Pitan

Ibu Tien Soeharto ke Sekolah Pakai Kebaya, Pernah Mengulang di Sekolah Ongko Loro

Ibu Tien Soeharto remaja (paling kanan) mengenakan kain kebaya di pendopo Kabupaten Wonogiri. Ibu Tien pernah mengulang di Sekolah Ongko Loro. Kenapa?

Ibu Tien Soeharto pernah setahun di HIS Solo saat ia diangkat anak oleh sahabat ayahnya yang polisi. Katena sakit, ia diambil lagi oleh orang tuanya.

Di tempat kerja ayahnya sebagai camat di Kerjo tak ada HIS, maka Ibu Tien Soeharto kembali belajar di Sekolah Ongko Loro. Ibu Tien baru kembali ke HIS setelah ayahnya naik pangkat menjadi Wedana Wuryantoro di Wonogiri.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Pakaian sekolah yang saya pakai setiap hari adalah kain kebaya," ujar Ibu Tien Soeharto di buku Siti Hartinah Soeharto Ibu Utama Indonesia.

Oohya! Baca juga ya:

Taksi Kosti Hilang dari Jakarta, Sarwono Rekam 10 Sopir Mabuk

Di HIS Wonogiri ini Ibu Tien Soeharto bersahabat dengan Praptini, anak bupati Wonogiri. Mereka berangkat ke sekolah naik andong.

Ibu Tien Soeharto lahir di Jaten, Karanganyar, pada Agustus 1923. Saat itu ayahnya menjadi camat Jaten.

Saat Ibu Tien Soeharto berusia dua tahun, ayahnya dipindah tugas menjadi camat Jumapolo. Masih di Karanganyar.

Dari Jumapolo, ayahnya dipindah ke Matesih. Juga masih di Karanganyar.

Oohya! Baca juga ya:

Eks Tapol Jadi Anggota Golkar, Sarwono Bikin Pak Dhar Tertawa

Di Matesih inilah Ibu Tien Soeharto masuk Sekolah Ongko Loro. Di Matesih hanya ada sekolah ini, muridnya belajar hanya sampai kelas dua.

Saat di Matesih inilah datang tamu dari Solo. Sahabat ayahnya yang menjadi polisi.

Polisi itu berminat mengangkat Ibu Tien sebagai anak untuk dibawa Solo. Saat itu usia Ibu Tien Soeharto sudah tujuh tahun.

Ayah Ibu Tien Soeharto mengizinkan. Ayah angkatnya kemudian menyekolahkannya ke HIS Solo.

Tak diceritakan soal pakaian yang ia kenakan di HIS Solo. Entah mengenakan kain kebaya atau rok.

Ia hanya menjalani belajar setahun di HIS Solo. Baru setahun masuk sekolah di HIS Solo, Ibu Tien Soeharto jatuh sakit.

Oohya! Baca juga ya:

Wartawan Indonesia Dibopong Malaikat di Depan Ka’bah, Percaya?

Ayahnya kemudian membawanya pulang.Tdak lagi pulang ke Jumapolo, tapi ke Kerja.

Ayahnya menjadi camat di Kerjo. Juga masih di Karanganyar.

Setelah sembuh, Ibu Tien Soeharto kembali masuk Sekolah Ongko Loro. Di Kerjo hanya ada sekolah ini.

Ibu Tien baru bisa masuk HIS lagi setelah ayahnya menjadi wedana Wuryantoro. Wuryantono ada di Wonogiri.

Ayahnya menitipkan Ibu Tiem Soeharto ke rumah eyang dari pihak ibu di Solo. Di Solo ia masuk HIS lagi.

Oohya! Baca juga ya:

Orang Melayu Bukan Penduduk Asli Malaysia, dari Sumatra Ternyata

Setelah eyangnya meninggal, ia diititipkan ke rumah eyang dari pihak ayah. Saat ia kelas tiga, usia 10 tahun, ayahnya memindahkannya ke Wonogiri.

Sebagai keturunan bangsawan, orang tua Ibu Tien Soeharto tak mengizinkannya mengenakan rok saat ke sekolah. Rok boleh dipakai di lingkungan rumah dan pada saat mengikuti kegiaran kepanduan pada Ahad.

"Pendidikan di luar sekolah melalui kepanduan merupakan lingkungan pendidikan masyarakat yang ikut melemgkapi lingkungan pendidikan yang basis di lingkungan keluarga," tulis buku Siti Hartinah Soeharto Ibu Utana Indonesia.

Pemuda Soeharto juga tinggal di Wuryantoro, tapi rak pernah bertemu Ibu Tien temaja di Wuryantoro. Ibu Tien Soeharto memang tidak ikut ayahnya tinggal di Wuryantoro, melainkan ikut eyangnya di Wonogiri.

Di Wonogiri inilah Ibu Tien Soeharto selalu mengenakan kain kebaya. Hanya di kegiatan kepanduan, sesuai tuntutan kegiatannya, Ibu Tien tak mdngenakan kebaya.

Soeharto juga dititipkan oleh ayahnya kepada seorang sahabat di Wonogiri. Namun, Soeharto juga belum pernah bertemu Ibu Tien di Wonogiri.

Ma Roejan