Lincak

Banjarmasin Dua Abad Tolak Monopoli Kompeni, Dihapus Belanda pada 1860

Peta Kalimantan abad ke-17. Kerajaan Banjarmasin berada di Pulau Kalimantan, selama dua abad Kompeni tak berhasil menundukkannya sehingga tak bisa menjalankan monopoli perdagangan di Banjarmasin. Sumber: buku sedjarah kalimantan

Monopoli perdagangan yang diterapkan Kompeni tidak berlaku di Banjarmasin. Setidaknya hingga tahun akhir abad ke-18 perdagangan bebas masih berlaku di Banjarmasin dengan lada sebagai komoditas utama.

Setelah Mataram menutup pelabuhan-pelabihan di pesisir utara Jawa, Banjarmasin menjadi pelabuhan dagang peting bagi Kompeni. Namun, Kompeni tak pernah berhasil memberlakukan monopoli perdagangan di Banjarmasin.

“Banjarmasin besar karena ekspor ladanya, karena lada memasuki perdagangan internasional, dan lada pulalah yang menjadi sebab kehancurannya,” tulis Idwar Saleh di buku Sedjarah Bandjarmasin.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Di Banjarmasin, upaya Kompeni melakukan monopoli perdagangan selalu kandas. “Kontrak-kontrak boleh dibuat, namun jadi kertas kosong belaka,” tulis Idwar Saleh.

Keinginan kuat untuk tidak tunduk pada Kompeni, membuat orang-orang Banjar sering melakukan perlawanan terhadap orang-orang Belanda. Tercatat terjadi pada 1607, 1638, 1694, dan 1707.

“Suatu kerajaan dagang dengan perdagangan bebas yang sedang dalam puncak-puncak perkembangan kekuasannya, taklah bisa menerima paksaan monopoli begitu saja tanpa memberi pukulan-pukulan terhadap usaha-usaha anasir asing apa pun yang akan mengurangi kemerdekaannya,” tulis Idwar Saleh.

Kerajaan Banjarmasin terletak di Pulau Kalimantan. Wilayahnya meliputi daerah-daerah Sungai Barito, Sungai Nagara, dan Sungai Martapura. Ada banyak rawa di kerajaan ini.

Van der Ven, seperti dikutip Idwar Saleh, pada 1860 menulis lima golongan masyarakat yang ada di Banjarmasin. Yaitu golongan bangsawan, golongan agama, golongan orang berpangkat, golongan penduduk biasa, dan golongan pandeling, yaitu golongan orang yang kehilangan kebebasan karena tak bisa bayar utang.

Kerajaan Banjar (Banjarmasin) tumbuh menjadi kerajaan dagang setelah Mataram menutup pelabuhan-pelabuahn di pesisir Jawa pada abad ke-17. Kompeni, Inggris, dan Portugis mengalaihkan kapal-kapal dagang mereka untuk singgah di Pelabuhan Banjarmasin.

Ketika pengaruh Majapahit surut di wilayah Kalimantan, muncullah Kerajaan Nagara Dipa di pedalaman Kalimantan dengan raja bernama Pangeran Suryanata pada abad ke-15. Ia pernah mengeluarkan perintah agar rakyat tidak menanam lada, agar tetap mengikuti tatakrama Jawa, dan agar tidak melakukan perompakan.

Dari Negara Dipa kemudan beralih ke Banjar, masih di pedalaman juga, tapi tak jauh dari pelabuhan Banjarmasin. Pada 1663-1679, ada raja yang bernama Suryanata juga, yang memimpin Banjar. Ia dikenal sebagai Suryanata II.

Ketika pelabuhan-pelabuna di Jawa ditutup, para pedagang beralih ke Banjarmasin. “Banjarmasin di permulaan pertengahan abad ke-17 ini mengalami kemakmuran yang pesat sekali,” tulis Idwar Saleh.

Tapi pada tahun 1669-1670, kedudukan Banjarmasin terancam setelah Kompeni memonopoli perdagangan di Makassar. Banjarmasin harus menghadapi kemungkinan Kompeni menyerbu setelah menguasai Makassar.

Berita Terkait

Image

Mataram Tutup Pelabuhan, Banjarmasin Punya Benteng Terapung, Apa Gunanya?

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

oohya.republika@gmail.com