Ibu Tien Soeharto Titisan Ken Dedes? Pamor Soeharto Dinilai Turun Sepeninggal Ibu Tien
Kerabat Cendana menyebut Ibu Tien Soeharto memiliki kekuatan gaib. Kekuatan itu dimiliki karena ia merupakan keturunan trah Mataram.
Penjelasan kerabat Cendana yang dimuat di buku Misteri Kematian Ibu Tien Soeharto itu diperkuat oleh purnawirawan TNI yang dekat dengan keluarga Cendana. “Sebagian masyarakat Surakarta, pusat kerajaan, menganaggap Ibu Tien adalah titisan Ken Dedes,” ujar purnawirawan itu.
Ibu Tien Soeharto merupakan keturunan ke-17 Ki Ageng Selo, penurun raja-raja Mataram, dan menjadi keturunan ke-4 Mangkunegoro II, raja Surakarta. Setelah Ibu Tien Soeharto meninggal, pamor Soeharto turun, dan pada 1998 dilengserkan dari tahta kepresidenan.
Oohya! Baca juga ya:
Naik Haji, Ibu Tien Soeharto Dikhawatirkan Kena Lemparan Batu dari Belakang
Ibu Tien Soeharto meninggal pada 28 April 1996. Setelah kematiannya, isu pun berkembang tidak hanya dari mulut ke mulut.
Isu juga berkembang dari berita ke berita di berbagai media. Ibu Tien Soeharto diisukan meninggal karena terkena tembakan pistol saat Bambang Trihatmojo dan Tommy Soeharto bertengkar di rumah.
“Masyarakat yang tengah dilanda antipasti terhadap keluarga Soeharto mudah mempercayainya bahwa hal tersebut bukan sekadar isu, tapi dianggap sebagai hal sebenarnya,” tulis buku Misteri Kematian Ibu Tien Soeharto yang terbit pada Juni 1999 itu.
Diisukan, Bambang danTommy bertengkar berebut proyek mobil nasional. Saat itu, Bambang memegang merek Bimantara Cakra, Tommy memegang merek Timor.
Sebelum Ibu Tien meninggal, Presiden Soeharto dianggap beruntung telah memperistri Ibu Tien yang dianggap sebagai titisan Ken Dedes itu. Karisma Ibu Tien dianggap sangat tinggi.
Oohya! Baca juga ya:
Wartawan Indonesia Dibopong Malaikat di Depan Ka’bah, Percaya?
“Dalam mitos Jawa, siapa pun laki-laki yang menikah dengan wanita berderajat Ken Dedes, maka ia akan mendapatkan wibawa dan kekuasaan yang besar,” ujar purnawirawan TNI itu.
Ken Dedes merupakan istri Tunggul Ametung, penguasa Tumapel. Ia lalu diperistri oleh Ken Arok yang kemudian menjadi penguasa Singosari.
“Apabila titisan tersebut meninggal, secara otomatis derajat dan kehormatan yang dimilikinya akan runtuh dengan sendirinya. Itu sudah takdir. Nah, keruntuhannya itu terjadi terhadap Pak Harto dan keluarganya setelah Ibu Tien wafat,” ujar purnawirawan itu.
Purnawirawan ini mengakui, Soeharto merupakan penyusun strategi yang ulung. Tapi dalam hal metafisika, kemampuan Soeharto masih di bawah kemampuan Ibu Tien Soeharto.
“Menyangkut kebijakan penting negara pun, Ibu Tien yang selalu memberikan masukan dan saran-saran pada Pak Harto. Wejangan Ibu Tien itu selalu dituruti,” ujar purnawirawan itu tentang pamor Ibu Tien sebagai titisan Ken Dedes.
Menurut purnawirawan itu, Presiden Soeharto pernah berselisih pendapat dengan Ibu Tien. Ibu Tien Soeharto selalu mengingatkan agar suaminya mengambil keputusan dengan selalu memperhatikan kepentingan rakyat agar pamor Soeharto tidak turun.
Oohya! Baca juga ya:
Orang Melayu Bukan Penduduk Asli Malaysia, dari Sumatra Ternyata
Soeharto disarankan tidak boleh melakukan tindakan atau membuat keputusan yang merugikan rakyat. Rupanya, karena hal ini pula, muncul isu Ibu Tien Soeharto meninggal karena dikutuk oleh Nyi Roro Kidul.
Menurut isu itu, Ibu Tien Soeharto dianggap telah mengingkari janji dengan Nyi Roro Kidul. Lalu, Nyi Roro Kidul marah dan mengeluarkan kutukan sehingga membuat Ibu Tien meninggal dunia.
Ibu Tien dianggap menjadi tumbal, menjadi korban. Isu itu, menurut buku Misteri Kematian Ibu Tien Soeharto itu, dikaitkan dengan hari kematiannya, yang disebut bertepatan dengan Idul Kurban.
Padahal, Idul Kurban jatuh pada 27 April 1996. Ibu Tien Soeharto meninggal pada 28 April 1996.
“Salah satu bumbu yang boleh jadi naif kedengarannya, konon kematian Ibu Tien yang jatuh bertepatan dengan 1 Dzulhijah itu sengaja dipolisir,” tulis buku Misteri Kematian Ibu Tien Soeharto.
Oohya! Baca juga ya:
Potensi Konflik Horizontal di Tambang Ormas Keagamaan
Masih di buku Misteri Kematian Ibu Tien Soeharto, seorang kerabat Cendana mengaku tidak tahu-menahu mengenai ikatan janji Ibu Tien Soeharto dengan Nyi Roro Kidul seperti yang diisukan. Tapi ia tahu tentang kekuatan gaib yang dimiliki Ibu Tien.
“Yang saya tahu tentang Ibu Tien memang ada kekuatan gaib dakam tubuhnya, kekuatan gaib tersebut hanya untuk mengingatkannya apabila beliau melakukan kesalahan yang dapat merugikan orang lain,” ujar kerabat Cendana itu.
Namun setelah naik haji, Ibu Tien Soeharto disebut purnawirawan yang dekat keluarga Cendana itu sedikit demi sedikit melepaskan hal-hal yang berhubungan dengan kekuatan-kekuatan gaib. ”Semua itu tidak lepas dari nasihat dan saran para ulama kepercayaan keluarga Pak Harto dalam mendalami Islam,” ujar purnawirawan itu.
Semasa menjadi Ibu Negara, Ibu Tien Soeharto memiliki gagasan banyak. Antara lain, pendirian Taman Mini Indonesia Indah, pembangunan Gedung Perpustakaan Nasional di Salemba, pembangunan Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita.
Ibu Tien Soeharto pun mendapat anugerah pahlawan nasional pada 10 November 1996. Sisi Hardiyanti Indra Rukmana (Mbak Tutut) dan Siti Hutami Endang Adiningsih mewakili keluarga untuk menerima penganugerahan yang dilakukan oleh Presiden Soeharto di Istana Merdeka itu.
Menurut purnawirawan itu, sepeninggal Ibu Tien Soeharto, pamor Ken Dedes menurun ke Siti Hardiyanti Indra Rukmana selaku anak pertama. "Coba kita perhatikan, hujatan yang begitu gencar pada keluarga Cendana ternyata tidak gencar terhadap Mbak Tutut," ujar purnawirawan itu.
Ma Roejan