Kendeng

Anak Raja Majapahit yang Dibuang ke Grobogan Punya Cucu, Ini Pesan untuk Cucu Pemberi Keturunan Raja Mataram

Bondan Kejawan, anak Raja Majapahit, dimakamkan di Desa Tarub, Twangharjo, Grobogan, di dekat makam mertuanya, Joko Tarub.

Anak Raja Majapahit yang dibuang ke Grobogan, masih sempat mendidik cucunya. Bondan Kejawan, anak Raja Majapahit yang dibuang ke Grobogan, itulah kakek dari Ki Ageng Selo.

Sang cucu, Ki Ageng Selo, juga sempat menjadi murid Sunan Kalijaga. Suatu ketika, sehabis pertemuan Walisanga, Sunan Kalijaga meminta Ki Ageng Selo mengajukan permintaan. 

Tapi, Ki Ageng Selo tidak minta apa-apa selain meminta wadah (tempat). Sunan Kalijaga pun mengerti maksud murid dari Grobogan itu, sehingga ia mendidiknya agar selalu menjadi tempat menampung ilmu yang diperlukan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Oohya! Baca juga ya: 17 Agustus Dini Hari WR Supratman Meninggal Dunia, 28 Oktober Malam Membawakan Lagu ‘Indonesia Raya’

Ki Ageng Selo kemudian menjadi ulama. Ia memiliki santri bernama Joko Tingkir.

Selesai mengaji dari Ki Ageng Selo, Joko Tingkir mengabdi ke Kerajaan Demak. Kelak ia menjadi Raja Pajang.

Semasa remaja, Ki Ageng Selo juga ingin mengabdi di Kerajaan Demak, namun ia tidak lulus ujian. Ia berhasil mengalahkan banteng dengan sekali pukulan dengan tangan kosong.

Oohya! Baca juga ya: Kesal karena 10 Tahun Sumpah Pemuda dan Bahasa Indonesia Diabaikan, Adik Tabrani Adakan Lagi Konggres Pemuda

Namun, ia tidak bis amelihat darah, sehingga ia memalingkan muka. Tindakan ini dianggap sebagai sifat penakut sehingga ia tidak diluluskan menjadi prajurit Demak.

Ilmu pukulan tangan kosong ia dapatkan dari sang kakek, Bondan Kejawan. Ia berlatih dengan memukul bat uterus-menerus hingga batu bisa hancur.

Setiap kali ia berhasil memecah batu dengan tangan kosong, kakeknya memuji. “Nah, inilah cucuku yang kelak akan menjadi orang sakti yang tiada tandingannya,” kata Bondan Kejawan.

Oohya! Baca juga ya: Jadi Raja Masih Muda, Labil, Pakubuwono II Minta Bantuan ke Gubernur Jenderal untuk Singkirkan Patih Danurejo

Jika sudah berhasil memecah batu, Ki Ageng Selo akan diminta menatap matahari. Tidak bolehbetkedip.

“Begitu latihannya setiap hari. Hasilnya kelak, jika dia memandang lawannya beberapa detik saja, maka orang yang dilihatnya itu pasti menjadi lumpuh seketika,” tulis T Wedy Utomo.

Ki Ageng Selo juga memiliki ikat kepala. Jika ikat kepala itu dsebatken ke muka orang yang hendak berbuat jahat, membuat buta mata oarng itu.

Melihat perkembangan keahlian sang cucu ini, Bondan Kejawan pun tak lupa mendoakannya. Doanya, Ki Ageng Selo diharapkan menjadi pribadi yang suka tirakat. Ilmunya juga diharapkan melebihi ilmu para pemimpin di Kerajaan Demak.

“Kau sebetulnya adalah keturunan darah Majapahit. Kakek ini adalah anak Raja Majapahit,” kata Bondan Kejawan kepada Ki Ageng Selo. Kelak KI Ageng Selo memang dikenal sebagai penurun raja-raja Mataram.

Lalu ia bercerita mengenai alasannya tinggal di Tarub, Grobogan. Bukan untuk menghindari perang saudara, melainkan untuk menghindari timbulnya dendam antarsaudara.

Oohya! Baca juga ya: Juru Tuntun Kuda Amangkurat IV Jadi Bupati Grobogan, Apa yang Ia Lakukan Ketika Pengganti Raja Masih Muda?

Kompleks pemakaman Joko Tarub dan Bondan Kejawan di Desa Tarub, Tawangharjo, Grobogan.

“Oleh karena itu, dengarlah ceritaku ini, hai cucuku. Kau kelak kalau sudah dewasa jangan sampai memiliki rasa dendam dan dengki,” kata Bondan Kejawan kepada sang cucu, Ki Ageng Selo.

Ia juga berpesan agar Ki Ageng Selo tidak mencari musuh. “Kau harus memiliki jiwa satria yang tinggi seperti nenek moyangmu raja-raja Majapahit. Hindarilah setiap pertumpahan darah,” kata Bondan Kejawan.

Mungkin karena pesan itu pula, ketika ia memukul kepala saat ujian di Demak, ia tak tega melihat darahnya. Pesan lain yang harus dipegang Ki Ageng Selo adalah menjadi orang beiilmu yang berguna bagi kehidupan manusia.

Oohya! Baca juga ya: Bukan Sin Po yang Memuat Pertama Kali Lagu 'Indonesia Raya', Melainkan Koran di Bandung

Ketika Bondan Kejawan meninggal, ia dimakamkan di Desa Tarub dekat dengan makam mertuanya, Joko Tarub (Ki AgengTarub). Ketika Ki Ageng Selo meninggal, dimakamkan di Desa Selo.

Ma Roejan

Sumber Rujukan:
Ki Ageng Selo karya T Wedy Utomo (1983)

Berita Terkait

Image

Di Grobogan Ada Tanah yang oleh Raffles Dihadiahkan kepada Pakualam