Pitan

16 Orang Kristen Naik Haji, Dua darinya Pernah di Indonesia

Dari abad ke-16 hingga ke-19, ada 16 orang Kristen naik haji. Ada yang ketahuan pernyamarannya. Dua orang di antaranya pernah tinggal di Indonesia.

Ada 16 orang Kristen yang pernah naik haji. Pada abad ke 16 ada dua orang dan pada abad ke-17 juga dua orang, tetapi selama abad ke-18 tak ada satu pun orang Kristen yang bisa naik haji.

Pada abad-19, ada 12 orang Kristen yang bisa naik haji. Dua orang Kristen yang naik haji pada abad ke-19 ini pernah tinggal di Indonesia dan salah satunya bahkan menikah dengan orang Indonesia.

Mereka naik haji rata-rata karena ingin melihat sendiri proses ibadah haji yang dilakukan oleh umat Islam. Ada yang ketahuan penyamarannya saat sudah di Padang Arafah, lalu ia dikeluarkan dari Makkah, ada yang kemudian benar-benar memeluk Islam.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Oohya! Baca juga ya:

Perwira dari Ambon Ngamuk di Rumah Penerjemah Injil yang Disukai di Ambon, Perwira Itu Pernah Menangkap Trunojoyo

Adalah Leon Roches yang lahir pada 1809 di Grenobel, sebelah tenggara Prancis. Ia naik haji pada 1841. Ia cukup hati-hati dalam penyamarananya, tapi akhirnya ia merasa bahwa identitasnya sudah diketahui.

Syarif Makkah pura-pura marah ketika ada yang melapor kepadanya mengenai adanya orang Kristen di Padang Arafah. Ia meminta agar orang itu, yaitu Leon Roches, dibawa kembali ke Makkah.

Dikirim petugas ke Makkah, tapi tak bisa langsung membawa Leon Roches pada siang hari. Ditunggulah waktu malam.

Namun, belum juga mereka bertindak, sudah ada teriakan yang ditujukan kepada Leon Roches sebagai orang Kristen yang menyusup di antara jamaah haji di Padang Arafah.

Ketika orang-orang fanatik mulai menyasar Leon Roches, para petugas yang diutus Syarfi Makkah segera bertindak. Leon Roches mereka tangkap, lalu dinaikkan ke unta, berlari kencang dan tiba di Jeddah tujuh jam kemudian.

Oohya! Baca juga ya:

Keturunan Sultan Agung Dipecat dari Perhimpunan Indonesia, Mengapa?

Andai Syarif Makkah tidak menyelamatkan Leon Roches, tentu ia sudah jadi sasaran amuk oaring-orang yang fanatik. Para petugas yang menangkap Roches menjelaskan alasan itu sehingga mereka harus menangkapnya.

Ketika Gervais Courtellemont memberikan ceramah di Bordeaux sepulangnya dari naik haji yang ia lakukan pada 1894, Leon Roches ikut mendengarkannya. Tetap sebagai seorang Kristen.

“Yang meskipun sudah sangat tua, tetapi postur tubuhnya masih tetap gagah dan tegap,” kata Augustus Ralli, yang pada 1909 menulis buku Orang Kristen Naik Haji.

Jika Leon Roches menggunakan nama samaran Umar, Courtellemont tetap menggunakan identitas asli. Namun ia mengaku sebagai mualaf. Ia tetap sebagai orang Kristen tulen.

Pada 1908 Courtellemont kembali lagi ke Tanah Suci, bukan untuk naik haji lagi, tapi untuk peliputan. Ia datang di Madinah untuk meliput peresmian jalur kereta api Hijaz, dan sudah menjadi Muslim.

Menurut Augustus Ralli, dari 16 orang Kristen yang naik haji itu, ada empat orang yang terkemuka catatan akademiknya mengenai perjalanan haji mereka. Yaitu Badia Y Leblich (Ali Bey Al-Abbasi), John Ludwig Burckhardt (Syekh Haji Ibrahim), Sir Richard Burton (Syekh Haji Abdullah), dan Christian Snouck Hurgronje (Abdul Gaffar) --Hurgronje kemudian bertugas di Indonesia.

Oohya! Baca juga ya:

Insya Allah dan Assalamualaikum di Injil Cetakan Belanda, Kok Bisa?

“Pengetahuan yang dihasilkan Badia kemudian dikoreksi dan diperdalam oleh Burckhardt. Kepribadian Burton yang kuat telah menarik mata dunia. Lalu, kajian-kajian sosial Hurgronje telah menyempurnakan kerja Burckhardt,” kata Augustus Ralli.

Snouck Hurgronje naik haji pada 1885, lalu pada 1889 ia ditugasi ke Indonesia (Hindia Belanda). Di Belanda ia menjadi guru besar untuk lembaga-lembaga keislaman di Leiden.

Ia mendapat tugas untuk melatih para pejabat yang akan ditempatkan di Hindia Belanda. Ia cukup mahir berbahasa Arab, sehingga sangat membantu dirinya ketika bertugas di Hindia Belanda. Di Aceh, ia bahkan menjadi guru bahasa Arab, dengan menyamar sebagai Haji Abdul Gaffar.

Pada 1885 ia sempat tinggal di Jeddah lima bulan untuk memperdalam dialek lokal Arab, sebelum berangkat ke Makkah. Ia tinggal di Makkah dari Februari 1885 – Agustus 1885 dan bertugas di Indonesia pada 1889-1905.

Lalu siapa lagi orang Kristen yang pernah naik haji dan juga pernah tinggal di Indonesia? Dia adalah Herman Bicknell (Abdul Wahid), yang naik haji pada 1862.

Oohya! Baca juga ya:

Cucu Sultan Hamengkubuwono VII Ini Pernah Dikeroyok 8 Perompak

Ia menuliskan laporan perjalanan hajinya di koran The Times. Ia menggunakan nama Arabnya.

Untuk laporan-laporan perjalanan naik haji, sebagai orang Kristen, Herman Bicknel benar-benar menyembunyikan nama aslinya. Sepertinya ia tak mau nama asli sebagai orang Kristen terbongkar.

Berkaitan dengan haji, nama asli Herman Bicknell hanya disebutkan dalam laporan Sir Richard Burton. Buku laporan perjalanan haji Burton terbit pada 1893.

Buku Burton itu terbit tiga tahun setelah Burton meninggal pada 1890. Lady Burton, istri Richard Burton, menyebut bahwa sebagai orang Kristen yang pernah naik haji, ia tetap iri dengan pengalaman naik haji Burton.

Lahir pada 1830, Herman Bicknell menjadi dokter bedah di kalangan militer di Inggris. Ia meninggal pada 1875 akibat kecelakaan dan cuaca ekstrem di di Pegunungan Matterhorn, perbatasan Swiss-Italia.

Herman Bicknell sering melakukan perjalanan ke berbagai negara. Salah satunya ke Indonesia, meski tidak disebutkan tahunnya. “Menyusuri sebagian Pulau Jawa,” kata Augustus Ralli.

 

Priyantono Oemar

 

 

 

 

Berita Terkait

Image

Kenapa Ada Banyak Raja Bernama Warman di Indonesia Zaman Dulu?

Image

Sumpah Pemuda, Perempuan, dan Bahasa Indonesia

Image

Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu Pasar, Bangsa Melayu Itu yang Mana Sih?