Kendeng

Ada Debat Cabup Grobogan, Dulu Lima Bupati Grobogan dari Satu Keluarga

Bupati Grobogan R Soekarman (keempat dari kiri) bersama Residen Semarang Adolph Maximiliaan Pino (paling kiri) setelah pemberian kenaikan jabatan adipati kepada R Soekarman pada Mei 1939. Soekarman menjadi bupati kelima dari lima bupati yang masih satu keluarga sejak 1864. Sumber:de locomotief

KPU Kabupaten Grobogan akan mengadakan debat publik calon bupati (cabup) pada Ahad, 3 November 2024. Masyarakat Grobogan akan memilih mereka pada November nanti.

Ada dua cabup Grobogan, yaitu cabup Setyo Hadi berpasangan dengan Sugeng Prasteyo dan cabup Bambang Pijiyanto berpasangan dengan Catur Sugeng. Pada masa pemerintahan kolonial, sejak Kabupaten Grobigan dibentuk pada 1864 hingga 1944, bupati dipilih oleh pemerintah.

Hanya ada lima bupati pada kurun 1864-1944. Terakhir adalah R Soekarman, mantan mantri polisi di Semarang yang sukses menjaga Semarang dari pemberontakan komunis, yang merupakan keponakan R Soenarto, bupati Grobogan yang mengundurkan diri pada 1933.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dia menjabat bupati Grobogan pada 1933-1944. Tapi setelah kemerdekaan ia diculik pemuda ketika menjadi bupati Semarang, dan nasibnya berakhir tragis.

Grobogan semula berada dalam wilayah administrasi Kabupaten Demak. Setelah bencana kelaparan besar terjadi pada 1849-1850, muncul usulan agar Grobogan ditetapkan sebagai kabupaten, agar lebih mudah menangani persoalan yang muncul di Grobogan.

Grobogan menjadi kabupaten terluas di wilayah Karesidenan Semarang. Di tingkat Jawa Tengah, luasnya dikalahkan oleh Kabupaten Cilacap.

Lima bupati semasa 1864-1944 itu ternyata masih tercatat sebagai satu keluarga. Itulah risiko jika calon bupati ditunjuk oleh pemerintah, bukan ditunjuk oleh partai.

Sunarto bahkan menyempatkan diri untuk mengantar Soekarman, ketika Soekarman harus melanjutkan sekolah pemerintahan (Bestuurschool) setelah menyelesaikan tugas sebagai mantri polisi di Semarang. Sebutan lain dari mantra polisi adalah wedana.

Sebagai mantri polisi, Soekarman sukses melacak komunis yang melakukan tindakan yang disebut tindakan kriminal oleh pemerintah kolonial. Pada 1926-1927, komunis melakukan pemberontakan dan Semarang termasuk yang menjadi sasaran operasi pemberontakan komunis.

Ia bahkan mendapat tugas ke Bangkok untuk menjemput komunis Jawa yang lari ke sana, tapi tahanan itu kemudian bunuh diri di penjara. Soekarman mendapat penghargaan dari pemerintah kolonial berupa bintang perak.

Berita Terkait

Image

Hampir 300 Anak di Grobogan Kurang Gizi pada 1952, Siapa Saja Mereka?

Image

Anggota Dewan Kabupaten Grobogan 9 Orang, Adakah Kakek Buyut Anda?

Image

Di Grobogan Ada Tanah yang oleh Raffles Dihadiahkan kepada Pakualam