Kerusuhan Pati Gara-gara Pajak, Gerakan Komunis?

Di Pati ada kerusuhan pada 1914. Pada tahun itu juga, Samin meninggal dalam pengasingannya di Padang.
Kerusuhan di Pati pada 1914 itu, seperti dilaporkan oleh Het Volk, yang harus ditangani dengan kekerasan oleh pemerintah kolonial, menunjukkan bahwa doktrin Samin terus tumbuh. Bahkan hingga tahun-tahun berikutnya, yang oleh koran-koran Belanda dicap sebagai gerakan komunis.
Samin --tokoh penggerak menolak membayar pajak-- memiliki banyak pengikut di Blora, Bojonegoro, Grobogan, Rembang, dan Pati. Samin ditangkap pada 1906 lalu diasingkan ke Padang pada 1907, tapi tak membuat pengikut Samin surut.
Koran yang terbit di Surakarta De Nieuwe Vorstenlanden, pada edisi 30 Juli 1928 menurunkan lima doktrin baru Saminisme setelah Samin diasingkan ke Padang:
1. Kami, para pengikut Samin, tidak mengenal lembaga apa pun yang tidak didirikan oleh kami, atau dengan kerja sama kami. Jika ada lembaga semacam itu yang kami ciptakan dalam hidup kami, kami harus terlebih dahulu tunduk kepada mereka ketika kami terpaksa melakukannya.
2. Kami, para pengikut Samin, tidak tahu apa-apa tentang pajak dan tujuan iuran ini. Jika seseorang mengatakan kami harus membayar pajak karena dana ini membiayai perlindungan kami, kami dapat menjawab bahwa kami tidak membutuhkan perlindungan dan melakukan segala sesuatu untuk kelangsungan hidup kami, dengan sumber daya kami sendiri.
3. Kami, para pengikut Samin, tidak mengakui harta milik satu sama lain, maupun harta milik orang lain. Namun, kami dapat dipaksa untuk menghormati harta milik orang lain, karena keadaan dan melalui lembaga-lembaga yang disebutkan dalam poin 1. Kami telah berjanji untuk saling mendukung, tidak memiliki apa pun lebih dari anggota perkumpulan kami lainnya, dan untuk berbagi semua yang kami terima.
4. Keimanan kami adalah keimanan Adam. Apa yang diimani Adam adalah iman kami, dan apa pun yang diyakini di dunia ini adalah hal yang sekunder.
5. Kami, para pengikut Samin, telah berkomitmen untuk hidup demi kebahagiaan dan kesejahteraan satu sama lain.
Samin dan pengikutnya mengaku menjalankan agama Adam, berbeda denan orang-orang Belanda dan pribumi pengikutnya yang menjalankan agama Rasul. Agama Adam harus menggantikan agama Rasul di Tanah Jawa.
