Alumni ITB tidak Ada yang Jadi Bacapres, Anies Baswedan Salahkan Bunyi Spanduk Saat Sambut Mahasiswa Baru
Bacapres Anies Baswedan bertemu dengan alumni ITB, Ahad (1/10/2023) siang. Di acara yang digelar di Badoengshe Melk Centrale 1928, Bandung, itu, Anies menyalahkan spanduk untuk mahasiswa baru.
Anies Baswedan yang dicapreskan oleh Nasdem merupakan alumni UGM. Ganjar Pranowo, capres PDIP, juga alumni UGM.
Para alumni ITB ini menyebut dirinya sebagai kelompok alumni putih, yang tidak terlibat korupsi. Saat ini, alumni ITB sedang menjadi sorotan karena ada beberapa yang ditangkap KPK dalam kasus korupsi.
Di antara mereka yang mengadakan acara Ngariung Alumni ITB Bersama Anies Baswedan, ada Syahganda Nainggalan, Jumhur Hidayat, Miftahul Huda, Haru Suwandharu, Nurcholis. Mereka merupakan aktivis 80-90-an, yang berarti juga teman-teman Anies dalam pergerakan saat itu.
Oohya! Baca juga ya: Papua Selatan, Mengapa tidak Memakai Nama Irian Selatan yang Memiliki Makna Bagus dalam Bahasa Marind?
Tak hanya alumni yang berkiprah di luar kampus. Alumni yang menjadi ASN di kampus pun, yang sudah doktor dan professor, juga ikut dalam pertemuan ini.
Tahun 80-90-an, kata Anies, merupakan masa-masa sulit masuk ITB. “Kami di Jogja cuma bisa lihat dari jauh, nggak berani daftar, kita,” kata Anies.
Anies menjelaskan alasannya mengapa banyak lulusan SMA yang tidak berani daftar ITB saat itu. Kata Anies, alasannya sederhana. Tidak mau di dalam riwayat hidup tertulis pernah ditolak masuk ITB.
Lalu, mereka yang lulus masuk ITB, dari berbagai daerah datang ke kampus ITB. Kampus di ITB ada di Jalan Ganesha, Bandung. Halaman depanya luas dengan dua bangunan besar arsitektur Sunda terlihat megah.
Oohya! Baca juga ya: Memperingati Maulid Nabi Muhammad di Istana Negara, Ini yang Dikatakan Presiden Sukarno Soal Papua
Di pintu gerbang ITB ada spanduk bertuliskan “Selamat Datang Putra-Putri Terbaik Indonesia”. “Betul kan,” tanya Anies sambil tersenyum.
Dengan spanduk begitu, Anies menyimpulkan bahwa yang berkumpul di kampus ITB adalah putra-putri terbaik bangsa. Mereka masuk ITB dengan seleksi yang ketat.
Anies pun segera membandingan spanduk yang ditulis di UGM untuk menyambut mahasiswa baru. “Di UGM, tulisannya ‘Selamat Datang Pemimpin Masa Depan',” kata Anies disusul dengan tertawa lepas.
Suasana pun menjadi riuh karena juga pada tertawa. Ia pun kembali menyorot tulisan di spanduk ITB yang ia sebut salah. Lalu tertawa lagi.
Anies lalu menyarankan agar spanduk untuk menyambut mahasiswa baru di ITB direvisi. Apa usulannya?
Anies memberi usul agar, tulisan spanduk itu tidka menjadi salah doa. Tujuannya agar tidak menjadi salah doa.
“Jadi mulai besok jadi ‘Selamat Datang Putra-Putri Terbaik dan Pemimpin Masa Depan Bangsa’,” kata Anies.
Di UGM, Anis masuk tahun 1989. Ia pernah menjadi ketua panitia Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) UGM. Saat itu ada yang berbuat iseng pada spanduk.
“Huruf N-nya di-ilangin, jadi ‘Selamat Datang Para Pemimpi Masa Depan’,” kata Anies.
Oohya! Baca juga ya: Bahu-Membahu Mewajibkan Penggunaan Produk SNI untuk Proyek Pembangunan IKN Nusantara
Mengawali obrolannya, Anies menggarisbawahi pernyataan alumni ITB yang berjudul ‘Membangun Masyarakat Indonesia yang Cerdas, Maju, dan Bermoral Berdasarkan Keunggulan Teknologi dan Industri’. Pernyataan itu dibacakan oleh guru besar Teknik Elektro dan Informatika ITB, Emir Mauludi Husni.
Menurut Anies, ilmu pengetahuan dan metode ilmiah harus menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan. Dunia telah membuktikan itu pada saat krisis pandemi Covid-19.
Di banyak negara akan ketahuan pemimpin yang memakai ilmu pengetahuan dan tidak dalam menangani pandemi itu. “Banyak yang tidak menghargai ilmuwan,” kata Anies.
Ma Roejan