Lincak

Mengenal Untung Suropati, Pahlawan Nasional yang Membantu Amangkuat II Membunuh Kapten Tack Ini Semula adalah Budak

Surat perjanjian Amangkurat II dengan Kompeni pada 1677. Amangkurat akan memberi Kompeni 3.000 pikul beras dan 250 ribu riyal Spanyol atas bantuan Kompeni menumpas Trunojoyo.

Ada 14.259 orang Bali yang tinggal di Batavia pada 1683. Kebanyakan dari mereka adalah budak, termasuk Untung Suropati yang menjadi budak seorang perwira Kompeni.

Untung Suropati dibeli Kapten Van Beber di Makassar ketika ia masih berusia tujuh tahun. Saat itu, Van Beber sedang bertugas menaklukkan Sultan Hasanuddin.

Kompeni menyerbu Makassar sejak 1666 dan baru bisa menundukkannya pada 1669. Untuk menaklukkan Hasanuddin, Kompenti mendapat bantuan dari Arung Palaka dari Bone.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Ketika Van beber kembali ke Batavia, ia kesulitan keuangan. Terpaksa ia menjual budak-budaknya, termasuk Suropati yang dengan sangat berat hati harus ia lepas.

Oohya! Baca juga ya:

Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi Sidang Umum UNESCO, Bahasa Ini Lahir karena Tabrani Tersinggung oleh Belanda

Van Beber menyukai Suropati yang rajin. Beruntung yang membeli Suropati adalah Kapten Moor, sahabat Van Beber.

Setelah membeli Suropati, Moor naik panagkat menjadi mayor. Ia juga diangkat menjadi anggota Raad van Indie dengan gelar Edelheer.

“Untung termasuk budak yang bernasib baik. Budak-budak lain banyak yang diperas tenaganya,” tulis Sjafii. Jika Moor bepergian, Untung Suropati selalu menemaninya, sehingga ia bisa juga melihat tentara Kompeni berlatih menggunakan senjata.

Ketika tumbuh remaja, Untung Suropati mencintai anak Moor, Suzanne. Moor pun marah lalu memasukkan Suropati ke dalam penjara.

Ia bisa mengelabui penjaga sel, sehingga bisa kabur. Ia kemudian berlindung di Depok. Lalu ke Udug-udug di Karawang, yang menjadi tempat berlidnung para pelarian.

Oohya! Baca juga ya:

Karena Terjepit, Amangkurat II Minta Maaf kepada Kompeni Lalu Meminta Bantuan Dikirim Tentara Lagi dan Bersedia Mengangsur Utang

Ternyata ada banya orang Bali yanag melarikan diri di Udug-udug. Yang paling berpengaruh adalah Wirayuda. Tetapi di kemudian hari, Wirayuda menjadi pembantu Suropati, karena Suropati berhasil menundukkan Wirayuda.

Suatu hari, Untung Suropati memimpin penyerbuan benteng Kompeni di Tanjungpura dan berhasil. Karena itulah, oleh para pengikutnya, dia diberi nama Suropati.

Kompeni mengirim Kapten Ruys dan Kapten Buleleng (dari Bali) untuk menumpas Suropati. Kapten Buleleng berhasil membujuk Suropati untuk bergabung di ketentaraan Kompeni janji diberi pangkat perwira.

Suropati dan pengikutnya lantas bergabung di ketentaraan Kompeni. Karena menjadi perwira ia meminta perlengkapan senjata untuk pasukannya, yang berisi para pengikutnya.

Suropati menerima tawaran menjadi tentara Kompeni tentu bukan tanpa sebab. Ia ingin membalas dendam atas rasa sakit hatinya dipenjarakan oleh Mayor Moor.

Dengan menjadi perwira Kompeni, posisi dia dengan Moor menjadi sama, alias tidak budak lagi di mata Kompeni. Ketika Suropati ditugasi untuk ikut menyerang Banten, ia pun menerimanya.

Oohya! Baca juga ya:

Ini yang Terjadi pada Kapten Tack yang Dikirim Kompeni ke Kartosuro untuk Tagih Janji Amangkurat II Setelah Trunojoyo Ditumpas

Di Banten ada Syekh Yusuf, ulama dari Makassar yang mendukung Sultan Ageng Tirtayasa memusuhi Kompeni. Syekh Yusuf bahkan memerangi Kompeni hingga di wilayah Priangan setelah Sultan Ageng Tirtayasa menyerah pada 1683.

Di Cikalong, Cianjur, pada 1684, Letnan Untung Suropati akan bertemu dengan Syekh Yusuf dan Pangeran Purbaya, anak dari Sultan Ageng. Pertemuan itu untuk membicarakan perdamaian. Syekh Yusuf dan Pangeran Purbaya hendak menyerahkan diri.

Namun, pertemuan itu terganggu oleh kedatangan Letnan Muda Kuffeler. Pangkatnya di bawah pangkat Suropati, tetapi ia tidak menaruh hormat kepada Suropati dan Pangeran Purbaya serta Syekh Yusuf.

Oohya! Baca juga ya:

Amangkurat II Heran Komandan Prajurit Kompeni yang Datang Menghadap Hanya Berdiri dengan Mengempit Topi

Ia dengan sombongnya meminta Pangeran Purbaya menyerahkan kerisnya sebagai tanda menyerah. Suropati menegur Kuffeler yang kurang ajar itu, tetapi Kuffeler tidak terima.

Kuffeler menegaskan ia datang di Cikalong membawa tugas untuk menangkap Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf serta Untung Suropati. Kuffeler menyebut Suropati adalah budak yang melarikan diri.

Suropati pun marah, sehingga mengerahkan anak buahnya untuk menyerang Kuffeler. Kuffeler melarikan diri ke Batavia.

Kapten Ruys pun menyesalkan tindakan Kuffeler yang ceroboh itu. Kompeni kehilangan Suropati lagi.

Setelah konflik dengan Kuffeler ini, Suropati keluar dari ketentaraan Kompeni, lalu menyusun kekuatan menuju ke arah timur. Maratam yang saat itu sedang membenci Kompeni menjadi tujuannya.

Kapten Tack yang dikirim Kompeni untuk menagih utang kepada Amangkurat II pun dicegat oleh Suropati. Kapten Tack mati ditangan Suropati.

Suropati ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 1975.

Ma Roejan

Sumber rujukan:
Untung Surapati karya Drs Sjafii (1977)

Oohya! Baca juga ya:

Ini Lokasi di Puncak Gunung yang Menjadi Tempat Favorit untuk Berfoto Para Pendaki Amatir

Untuk Yang Mulia Para Pencuri Naskah/Plagiator

Selama empat hari, Raffles menjarah Keraton Yogyakarta. Dari berbagai jenis barang yang dijarah itu terdapat naskah-naskah Jawa yang kemudian ia pakai sebagai bahan untuk buku The History of Java. Kendati naskah-naskah itu hasil jarahan, ia tetap menyebutkannya ketika ada bagian-bagian yang ia ambil untuk bukunya, seperti dalam kalimat: “Syair berikut adalah dari Niti Sastra Kawi”, “Cerita ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Crawfurd”.

Redaksi
[email protected]