Benarkah Ibu Tien Soeharto Ikat Janji dengan Nyi Roro Kidul?
Selain diisukan meninggal karena terkena tembakan pistol Bambang Trihatmojo, Ibu Tien Soeharto juga diisukan meninggal karena kutukan Nyi Roro Kidul. Buku Misteri Kematian Ibu Tien Soeharto itu menyebut, Nyi Roro Kidul marah kepada Ibu Tien Soeharto yang tidak menepati janji.
Menurut buku yanag terbit pada Juni1999 itu, kutukan itu disebut tak hanya menjadikan Ibu Tien Soeharto sebagai tumbal. Melainkam juga akan membuat Soeharto lengser dari jabatannya sebagai presiden.
Menurut paranormal Permadi SH, dengan meninggalnya Ibu Tien Soeharto, hal itu akan membuat wahyu kepemimpinan Soeharto memudar. “Karena itulah setelah Ibu Tien meninggal, Pak Harto mengalami penurunan yang sangat drastis, baik dalam kewibawaan maupun dalam kesehatannya,” kata paranormal Permadi SH.
Oohya! Baca juga ya:
Wartawan Indonesia Dibopong Malaikat di Depan Ka’bah, Percaya?
Selain itu, anak-anak Soeharto-Ibu Tien juga akan terkena kutukan lanjutan. “Mereka diramalkan akan segera menjadi pesakitan,” kata kerabat Cendana itu.
Pada Februari 2002, Tommy Soeharto dijebloskan ke dalam penjara. Lalu pada Agustus 2002 Tommy Soeharto dipindahkan ke Nusakambangan.
Tommy dipidana karena kasus Bulog-Goro dan kasus kepemilikan senjata dan bahan peledak secara ilegal dan dinyatakan terlibat dalam pembunuhan hakim agung Syafiuddin Kartasasmita. Kasus Bulog-Goro ia divonis 18 bulan penjara, dan kasus pembunuhan hakim agung ia divonis 15 tahun penjara.
Munculnya isu-isu yang beredar setelah kematian Ibu Tien Soeharto, membuat keluarga Cendana perlu memberikan klarifikasi. Probosutedjo, adik Soeharto, pernah membuat jumpa pers untuk menjelaskan penyebab kematin Ibu Tien Soeharto.
Buku Misteri Kematian Ibu Tien Soeharto juga memuat wawancara dengan kerabat Cendana yang tidak disebut namanya. Kerabat itu mengaku tidak tahu-menahu dengan perjanjian gaib antara Ibu Tien Soeharto dan Nyi Roro Kidul, tetapi mengetahui Ibu Tien Soeharto sering bertemudengan ahli kebatinan Soedjono Hoemardani.
Oohya! Baca juga ya:
Orang Melayu Bukan Penduduk Asli Malaysia, dari Sumatra Ternyata
Tapi, ia menampik anggapan bahwa pertemuan mereka untuk mengadakan ritual bertemu dengan Nyi Roro Kidul. “Pertemuan tersebut hanya membahas ramalan Jayabaya,” kata kerabat Cendana itu.
Kerabat Cendana itu mengakui bahwa Ibu Tien Soeharto memang memiliki kekuatan gaib di dalam tubuhnya. Kekuatan itu dimiliki secara turun-temurun dari leluhurnya sebagai trah Mataram.
“Kekuatan gaib tersebut hanya untuk mengingatkannya apabila beliau melakukan kesalahan yang dapat merugikan orang lain,” kata dia.
Ibu Tien Soeharto memang memiliki garis keturunan trah Mataram. Menurut buku Ki Ageng Selo karya T Wedy Utomo, ia merupakan keturunan ke-17 dari Ki Ageng Selo.
Ki Ageng Selo merupakan penurun raja-raja Mataram yang tinggal di Selo, Grobogan, pada masa Kerajaan Demak di abad ke-15. Trah Mataram sejak Panembahan Senopati, menurut Babad Tanah Jawi, sudah mengikat janji dengan Nyi Rodo Kidul.
Ki Ageng Selo merupakan keturunan dari Bondan Kejawan, putra Raja Majapahit Brawijaya V yang dibuang ke Tarub, Grobogan. Artinya, Ibu Tien Soeharto juga masih keturunan dari Brawijaya V.
Oohya! Baca juga ya:
Potensi Konflik Horizontal di Tambang Ormas Keagamaan
Setelah Mataram pecah menjadi Surakarta dan Yogyakarta, Ibu Tien Soeharto menjadi bagian dari trah Mangkunegaran Surakarta. “Keluarganya adalah keturunan ke-4 dari Mangkunegoro II,” tulis buku Misteri Kematian Ibu Tien Soeharto.
“Sekarang kita pakai logika. Seluruh keturunan dari raja-raja atau ningrat yanag berada di kepulauan Indonesia, secara otomatis memang dituruni ilmu dan kekuatan magis,” kata kerabat Cendana itu.
Jadi, kekuatan magis itu, kata kerabat Cendana itu, tidak didapat Ibu Tien Soeharto dari perjanjian gaib dengan Nyi Roro Kidul. Ibu Tien Soeharto juga tidak memiliki penasihat supranatural.
“Yang dimiliki oleh Ibu Tien semasa hidupnya cuma penasihat dalam bidang agama dan itu dilakukan beberapa tahuns ebelum almarhumah menunaikan ibadah haji,” kata kerabat Cendana itu.
Menurut dia, memang banyak orang yang menawarkan diri untuk menjadi penasihat supranatural Ibu Tien. Tetapi tawaran itu, menurut kerabat Cendana itu, ditolak Ibu Tien Soeharto secara halus.
Oohya! Baca juga ya:
Jamaah Haji Padat, Bisa Kesulitan Oksigen di Depan Hajar Aswad
Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto naik haji pada 1991. Buku Perjalanan Ibadah Haji Pak Harto yang terbit pada 1994 mencatat nama-nama yang ikut rombongan ibadah haji Soeharto itu.
Di antara nama-nama itu ada nama KH Kosim Nurzeha. Ia ditulis sebagai penasihat rohani pribadi keluarga Cendana.
Kerabat Cendana itu mengakui, semasa hidupnya, Ibu Tien Soeharto sering berziarah ke makam-makam keramat bersama Presiden Soeharto. Namun hal itu dilakukan bukan untuk melakukan semedi di makam, melainkan hanya untuk menghormati para pendiri bangsa.
“Seperti kebanyakan orang yang berkunjung ke makam keluarganya untuk memberikan doa kepada sang arwah agar tenang di akherat, seperti itulah yang dilakukan Ibu Tien ketika mengunjungi makam-makam para raja dan leluhur,” kata kerabat Cendana itu mengenai kegiatan Ibu Tien Soeharto berziarah ke makam-makam leluhur.
Kerabat Cendana itu tidak setuju jika ziarah Ibu Tien Soeharto ke makam-makam keramat disebut sebagai kegiatan mistik mencari kekuatan gaib atau membuat janji dengan Nyi Roro Kidul. “Mengenai perjanjian gaib saya tidak tahu sama sekali," kata kerabat Cendana itu.
Tetapi, lanjut kerabat Cendana itu, almarhumah dan keluarganya memiliki koleksi benda-benda antik. Benda-benda antik itu semasa Ibu Tien masih hidup, selain ada yang disimpan di rumah, ada pula yang disimpan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Ma Roejan