Sekapur Sirih

Melawan Belanda dengan Bahasa

Belanda gerah dengan perlawanan bangsa Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan kata Indonesia diartikan sebagai ingin merdeka. Sumber:dokumentasi republika

Para tokoh pergerakan kemerdekan Intonesia menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat untuk melawan Belanda. Bagaimana bisa?

Dianggap sebagai tidak setara, maka penduduk koloni Belanda tidak diajari bahasa Belanda. Akibatnya, ratusan tahun dikuasai Belanda, pada 1930 tercatat hanya 187 ribu orang Indonesia yang bisa berbahasa Belanda.

Demikian catatan Kees Groeneboer di buku Weg tot het Westen. Pada Maret 1942, lanjut Groeneboer, orang Indonesia yang menjadi pengguna aktif bahasa Belanda telah meningkat pesat, mencapai 863 ribu orang.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Hal itu terjadi karena Belanda lebih senang mengajarkan bahasa Melayu di sekolah. Tokoh-tokoh pergerakan yang sempat belajar bahasa Belanda lalu digunakan kemampuannya itu untuk menambah ilmu pengetahuan.

Selain itu, bahasa Belanda juga digunakan untuk mempengaruhi orang-orang di pemerintahan agar mendukung gerakan kemerdekaan. Caranya: lewat tulisan-tulisan menggunakan bahasa Belanda.

Untuk berbicara kepada orang Indonesia kebanyakan, mereka gunakan bahasa Indonesia. Bahasa Melayu yang digunakan sehari-hari bukanlah bahasa Melayu tinggi, melainkan Melayu pasar.

Bahasa Melayu pasar itu, oleh M Tabrani tidak disebut sebagai bahasa Melayu, melainkan bahasa Indonesia. Para pemuda pun kemudian mengikrarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Beberapa organisasi pemuda juga menegaskan penggunaan bahasa Indonesia di pertemuan-pertemuan mereka. Itu dilakukan bahkan sejak 1926, setelah Kongres Pemuda Indonesia I.

Sebagai pencetus bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan pada awal 1926, M Tabrani memandang bahasa Indonesia dapat mempercepat tercapainya persatuan Indonesia dan memperteguh pergerakan kemerdekaan. Itulah ide yang ia tawarkan sehingga para pemuda mengikrarkannya di Kongres Pemuda Indonesia II 1928.

Belanda melihat itu menjadi ancaman. Maka, Belanda menghentikan penggunaan bahasa Melayu di sekolah. Belanda mewajibkan sekolah menggunakan bahasa daerah masing-masing.

Berita Terkait

Image

Berapa Sekedup Unta yang Bawa Jamaah Haji Indonesia ke Makkah?

Image

Kenapa Baju Calhaj Indonesia Kudu Diasapi di Pulau Kamaran, Yaman?

Image

Banyak Warman Jadi Raja di Indonesia Dulu, Siapa Mereka?