pangeran Sumedang dan makam Siti Khadijah. Wiranatakusuma menjalankan ibadah Ramadhan di Makkah dan berlebaran bersama Raja Arab.

Suatu kali saat tawaf, ada yang menemui Wiranatakusuma. Orang itu bertanya soal keinginan masuk ke dalam Ka’bah. Dia jawab tidak ingin.

Orang itu heran, kenapa jauh-jauh dari Jawa tidak ingin masuk Ka’bah? Wiranatakusuma tentu punya jawaban, tetapi tidak ia lontarkan kepada orang itu.

Berita Terkait

Image

Tak Ada Pahlawan Lokal Jadi Monumen di Grobogan, Kenapa?

Image

Bupati Grobogan dan Orang-Orang Cina Serang Belanda, Begini Triknya

Image

Tiada Remaja Sunda Juara Balap Peti Sabun, Masa Akhir Indo di Indonesia

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

oohya.republika@gmail.com