Lincak

Bung Karno Naik ke Meja Saat Berdiskusi dengan Siswa Belanda

Bung Karno melompat ke atas meja. Tindakannya naik ke meja itu menjadi perhatian para siswa Belanda yang ikut berdiskusi.

Bung Karno sudah gatal bicara. Ia lalu bangkut dari duduknya dan melompat ke atas meja.

Tindakannya naik ke meja itu mengundang perhatian siswa lainnya. "Kukira itu disebabkan karena aku bersifat emosional," ujar Bung Karno mengenai tindakan spontan seperti tindakan anak-anak.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Berdiri di atas meja ia berbicara dengan suara yang tenang, menanggapi keharusan menguasai bahasa Belanda. "Tidak! Saya tidak setuju," kata Bung Karno.

Oohya! Baca juga ya:

Bung Karno Dicambuk Rotan karena Sarang Burung dan Sepulang dari Sungai

Saat itu Bung Karno berusia 16 tahun, menjadi siswa Hoogere Burgerschool (HBS). Di kelompok studi siswa, mereka sedang membahas ide dan cita-cita.

Setelah menolak ide keharusan menguasai bahasa Belanda, Bung Karno lalu menjelaskan alasannya. Ia menyebut negeri yang oleh Belanda disebut Hindia Belanda, dulu bernama Nusantara.

Nusantara, kata Bung Karno, merupakan negeri kepulauan yang luasnya jauh lebih besar dari luas negeri Belanda. Jumlah penduduknya juga jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk Nusantara.

"Mengapa suatu negeri kecil yang terletak di sebelah sana dari dunia ini menguasai bangsa yang dulu pernah begitu perkasa, sehingga dapat mengalahkan Kubilai Khan yang kuat itu?" tanya Bung Karno.

Oohya! Baca juga ya:

Bung Karno pun Pernah Jadi Korban Bullying

Ia lalu menyinggung kulit orang Belanda yang berbeda dengan kulit bangsa Nusantara. "Mereka tinggal ribuan kilo meter dari sini. Mengapa kita harus berbicara bahasa Belanda?

Apalagi, bahasa Belanda hanya dipakai oleh enam juta orang. Ia pun menyatakan bahwa tinggal di Nusantara harus mengutamakan bahasa yang ada di Nusantara.

Ia pun mengajak para siswa untuk mengutamakan bahasa Melayu. Setelah itu baru perlu menguasai bahasa asing.

"Sebaiknya kita mengambil bahasa Inggris, oleh karena bahasa itu sekarang menjadi bahasa diplomatik," ujar Bung Karno.

Ruang diskusi pun riuh. Bung Karno menyebut para siswa mengagumi pendapatnya karena belum pernah mendengar pendapat seperti itu sebelumnya.

Direktur HBS yang saat itu ada di ruang diskusi memandang Bung Karno dengan muka tidak senang. "Seakan dia berkata, 'Oh, oh, Sukarno mau bikin susah!'."

Oohya! Baca juga ya:

Karena Miskin, Bung Karno Pernah tak Bayar Zakat Fitrah Menjelang Lebaran

Tentu tujuan Bung Karno bukan mau bikin susah. Selama menjadi siswa HBS ia mengaku cukup dibikin susah.

Bung Karno menjadi minoritas di HBS. Dari 300 siswa HBS, hanya 20 siswa yang merupakan anak Indonesia, termasuk Bung Karno.

Siswa Belanda tidak pernah mau bergaul dengan siswa Indonesia. "Mereka berusaha supaya kami tidak ada kawan," ujar Bung Karno.

Ada saja ulah siswa Belanda terhadap siswa Indonesia. Suatu hari ada siswa Belanda menghalangi jalan Bung Karno.

Oohya! Baca juga ya:

Lebaran tak Bisa Beli Petasan 1 Sen, Bung Karno: Mau Mati Aku Rasanya

"Menyingkir dari jalanku anak inlander," kata siswa Belanda itu, sewaktu Bung Karno baru masuk HBS.

Bung Karno terap terus berjalan. Ketika tiba di dekat siswa Belanda itu, Bung Karno kena tampar.

Bung Karno tak tinggal diam. "Jadi, kupukul dia kembali. ... Kadang kukalahkan mereka, akan tetapi terkadang pun mereka mengalahkanku," ujar Bung Karno.

Priyantono Oemar

Sumber rujukan:
Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (1986, cetakan keempat)

Untuk Yang Mulia Para Pencuri Naskah/Plagiator

Selama empat hari, Raffles menjarah Keraton Yogyakarta. Dari berbagai jenis barang yang dijarah itu terdapat naskah-naskah Jawa yang kemudian ia pakai sebagai bahan untuk buku The History of Java. Kendati naskah-naskah itu hasil jarahan, ia tetap menyebutkannya ketika ada bagian-bagian yang ia ambil untuk bukunya, seperti dalam kalimat: “Syair berikut adalah dari Niti Sastra Kawi”, “Cerita ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Crawfurd”.

Redaksi
oohya.republika@gmail.com

Berita Terkait

Image

Bupati Grobogan dan Orang-Orang Cina Serang Belanda, Begini Triknya

Image

Sebelum Bikin VOC, Belanda Dua Kali Gagal Kirim Ekspedisi Cari Rempah

Image

Ratu Belanda Kecewa Jepang Rebut Indonesia, Kenapa?