Pitan

Anak Usia Dua Tahun Bisa Berjalan Setelah Konsumsi Kelor, Istri Ganjar Sebut Kelor yang Bisa Cegah Stunting Harganya Lebih Murah dari Moringa

Istri Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti, menyebut kelor lebih murah harganya daripada moringa. Anak usia dua tahun yang belum bisa berjalan, akhirnya bisa berlari setelah konsumsi kelor.

Istri Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti, menyebut orang Barat mengenal tanaman moringa yang harganya mahal. Orang Indonesia, kata Atikoh, mengenal moringa (lengkapnya Moringa oleifera) dengan nama kelor, harganya murah, dan bisa digunakan untuk mencegah stunting.

Istri Ganjar mengatakan hal itu ketika menemui ibu-ibu di Pasar Jaten, Kampung Jawi, Semarang. Warga Semarang mengenal Kampung Jawi sebagai pusat kuliner tradisional, di antaranya kuliner berbahan daun kelor. Di Bengkulu, anak usia dua tahun yang belum bisa berjalan akhirnya bisa lari setelah mengonsumsi kelor.

Pada 2016 saya naik kapal ferry dari Larantuka menuju Pulau Lembata di Nusa Tenggara Timur (NTT). Ada seorang bapak yang menjual informasi manfaat daun kelor di dalam kapal dengan cara penyampaian yang membuat penumpang pada tertawa.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Oohya! Baca juga ya:

Cerita Andi Sahrandi tentang Pelajaran dari Kampung Menjelang Pilpres

Tangan kanannya selalu bergerak saat ia menjelaskan manfaat daun kelor. Tangan kirinya memegang album foto berbagai luka akibat penyakit dan kliping koran/majalah yang membahas kelor. Lengan kirinya mengempit segepok uang.

Di album foto yang ia perlihatkan, ada Jenderal Gatot Nurmantyo sewaktu masih menjadi KSAD sedang ikut menanam kelor di NTT. NTT memang dikenal sebagai sentra kelor dan kelor NTT diakui lebih baik daripada kelor Spanyol.

Bapak penjual informasi manfaat kelor itu bercerita, kelor bisa mengobati kanker, diabetes, memulihkan stamina dan mengatasi kebotakan. Setidaknya itu yang ia dapat dari kliping-kliping koran/majalah yang ia kumpulkan. Kumpulan kliping itu ia jual Rp 35 ribu.

Dari kliping itu, ia juga mendapatkan informasi mengenai para pemain bola Brasil yang juga mengonsumsi kelor untuk meningkatkan stamina mereka. Laman allmoringatree.com menyebut kelor merupakan protein nabati lengkap.

“Mengandung 18 asam amino, termasuk Sembilan asam amino esensial (yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh Anda) untuk membentuk semua protein yang dibutuhkan tubuh Anda, yang sangat penting untuk pembentukan otot, terutama jika Anda seorang atlet vegan, pelatih atau praktisi yoga,” tulis allmoringatree.

Oohya! Baca juga ya:

Ini Arti Ndhasmu Etik, Makian Jawa karena Kesal Bukan karena Ingin Bercanda

Peraih Upakarti Kepeloporan 2010 Tentrem Sri Minarsih bercerita, sewaktu anaknya sudah berusia dua tahun ternyata belum bisa berjalan. Lalu ia merebus akar kelor, kulit kayu kelor, dan daun kelor, air rebusannya ia minumkan kepada balitanya.

“Alhamdulillah, empat tahun kemudian sudah bisa berlari-lari,” ujar Tentrem Sri Minarsih, pelaku usaha UMKM kulit kayu lantung di Bengkulu, peraih Citigroup Microenterpreneurship Award 2012.

Tentrem Sri Minarsih mengaku anaknya tidak menyukuai bau air rebusan kelor. Karenanya rebusan kelor itu ia campurkan ke susu, diminumkan sebelum tidur.

“Dengan 2.000 miligram kalsium per 100 gram, daun kelor mengandung kalisum sekitar dua kali lebih besar dari jumlah kalsium susu sapi. Kebutuhan kalsium harian untuk orang dewasa adalah sekitar 1.000 miligram,” tulis laman foodspring.co.uk.

Unsur besi, kata laman itu, sangat penting untuk berfungsinya organisme secara penuh. Bubuk kelor mengandung 28 miligram zat besi per 100 gram, hampir menyamai kandungan zat besi pada bayam yang mencapai 35 miligram per 100 gram.

Oohya! Baca juga ya:

Karakter Idol Korea BT21 dan Sneakon Bekerja Sama Hadirkan Jenama Sepatu Lokal dan Karakter Global

“Asupan harian yang direkomendasikan untuk orang dewasa ditetapkan antara 10 dan 15 miligram,” tulis foodspring.co.uk.

Laman itu menyebut, 100 gram daun kelor memiliki kandungan gizi: Kalori 205 Kkal, protein 27 gram, karbohidrat 29 gram, dan lemak dua gram.

Priyantono Oemar

Berita Terkait

Image

Hampir 300 Anak di Grobogan Kurang Gizi pada 1952, Siapa Saja Mereka?

Image

Turunkan Kasus Tengkes, Ini Alasan Timbang Bayi dengan Timbangan Dacin