Malaka yang Pernah Diserang Dipati Unus dan Ratu Kalinyamat, Pantun Lama Ini Gambarkan Harapan Bantuan dari Jawa
Malaka di akhir abad ke-15 sudah begitu ramai. Hilir-mudik kapal dagang melewati Selat Malaka, hingga akhirnya Portugis menguasainya. Bantuan dari Jawa pun diberikan oleh Dipati Unus dan Ratu Kalinyamat dari Jepara, yang berusaha membebaskannya
“Pelabuhan Malaka adalah tempat kapal-kapal dagang itu singgah,” tulis Hamka. “Orang Arab sampai menamai Malaka itu ‘Mulaqat’, artinya tempat pertemuan kaum pedagang,” lanjut Hamka.
Pantun tentang Malaka pun masyhur:
Jika roboh kota Malaka,
mari di Jawa kita dirikan.
Jika sungguh bagai dikata,
badan dan nyawa saya serahkan.
Oohya! Baca juga ya: Ini Lokasi di Puncak Gunung yang Menjadi Tempat Favorit untuk Berfoto Para Pendaki Amatir
Pantun itu menggambarkan bahwa orang Melayu terus berharap adanya pertolongan dari Jawa. “Pantun itu telah beratus tahun jadi buah mulut orang Melayu, walapun Jawa dikuasai Belanda dan Malaka dikuasai Portugis, Belanda, dan Inggris,” tulis Hamka.
Pada 1509 berlabuh kapal dari Portugis. Meski alasannya untuk kunjungan persahabatan, kenyataannya adalh menyelidiki pertahanan Malaka.
Utusan Portugis itu tidak mencari Sultan Malaka, melainkan Bendahara Malaka. Kalung emas sepanjang pusar-leher dihadiahkan kepada Bendahara.
Setelah pemberian hadiah kalung emas itu, perseteruan Sultan dan Bendahara pun semakin terlihat oleh penduduk Malaka. Pada 1511 Portugis pun menyerang Malaka beberapa bulan setelah Sultan membunuh Bendahara.
Malaka dikuasai Portugis, membuat Sultan Mahmud Syah mengundurkan diri. Pengunduran diri ini melanggar adat istiadat Melayu.
“Istiadat Melayu yang dilanggar Baginda itu ialah: Kalau negeri jatuh, hendaklah rajanya mati,” tulis Hamka.
Oohya! Baca juga ya: 15 November, Ini Cerita Kiai Sadrach Penginjil Sesat yang Sukses Mengkristenkan Orang Jawa
Jatuhnya Malaka, kata Hamka, menjadi catatan pilu bagi orang Melayu. “Sebagai suatu perkabungan sejarah yang tidak akan terkupakan,” tulis Hamka.
Beruntung sudah ada Aceh dan Demak yang menjadi kerajaan Islam yang membantu Malaka. Dipati Unus yang menjadi pemimpin Jepara, wilayah pelabuhan di bawah kekuasaan Demak, merencanakan penyerbuan Portugis di Malaka.
Namun posisi Portugis di Malaka rupanya lebih kuat. Dua kali Dipati Unus menyerang Portugis di Malaka, dua-duanya gagal.
Berpuluh tahun kemudian, pada 1551, Ratu Kalinyamat meneruskan perjuangan Dipati Unus memberikan bantuan untuk membebaskan Malaka dari cengkeraman Portugis.
“... (Sultan Johor) berangkat dengan 5.000 sampai 6.000 prajurit terpilih, dan di laut bergabung dengan prajurit-prajurit dari kerajaan yang bersekutu, membentuk satu armada dengan lebih dari 200 kapal laut (navios), belum lagi ditambah dengan 40 kapal besar (juncos) kiriman Ratu dari Jepara yang kaptennya terkenal sebagai orang hebat/tangguh, ‘Sang Adipati’, yang membawa 4.000 sampai 5.000 prajurit siap tempur,” tulis da Couto, penulis Portugis, pada 1626, yang dikutip oleh Tim Pakar Ratu Kalinyamat.
Kesaksian Couto menyebut kapten Jepara sebagai Sang Adipati yang terkenal tangguh. Sepertinya Coute merujuk kepada pasukan Dipati Unus.
Oohya! Baca juga ya: Kisah Ratu Kalinyamat Menyelamatkan Suaminya dari Aryo Penangsang dan Asal Usul Nama Makam Mantingan serta Seni Ukir Jepara
Bagaimana dengan kekuatan pasukan Ratu Kalinyamat pada 1551?
“... Dengan demikian, kami tak hanya dikepung, namun mereka juga menduduki bagian kota yang dihuni para pedagang Keling, Arab, Tiongkok,, serta banyak warga lain, di mana mereka mengambil banyak muatan emas, perak, dan sutra , sandal dan banyak pakaian, serta porselen yang tidak sedikit. Konon mereka pun mengambil lebih dari 20 ribu jiwa, di antaranya beberapa umat Kristen yang memiliki rekening emas, demikian menurut mereka yang mengetahuinya...,” tulis Fransisco Peres dalam suratnya yang dikirimkan kepada Raja Portugis, 25 November 1551, seperti yang dikutip oleh Tim Pakar Ratu Kalinyamat.
Tim Pakar Ratu Kalinyamat dibentuk untuk menyusun naskah akademik untuk pengajuan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional. Pada 10 November 2023 pemerintah menganugerahkan elar pahlawan nasional kepada Ratu Kalinyamat.
Oohya! Baca juga ya: Sultan Hamengkubuwono V yang Masih Balita Membuka Peluang Penguasa Belanda Menginjak-injak Orang Jawa
Penyerangan terhadap Portugis di Malaka yang melibatkan Ratu Kalinyamat itu juga gagal. Portugis terus berkuasa di Malaka. Dan Jawa, dikuasai Belanda.
“Kemudian (1641) Belanda berserikat dengan Johor dan Aceh merebut Malaka dari tangan Portugis. Tetai karena Belanda yang lebih kuat dari ketiga persekutuan itu, Belandalah yang menguasai Malaka,” tulis Hamka.
Priyantono Oemar
Sumber rujukan:
Dari Perbendaharaan Lama karya Prof Dr Hamka (1994)
Pernyataan Akademik Tim Pakar Ratu Kalinyamat, 17 Agustus 2022
Untuk Yang Mulia Para Pencuri Naskah/Plagiator
Selama empat hari, Raffles menjarah Keraton Yogyakarta. Dari berbagai jenis barang yang dijarah itu terdapat naskah-naskah Jawa yang kemudian ia pakai sebagai bahan untuk buku The History of Java. Kendati naskah-naskah itu hasil jarahan, ia tetap menyebutkannya ketika ada bagian-bagian yang ia ambil untuk bukunya, seperti dalam kalimat: “Syair berikut adalah dari Niti Sastra Kawi”, “Cerita ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Crawfurd”.
Redaksi
[email protected]