Keturunan dari Raja yang Punya Banyak Anak Jadi Raja tanpa Cawe-cawe Orang Tua, Ada yang Memakai Cara Licik
Anak-anak muda ini jadi raja tanpa bantuan orang tua. Sebut saja nama Pangeran Jimbun, Joko Tingkir, Sutowijoyo, Raden Wijaya, Ken Arok, dan Jayakatwang.
Pangeran Jimbun meniadi Raja Demak dikenal dengan nama Raden Patah. Joko Tingkir menjadi Raja Pajang dengan nama Sultan Hadiwijoyo, dan Sutowijoyo menjadi raja Mataram dengan nama Panembahan Senopati. Raden Wijaya menjadi raja Majapahit, Ken Arok menjadi raja Singosari, dan Jayakatwang menjadi raja Kediri.
Mereka keturunan dari raja yang punya banyak anak, sehingga mereka bukan putra mahkota. Lantas, bagaimana mereka bisa menjadi raja tanpa cawe-cawe orang tua, bahkan menjadi pendiri kerajaannya? Tapi ada yang memakai cara licik.
Oohya! Baca juga ya:
RA Kartini tak Suka Buku Java, tapi Ia Mau Membaca tanpa Jeda Jika Suka
Pangeran Jimbun adalah anak raja terakhir Majapahit, Brawijaya V. Ibunya diuang oleh Brawijaya V saat mengandung dirinya, diberikan kepada Adipati Palembang Arya Damar.
Joko Tingkir juga masih keturunan dari Brawijaya V. Kakeknya, Ki Ageng Pengging I (Andayaningrat) merupakan menantu Brawijaya V.
Sutowijoyo juga masih keturunan dari Brawijaya V. Brawijaya V memiliki anak yang diramalkan akan mengalahkan nama besar Brawijaya V, karenanya ia dibuang ke Tarub, Grobogan, semasa masih kecil.
Nama anaknya Bondan Kejawan, yang kemudian diambil menantu oleh Joko Tarub yang menikahi bidadari. Sutowijoyo merupakan keturunan kelima dari Bondan Kejawan.
Raden Wijaya merupakan keturunan keempat dari Ken Arok dan Ken Dedes dari pihak ibu. Sedangkan Ken Arok merupakan anak dari pembantu adipati pada masa Kerajaan Kediri.
Oohya! Baca juga ya:
Ayahnya bernama Gajah Para dan ibunya bernama Ken Endok. Dari nama-nama yang disebut di atas, hanya Ken Arok yang bukan keturunan dari raja.
Ken Arok harus berjuang keras untuk bisa menjadi raja setelah hidup dalam pengasuhan penjudi karena bapaknya meninggal saat ia masih di kandungan. Tapi cara yang ia lakukan untuk ukuran sekarang dianggap cara licik.
Saat raja terakhir Singosari Kertanegara mendapat perlawanan dari Bupati Gelang-gelang Jayakatwang, Raden Wijaya mendapat tugas menumpas pemberontakan itu. Tetapi para pemberontak berhasil membunuh Kertanegara.
Jayakatwang yang merupakan keturunan dari raja terakhir Kediri, Kertajaya. Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok. Ken Arok berjuang cukup lama dengan cara untuk ukuran sekarang disebut licik. Kediri surut, ken Arok menjadi Singosari tanpa cawe-cawe orang tua.
Raja terakhir Singosari, Kertanegara, adalah mertua Raden Wijaya. Empat putri Kertanegara dinikahi oleh Raden Wijaya. Raden Wijaya bukan termasuk raja yang punya banyak anak.
Saat Jayakatwang merebut Singosari, Raden Wijaya melarikan diri. Di kemudian hari ia menyusun siasat, mengaku menyerahkan diri kepada Jayakatwang.
Oohya! Baca juga ya:
Portugis Serbu Pasai Fatahillah Lari, Kenapa Portugis Kalah dari Fatahillah di Sunda Kelapa?
Jayakatwang menerimanya. Raden Wijaya lalu meminta kawasan hutan untk berburu, yaitu hutan tarik di sebelah timur Kediri.
Saat membuka hutan didapati buah yang rasanya pahit. Itu adalah buah maja, sehingga kampung yang dibangun Raden Wijaya diberi nama Majapahit.
Raden Wijaya kemudian merebut kekuasaan dari Jayakatwang dengan memanfaatkan kedatangan tentara Mongol. Majapahit kemudian menjadi kerajaan, bertahan hingga 1478.
Raja terakhir Majapahit Brawijaya V tertarik dengan nama pemuda dari Bintoro. Pemuda itu adalah Pangeran Jimbun, yang ternyata adalah anaknya dari istri yang ia berikan kepada Arya Damar.
Ia kemudian mengangkatnya sebagai adipati Bintoro. Ketika Majapahit semakin surut, Pangeran Jimbun menjadikan Demak Bintoro sebagai kerajaan baru, tanpa cawe-cawe dari orang tuanya.
Oohya! Baca juga ya:
Sultan ketiga Demak, Sultan Trenggono, memiliki menantu bernama Joko Tingkir yang sebelumnya menjadi santri Ki Ageng Selo di Desa Selo, Grobogan. Ki Ageng Selo adalah cucu dari Bondan Kejawan dan kakek dari ayah Sutowijoyo.
Saat sultan terakhir Demak Sultan Prawoto dibunuh Adipati Jipang Aryo Penangsang, Joko Tingkir mendapat tugas untuk menyingkirkan Aryo Penangsang. Ayah Sutowijoyo, Ki Ageng Pemanahan, yang menjadi penasihat Joko Tingkir bisa menyingkirkan Aryo Penangsang dengan menggunakan Sutowijoyo.
Ia mendapat hadiah hutan Mentaok di Mataram. Ia lalu membukanya dan membangun permukiman baru di sana. Sutowijoyo yang diangkat sebagai anak oleh Joko Tingkir, kelak diangat menjadi adipati Mataram, ketika Joko Tingkir sudah menjadi Sultan Pajang.
Joko Tingkir menjadikan Pajang sebagai kerajaan setelah tak ada keturunan Raden Patah yang meneruskan pemerintahan Kerajaan Demak. Sebagai menantunya, ia melanjutkannya sebagai raja di Pajang, dan menjadikan Demak sebagai wilayah Kadipaten.
Sutowijoyo kemudian menjadikan Mataram sebagai kerajaan dan ia menjadi rajanya dengan nama Panembahan Senopati. Pajang juga ia jadikan sebagai wilayah kadipaten. Sutowijoyo kemudian punya banyak anak.
Mereka semua bukan putra mahkota, tetapi keturunan dari raja yang punya banyak anak. Kecuali Ken Arok, yang dianggap sebagai keturunan Betara Brahma. Mereka berhasil menjadi raja tanpa cawe-cawe orang tua, kendati ada yang mencapainya dengan cara licik.
Ma Roejan
Untuk Yang Mulia Para Pencuri Naskah/Plagiator
Selama empat hari, Raffles menjarah Keraton Yogyakarta. Dari berbagai jenis barang yang dijarah itu terdapat naskah-naskah Jawa yang kemudian ia pakai sebagai bahan untuk buku The History of Java. Kendati naskah-naskah itu hasil jarahan, ia tetap menyebutkannya ketika ada bagian-bagian yang ia ambil untuk bukunya, seperti dalam kalimat: “Syair berikut adalah dari Niti Sastra Kawi”, “Cerita ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Crawfurd”.
Redaksi
[email protected]