Lincak

Benarkah Ayah Kakek Sultan Agung Jadi Perampok karena Joko Tingkir tak Segera Berikan Hutan Mataram?

Ayah kakek Sultan Agung kecewa karena Joko Tingkir tak segera menyerahkan hadiah hutan Mataram. Benarkah ia kemudian menjadi pemimpin perampok?

Adipati Pajang menunda-nunda penyerahan hutan di Mataram kepada Ki Ageng Pemanahan. Akibatnya ayah kakek Sultan Agung itu menyepi untuk bertapa.

Tapi ia sempat melampiaskan kekecewaannya dengan cara menculik selir-selir Joko Tingkir, sang adipati Pajang. Ia lalu memberikannya kepada penduduk desa.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Ia bahkan juga sempat memimpin kelompok perampok yang berjumlah 40 orang dan meningkat menjadi 300 orang. Penulis Belanda Valentijn menyebut, bersama 300 perampok inilah Ki Ageng Pemanahan merebut hutan di Mataram yang tak juga diserahkan kepadanya.

Oohya! Baca juga ya:

Leluhur Sultan Agung Gagal Jadi Tantama Demak, Keturunannya Jadi Raja Mataram

JP Coen lantas menilai Pemanahan mendapatkan Mataram karena "keberaniannya dalam menggunakan senjata dan akalnya". Benarkah catatan orang-orang Barat ini?

Cerita babad menyebut Pemanahan membuka hutan Mataram dengan mengerahkan 150 orang Selo, Grobogan. Itu ia lakukan setelah Joko Tingkir menyerahkan hutan Mataram itu.

Sunan Kalijaga mendesak Joko Tingkir agar menepati janjinya kepada Ki Ageng Pemanahan. Janji itu diucapkan ketika membuka sayembara: yang bisa mrmbunuh Adipati Jipang Aryo Penangsang akan diberi tanah di Pati dan Mataram.

Pati tang sudah me jadi kota dengan penduduk 10 ribu, direlakan oleh Pemanahan untuk Ki Ageng Panjawi. Ia memilih hadiah yang masih berupa hutan. Sudah ada perkampungan, tapi cuma berpenduduk 800 orang.

Oohta! Baca juga ya:

Diponegoro Seharusnya Berbahagia, tapi Ia Nelangsa Amat di Hari Lebaran Kali Ini

Ki Ageng Pemanahan berasal dari Selo, Grobogan. Ia cucu dari Ki Ageng Selo.

Ia kemudian menjadi penasihat Joko Tingkir -- yang pernah menjadi santri Ki Ageng Selo-- ketika Joko Tingkir menjadi adipati Pajang. Akhirnya Joko Tingkir bersedia menerima permintaan Ratu Kalinyamat untuk menyingkirkan Adipati Jipang Aryo Penangsang, itu terjadi berkat Pemanahan.

Awalnya, Joko Tingkir menolak karena merasa kesaktiannya jauh di bawah Aryo Penangsang. Pemanahan laku menyarankan agar Ratu Kalinyamat menghadiahkan janda selir suaminya kepada Joko Tingkir dan Joko Tingkir menerimanya.

Bersama Ki Ageng Pemanahan, ada Ki Ageng Panjawi dan Ki Juru Martani. Anak Pemanahan, Sutowijoyo, diangkat anak oleh Joko Tingkir dan tinggal di Pajang. Pemanahan mengikuti sayembara menyingkirkan Aryo Penangsang dengan memajukan Sutowijoyo.

Aryo Penangsang harus disingkirkan karena telah membunuh Sultan Demak Prawoto dan iparnya, suami Ratu Kalinyamat. Joko Tingkir yang juga ipar Prawoto selamat dari upaya pembunuhan yang dilakukan orang suruhan Penangsang.

Tapi Aryo Penangsang tak berhenti. Karena yang menyuruh membunuh Prawoto adalah Sunan Kudus, maka ia kembali ke Sunan Kudus meminta bantuan.

Oohya! Baca juga ya:

Lebaran Banyak Orang Datangi Meriam Si Jagur di Batavia, untuk Apa?

Ia meminta Sunan Kudus memanggil Joko Tingkir sebagai santri. Tujuan pemanggilan untuk membahas ilmu gaib.

Ini hanya taktik Penangsang. Ia Joko Yingkir sudah datang, akan mudah baginya unti langung menyjngkirkan Joko Tingkir dengan tangannya sendiri.

Joko Tingkir gelisah meneruma undangan itu. Atas saran Pemanahan, ia datang diiringi pasukan terdiri dari 400 orang.

Di alun-alun, Aryo Penangsang menyambutnya, sebelum Sunan Kudus menerimanya. Aryo Penangsang berbasa-basi dengan mengajukan keinginannya melihat keris Joko Tingkir.

Satu keris lalu ia serahkan kepada Aryo Penangsang, satu keris lagi ia pegang sendiri. Sunan Kudus muncul, melohat dua orang saling memegang keris lalu ia perintahkan untuk menyarungkannya.

Oohya! Baca juga ya:

3 Sahabat Nabi tak Ikut Perang Tabuk, Kenapa Dikucilkan 50 Hari?

Untungnya, Aryo Penangsang tidak memahami kode sandi gurunya itu. Kali ini, Joko Tingkir selamat lagi.

Aryo Penangsang menyarungkan keris ke sarung keris. Andaikata ia menyarungkannya ke dada atau perut Joko Tingkir, kesudahan cerita pasti menjadi lain.

Joko Tingkir membicarakan pertemuan aneh ini dengan Ki Ageng Pemanahan. Ayah kakek Sultan Agung itu menyarankan Joko Tingkir menemui kakak iparnya, Ratu Kalinyamat.

Joko Tingkir sebagai satu-satunya laki-laki yang tersisa di keluarga keraton menjadi tumpuan Ratu Kalinyamat. Meski disodori hadiah tanah Kalinyamat dan Demak, Joko Tingkir tetap menolak permintaan jntuk menyingkirkan Aryo Penangsang.

Ayah kakek Sultan Agung tahu kelemahan Joko Tungkir. Ia menyarankan Ratu Kalinyamat agar menghadiahi Joko Tingkir dengan dua janda selir suaminya.

Ma Roejan

Sumber rujukan:
- Awal Kebangkitan Mataram, karya Dr HJ de Graaf (1987)
- Babad Tanah Jawi, penerjemah Amir Rokhyatmo, penyunting Sapardi Djoko Damono dan Sonya Sondakh (2004)

Untuk Yang Mulia Para Pencuri Naskah/Plagiator
Selama empat hari, Raffles menjarah Keraton Yogyakarta. Dari berbagai jenis barang yang dijarah itu terdapat naskah-naskah Jawa yang kemudian ia pakai sebagai bahan untuk buku The History of Java. Kendati naskah-naskah itu hasil jarahan, ia tetap menyebutkannya ketika ada bagian-bagian yang ia ambil untuk bukunya, seperti dalam kalimat: “Syair berikut adalah dari Niti Sastra Kawi”, “Cerita ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Crawfurd”.
Redaksi
[email protected]