Orang Kristen Naik Haji, Snouck Hurgronje Diusir dari Makkah
Puncak haji baru akan tiba pada 19 September 1885. Namun, orang Kristen yang bernama Snouck Hurgronje ini telah diusir dari Makkah pada Agustus 1885.
Orang Kristen yang akan naik haji itu sudah ada di Makkah sejak 22 Februari 1885, memakai nama Abdul Gaffar. Selama lima bulan sebelumnya, ia menghabiskan waktu di Jeddah untuk meningkatkan kemahiran berbahasa Arab.
Ia berangkat ke Makkah dari Jeddah pada 21 Februari 1885 malam. Tetapi mengapa ia diusir dari Makkah sebelum menyelesaikan prosesi ibadah haji?
Oohya! Baca juga ya:
16 Orang Kristen Naik Haji, Dua darinya Pernah di Indonesia
Dari Makkah ia dikirim lagi ke Jeddah. Setelah tiba di Jeddah ia baru mengetahui alasan pengusiran dirinya dari Makkah.
Selama di Makkah menunggu puncak haji, ia mengaji Alquran. Ia diterima baik di Makkah.
"Bagaimanapun, Hurgronje menikmati percakapan blak-blakan bersama para tetangganya, tidak ada kecurigaan sama sekali," kata Augustus Ralli, yang pada 1909 menulis buku Orang Kristen Naik Haji.
Selama di Makkah, ia juga mengamati kehidupan masyarajat Makkah. Tapi pekerjaannya yang satu ini belum tuntas ketika dia harus pergi dari Makkah.
Oohya! Baca juga ya:
Laporan majalah Stemps edisi Juli 1885 membuat ototitas Makkah harus mengusirnya. Hurgronje disebut terlibat skandal Huber.
Charles Huber merupakan pejabat Kementerian Pendidikan Prancis yang pada 1878 ditugasi untuk menyelidiki Nejd. Huber menemukan Prasasti Tayma di daerah Tayma.
Prasasti iru digunakan untuk menutup sumur di sebuah rumah. Huber membeli prasasti itu, patungan dengan Julius Euting pada 1883.
Euting berteman dengan Snouck Hurgronje, orang Kristen yang pergi ke Makkah untuk naik haji. Prasasti iru bercerita tentang masuknya agama baru di Tayma.
Di prasasti itu Tuhan digambarkan berdiri di depan seorang pendeta. "Prasasti itu termasuk salah satu dari tiga atau empat inskripsi Semit yang bernilai sangat tinggi," kata Augustus Ralli.
Huber dan Euting membuat cetakan prasasti itu lalu mengirimkannya ke Hail. Mereka juga menyertakan catatan mengenai kesan-kesan pribadi mereka terhadap prasasti itu.
Oohya! Baca juga ya:
Insya Allah dan Assalamualaikum di Injil Cetakan Belanda, Kok Bisa?
Euting kemudian ke Yerusalem, dan Huber ke Hail. Dari Hail ia ke Jeddah.
Di Jeddah sebelum pindah ke Makkah, Hurgronje menerjemahkan sepucuk dua pucuk surat untuk Konsulat Prancis. "Hurgronje juga menulis selucuk surat kepada teman lamanya, Profesor Euting, untuk menjamin keselamatan barang-barang pribadinya dan kemungkinan kedatangannya ke Jeddah," kata Augustus Ralli.
Karena hal inilah Hurgronje dicurigai oleh Wakil Konsul Prancis di Jeddah, Felix de Lostalot, terlibat dalam rencana pengiriman Prasasti Tayma ke Jerman. Hurgronje mengelak dari tuduhan itu.
Sebelum ia pindah ke Makkah untuk naik haji, ia menulis surat untuk Lostalot bahwa ia tidak terlibat dalam rencana menguasai prasasti itu. Lostalot memahami penjelasan Hurgronje dan berjanji tidak akan membocorkan identitasnya selama berada di Makkah.
Di Makkah, Hurgronje berkenalan dengan Sey Azis. Sey Azis telah menawarkan bantuan kepada Lostalot bisa menyerahkan Prasasti Tayma ke Konsulat Prancis.
Oohya! Baca juga ya:
Kecewa pada Amangkurat II, Kenapa Kapten Jonker Bakar Rumah Penginjil Leijdecker di Tugu?
Sey Azis meminta imbalan 5 000 frank. Tetapi Lostalot tidak menyanggupinya.
Ketika Hurgronje bertemu Sey Azis di Makkah, Sey Azis hendak berangkat ke Hail. Ia meminjam 200 frank ke Hurgronje.
Sey Azis berhasil mendapatkan prasasti dan barang-barang Huber, lalu menyerahkan ke Konsulat Prancis. Hurgronje bertemu lagi Sey Azis pada Juni 1885 dan setelah mendengarkan usaha Sey Azis ia menyatakan bahwa pihak yang berwenang akan mengganti semua biaya yang telah dikeluarkan Sey Azis.
"Demikianlah kaitan Hurgronje dengan Prasasti Tayma. Ia tidak pernah membayangkan bahwa pada kemudian hari dirinya akan terseret dalam masalah pelik mengenai Prasasti Tayma ini," kata Augustus Ralli.
Pada Agustus 1885, Snouck Hurgronje dipanggil otoritas Makkah. Identitasnya sebagai orang Kristen pun diketahui Sebuah surat berbahasa Turki dibacakan untuknya.
Ia dininta untuk mengemasi barang-barangnya. Batallah ia naik haji.
"Lalu dikawal dua orang menuju Jeddah," kata Augustus Ralli dalam bukunya, Orang Kristen Naik Haji.
Priyantono Oemar