Lincak

Sebelum Kakek Sultan Agung Jadi Raja, Sunan Kudus Jadi Sumber Kekisruhan di Demak-Pajang

Sunan Kudus membuat kekisruhan di Demak dan Pajang. Ia membuat raja Demak dibunuh. Ia juga merebut tahta Pajang untuk Adipati Demak. Kakek Sultan Agung membantu putra mahkota Pajang merebut tahta itu.

Sunan Kudus senula menjadi penghulu Keraton Demak. Ia kemudian mengundurkan diri lalu mengembangkan dakwah di luar jeraton, yaitu di Kudus.

Prawoto anak Sultan Demak adalah salah satu santrinya, selain Adipati Jipang Aryo Penangsang dan Adipati Pajang Joko Tingkir. Rupanya, Prawoto dan adik iparnya, Joko Tingkir, juga menjadi santri Sunan Kalijaga.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sunan Kudus tidak senang dengan hal ini. Ia pun lalu menjadi sumber kekisruhan di Demak dan Pajang, yang mendorong kakek Sultan Agung akhirnya bertindak.

Oohya! Baca juga ya:

Leluhur Sultan Agung Gagal Jadi Tantama Demak, Keturunannya Jadi Raja Mataram

Sunan Kudus rupanya tak puas hanya menjadi penhulu, yang hanya mengurusi agama. Ia menginginkan posisi seperti Giri, yang juga menjadi pengendali politik.

Ia laku memprovokasi Aryo Penangsang untuk membunuh Prawoto dan Joko Tingkir. "Apakah hukumannya bagi orang yang sekaligus menpunyai dua orang guru?" tanya Sunan Kudus keoada Aryo Penangsang.

"Hukuman mati," jawab Aryo Penangsang. Tapi Aryo Penangsang belum tahu yang dimaksud dengan orang tang memiliki dua guru itu.

Sunan Kudus pun segera memberi tahu Aryo Penangsang. Yang ia maksud orang yang memiliki dua guru itu adalah Prawoto dan Joko Tingkir.

Oohya! Baca juga ya:

Diponegoro Seharusnya Berbahagia, tapi Ia Nelangsa Amat di Hari Lebaran Kali Ini

Prawoto sudah menjadi raja Denak menggantikan ayahnya yang sudah meninggal, Sultan Trenggono. Joko Tingkir, menantu Trenggono, menjadi adipati Pajang.

Mereka disebut Sunan Kudus juga menjadi pengikut Sunan Kalijaga. Katena itulah mereka harus mendapatkan hukuman, tetapi Sunan Kudus tidak menggunakan tangannya sendiri.

"Hanya Pangeran Aryo Penangsang yang masih setia. Dan murid inilah yang didorongnya agar bertindak terhadap murid-murid yang tidak setia itu sebagai balas dendam gurunya, terutama yang paling dekat dengannya," ujar HJ de Graaf.

Yang paling dekat dengan Aryo Penangsang tentu saja Prawoto. Prawoto adalah saudara sepupu Aryo Penangsang.

Ayah Aryo Penangsang, Pangeran Surowiyoto, adalah saudara darii Sultan Trernggono. Sama-sama anak Raden Patah.

Aryo Penangsang juga menyimpan dendam kepada Prawoto. Ia meyakini seharusnya ayahnyalah yang menjadi raja Demak pengganti Raden Patah, sehingga seharusnya dirinyalah yang menjadi raja, bukan Prawoto.

Oohya! Baca juga ya:

Kapan Lebaran Idul Fitri Pernah Berbeda?

Orang yang ia tugasi, berhasil membunuh Prawoto dan suami Ratu Kalinyamat adiknya. Namun gagak membunuh Joko Tingkir.

Fatwa Sunan Kudus menjadi dasar bagi Aryo Penangsang untuk membunuh saudara sepupunya itu. "Pembelotan Prawoto itu bisa dicap sebagai pengkhianatan spiritual sekaligus juga pengkhianatan politik," ujar De Graaf.

Prawoto meninggal, Demak tidak memiliki raja. Maka, Joko Tingkir mengambil tahta itu dan memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang.

Memimpin Pajang, ia bergelar Sultan Hadiwijoyo. Anak Ki Ageng Pemanahan yang ia jadikan anak angkat ia beri nama Raden Ngabehi Sutowijoyo, yang artinya anak Wijoyo (Hadiwijoyo).

Ketika Sultan Hadiwijoyo meninggal, Sunan Kudus lagi-lagi membuat kekisruhan. Ia tidak setuju jika Pangeran Benowo yang naik tahta, kendati orang-orang Pajang menghendakinya.

Oohya! Baca juga ya:

Lebaran Banyak Orang Datangi Meriam Si Jagur di Batavia, untuk Apa?

Ia mempunyai calon sendiri, yaitu Adipati Demak Aryo Pangiri yang menjadi kakak ipar Benowo. Menurut Sunan Kudus, Pangiri lebih berhak karena ia lebih tua dari Benowo.

Benarkah alasan Sunan Kudus? Sebab Benowo bukanlah santri Sunan Kudus, melainkan santri Sunan Kalijaga.

Sunan Kudus kemudian hanya memberi tugas kepada Benowo sebagai adipati Jipang. Namun, penobatan Pangiri sebagai raja Pajang menjadi petaka bagi orang-orang Pajang.

Karena itulah dengan bantuan Sutowijoyo, Benowo merebut tahta Pajang dari Pangiri. Pengaruh Sunan Kudus pun terhenti ketika Benowo menjadi sultan Pajang selama setahun.

Setelah menyerahkan tahta kepada Sutowijoyo, pengaruh Sunan Kudus pun terpurus. Kakek Sultan Agung itu lebih percaya kepada Sunan Giri dan Sunan Kalijaga.

Kakek Sultan Agung yang kemudian dikenal sebagai Panembahan Senopati memindahkan pusat pemerintahan ke Mataram. Pajang menjadi wilayah kadipaten di bawah Mataram.

Ma Roejan

Oohya! Baca juga ya:

3 Sahabat Nabi tak Ikut Perang Tabuk, Kenapa Dikucilkan 50 Hari?

Sumber rujukan:
- Awal Kebangkitan Mataram, karya Dr HJ de Graaf (1987)
- Babad Tanah Jawi, penerjemah Amir Rokhyatmo, penyunting Sapardi Djoko Damono dan Sonya Sondakh (2004)

Untuk Yang Mulia Para Pencuri Naskah/Plagiator

Selama empat hari, Raffles menjarah Keraton Yogyakarta. Dari berbagai jenis barang yang dijarah itu terdapat naskah-naskah Jawa yang kemudian ia pakai sebagai bahan untuk buku The History of Java. Kendati naskah-naskah itu hasil jarahan, ia tetap menyebutkannya ketika ada bagian-bagian yang ia ambil untuk bukunya, seperti dalam kalimat: “Syair berikut adalah dari Niti Sastra Kawi”, “Cerita ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Crawfurd”.

Redaksi
oohya.republika@gmail.com

Berita Terkait

Image

Dikepung Rob Belasan Tahun, Ini Derita Disabilitas Demak

Image

Perempuan Nelayan Timbulsloko Tolak Dipecah DKP Demak

Image

Serbu Blambangan, Sultan Demak Dibantu Prajurit Portugis