Pidato di Surabaya Menginspirasi Bung Karno untuk Bilang 'Lebih Baik Makan Gaplek tetapi Merdeka'
Untuk Yang Mulia Para Pencuri Naskah/Plagiator
Selama empat hari, Raffles menjarah Keraton Yogyakarta. Dari berbagai jenis barang yang dijarah itu terdapat naskah-naskah Jawa yang kemudian ia pakai sebagai bahan untuk buku The History of Java. Kendati naskah-naskah itu hasil jarahan, ia tetap menyebutkannya ketika ada bagian-bagian yang ia ambil untuk bukunya, seperti dalam kalimat: “Syair berikut adalah dari Niti Sastra Kawi”, “Cerita ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Crawfurd”.
Redaksi
Di masa pergerakan kemerdekaan, Surabaya termasuk kota yang jarang dijadikan sebagai tempat pertemuan. Solo atau Semarang menjadi salah satu tempat yang sering digunakan, karena jaraknya di tengah-tengah.
Oohya! Baca juga ya:
Bung Karno: Diponegoro Berotot Kawat, Minum Kopi Santan, dan Makan Rujak Pedas
Tegak Lurus Bersama Jokowi, Revolusi Kata Bung Karno tidak Tegak Lurus
Siapa 10 Pemuda Pengguncang Dunia yang Dimaksud Bung Karno?
Diberhentikan dari Jabatan, Para Bupati Bersatu Barisan dengan Diponegoro dalam Perang Jawa
Ini yang Membuat Kain Batik Diubah Menjadi Baju Batik, yang Menurut Anies Baswedan Melanggar Pakem
Hasto Merekedeweng Soal Gaya Salam Pekik Merdeka Anies Baswedan, Begini 'Sunah' Proklamator
Anies Baswedan Bertemu Imam Masjid Nabawi, Kami 'Berburu' Imam Masjidil Haram
Namun pada 1932, Kongres Indonesia Raya diadakan di Surabaya. Di masa pemilihan presiden secara langsung, Surabaya bahkan belum pernah dijadikan sebagai tempat deklarasi pasangan capres-cawapres. Baru pada 2023 ini ada capres-cawapres dideklarasikan di Surabaya. Adalah Partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang mendeklarasikan pasangan Capres Anies Baswedan dan Cawapres Muhaimin Iskandar di Surabaya pada 2 September 2023.
Anies adalah sosok yang mengagumi Diponegoro. Saat menjadi menteri pendidikan dan kebudayaan, ia mewakili pemerintah menerima pengembalian tongkat Diponegoro dari Belanda. Sebelum tahaun 1930, dokter Soetomo sering menyebut Diponegoro dan Imam Bonjol sebagai teladan dalam perjuangan kemerdekaan.
Namun, pada Kongres Indonesia Raya 1-3 Januari 1932 itu, Soetomo tak lagi menyebut Diponegoro dan Imam Bonjol. Yang ia sebut adalah tokoh-tokoh Barat. Ia kutip ucapan-ucapan tokoh-tokoh Barat seperti Napoleon, Garibaldi, Gladstone, Netti, Wagner, Crispi untuk menggelorakan semangat persatuan mencapai kemerdekaan.
Pernyataan Fransesco Crispi, politikus yang pernah menjadi perdana menteri Italia, yang dikutip Soetomo, berbunyi:
Lebih baik bangsa kita hidoep didalam kemiskinan dengan merdeka, daripada hidoep didalam kekajaan tetapi terkurung dalam perhambaan.
Sukarno yang juga menghadiri Kongres Indonesia Raya itu, 30 tahun kemudian mengadopsi pernyataan Crispi itu dalam pidato HUT Proklamasi Kemerdekaan RI 1963:
Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan meminta-minta, apalagi djika bantuan itu diembel-embeli dengan sjarat ini sjarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bestik tetapi budak!
Priyantono Oemar
Sumber rujukan:
De Sumatra Post edisi 12 Januari 1932
Di Bawah Bendera Revolusi karya Sukarno (1965)
“Social Politiek” karya dr Soetomo sebagai pidato pembukaan pada Kongres Indonesia Raya, dimuat di buku Aku Pemuda Kemarin di Hari Esok (1981)