Fadli Zon Lulus SMA Jadi Wartawan, Sumbang Tiras Tabloid Aksi Jadi 725 Ribu Eksemplar
Fadli Zon, yang pernah mejadi wakil ketua DPR, dilantik sebagai menteri kebudayaan di Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto. Ia lulusan Jurusan Sastra Rusia Universitas Indonesia. Rupanya, sebelum ia kuliah, ia pernah menjadi wartawan Harian Terbit, grup Pos Kota, selama setahun.
Bagaimana caranya, sehingga ia bisa menjadi wartawan sebagai lulusan SMA? Moch Djoko Yuwono, eks redaktur pelaksana Harian Terbit, yang kemudian menjadi wapemred tabloid Aksi dan pemred koran O...posisi memiliki ceritanya, yang ia unggah di akun Facebook-nya pada 2010 dan 2017:
Suatu hari tahun 1990, seorang pemuda berusia 19 tahun datang ke kantor redaksi Harian Terbit. "Mas, bisa nggak muat foto ini?" tanyanya sembari menunjukkan selembar foto kegiatan sebuah komunitas berikut teks foto singkat.
Saya minta dia menuliskan kegiatan itu agak panjang ketimbang sekadar teks foto. Saya baca, kalimat-kalimatnya efektif, taat asas.
"Kamu bisa nulis?" tanya saya.
"Insyaallah," jawabnya, tanpa ekspresi.
"Mau jadi wartawan?"
"Emang bisa? Gimana caranya?" masih dingin.
"Nanti ada pelatihan singkat dasar-dasar jurnalistik."
Singkat cerita, jadilah anak muda yang baru lulus SMA itu menjadi wartawan Harian Terbit. Namanya Fadli Zon. Tak sedikit yang protes. "Ini nggak salah, Mas Djoko merekrut tamatan SMA jadi wartawan?" kata teman-teman kala itu.
Pak Abdullah Lahay dan Bung Ramly Amin mungkin masih ingat soal ini. Tapi, luar biasa. Saya tidak salah. Karya-karya jurnalistiknya tidak kalah dengan karya-karya jurnalis senior.