Pitan

Kereta Api Ekspres Malang-Surabaya Itu Berangkat dari Stasiun Lawang, tapi tak Pernah Sampai di Surabaya

Kereta api cepat Jakarta-Bandung (Halim-Padalarang) memiliki waktu tempuh 25 menit. Jalur relnya tidak berbagi dengan kereta lain.

Peluncuran kereta api cepat Jakarta-Bandung menjadi perbincangan masyarakat. Waktu tempuh yang jauh lebih cepat membuat banyak orang mencoba menaiki kereta ini selama masa uji coba.

Di zaman penjajahan Belanda dulu, kereta yang dioperasikan adalah kereta bumel (boemeltrein) dan kereta ekspres (sneltrein). Saat ini, kereta ekspres masih dipakai sebagai nama kereta.

Ada Kereta Api Cirebon Ekspres rute Cirebon-Jakarta Gambir. Ada Kereta Api Blambangan Ekspres rute Semarang Tawang-Ketapang. Seperti yang ditulis oleh kai.id, Kereta Api Blambangan Ekspres baru diluncurkan pada November 2022.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Oohya! Baca juga ya:

Ada Orang Grobogan yang Menjadi Orang Penting di Kereta Api Cepat dan Transportasi Jakarta

Apa yang dimaksud dengan kereta bumel (boemeltrein)? Apa yang itu kereta ekspres (sneltrein)?

Menurut encyclo.nl, boemeltrein adalah kereta lambat yang berhenti di setiap stasiun. Sedangkan sneltrein adalah kereta yang hanya berhenti di stasiun-stasiun pada suatu rute.

Ada kejadian lucu pada tahun 1911. Kereta Api Ekspres Malang-Surabaya berangkat dari Stasiun Lawang sesuai jadwal keberangkatan. Namun, tak pernah sampai di Surabaya.

Oohya! Baca juga ya:

Naik Kereta Api... Whoosh Whoosh Whoosh... Siapa Hendak Turut? Hus....

Para penumpang kereta ekspres itu selamat tiba di Stasiun Gubeng Surabaya. Namun, terlambat 1,5 jam dari jadwal seharusnya.

Setelah berangkat dari Stasiun Lawang, ternyata ada kereta barang yang mengalami kerusakan mesin. Kereta ekspres itu harus menunggu perbaikan mesin kereta barang di Sukorejo selama 45 menit.

Oohya! Baca juga ya:

Permintaan Irigasi Belum Terealisasi, Penduduk Grobogan Ditinggal Pergi Bupatinya

Di Bangil, segala upaya dilakukan oleh operator kereta, agar para penumpang tidak terlambat tiba di Surabaya. Namun, Tuhan memiliki rencana lain.

Jika jalur rel kereta sudah ganda seperti sekarang, tentu tidak ada permasalahan. Lalu apa yang terjadi?

Karena jalur rel masih tunggal, kereta ekspres dari Lawang itu harus “berbagi” dengan kereta bumel dari Probolinggo. Kereta ekspres itu berada di belakang kereta bumel dari Probolinggo itu.

Maka, kereta ekspres itu harus ikut berhenti di setiap stasiun kecil. Sampai di Stasiun Wonokromo Surabaya pun harus ikut menunggu kereta ekspres dari Kertosono lewat terlebih dulu.

Oohya! Baca juga ya: Pejabat Berdebat Soal Irigasi di Grobogan, Apakah Penduduk Puas dengan Makan Singkong?

Setelah kereta ekspres dari Kertosono berangkat ke Stasiun Gubeng, kereta bumel dari Probolinggo itu juga berangkat ke Stasiun Gubeng. Ikut di belakangnya: Kereta Api Ekspres Malang-Surabaya.

Tentu saja Kereta Api Ekspres Malang-Surabaya itu masih membawa penumpang yang membeli tiket kereta ekspres. Tapi, mereka terlambat tiba 1,5 jam dari jadwal seharusnya.

Oohya! Baca juga ya: Bencana Kelaparan Membuat Penduduk Grobogan Tinggal 9.000 Jiwa, Ini yang Dilakukan Gubernur Jenderal

Kereta api cepat Jakarta-Bandung yang diluncurkan pada oleh Presiden Jokowi pada 2 Oktober 2023 tentu tidak berbagi jalur rel dengan kereta ekspres. Apalagi berbagi jalur dengan kereta bumel.

Kereta api cepat itu memiliki jalur rel sendiri. Whoosh.....

Priyantono Oemar

Sumber rujukan:
Het Nieuws van den Dag voor Nederlandsch-Indie, 20 Januari 1911

Untuk Yang Mulia Para Pencuri Naskah/Plagiator

Selama empat hari, Raffles menjarah Keraton Yogyakarta. Dari berbagai jenis barang yang dijarah itu terdapat naskah-naskah Jawa yang kemudian ia pakai sebagai bahan untuk buku The History of Java. Kendati naskah-naskah itu hasil jarahan, ia tetap menyebutkannya ketika ada bagian-bagian yang ia ambil untuk bukunya, seperti dalam kalimat: “Syair berikut adalah dari Niti Sastra Kawi”, “Cerita ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Crawfurd”.

Redaksi
[email protected]