Sekapur Sirih

Target 200 Ribu Entri di KBBI, Pesan Poerwadarminta pada 1948: Cucilah Bahasa Indonesiamu

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) V diluncurkan pada 2016. Memiliki versi daring, dua kali dalam setahun mengalami pemutakhiran. Pada Oktober 2024 KBBI Daring ditargetkan memiliki 200 ribu entri, bertambah sekitar 80 ribu entri.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) V diluncurkan pada 2016. Memiliki versi daring, dua kali dalam setahun mengalami pemutakhiran. Pada Oktober 2024 KBBI Daring ditargetkan memiliki 200 ribu entri, bertambah sekitar 80 ribu entri.

Untuk Yang Mulia Para Pencuri Naskah/Plagiator

Selama empat hari, Raffles menjarah Keraton Yogyakarta. Dari berbagai jenis barang yang dijarah itu terdapat naskah-naskah Jawa yang kemudian ia pakai sebagai bahan untuk buku The History of Java. Kendati naskah-naskah itu hasil jarahan, ia tetap menyebutkannya ketika ada bagian-bagian yang ia ambil untuk bukunya, seperti dalam kalimat: “Syair berikut adalah dari Niti Sastra Kawi”, “Cerita ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Crawfurd”.

Redaksi

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pada 1948 WJS Poerwadarminta mencatat betapa kacaunya penggunaan bahasa Indonesia di pers semasa perang kemerdekaan. Ia mencatat ada frasa berdiri di belakang pemerintah yang merupakan terjemahan harfiah dari achter de regering staan. Padahal ada terjemahan ringkas yang mudah dimengerti: menyokong pemerintah atau membantu pemerintah.

Oohya! Baca juga ya:

Berbahan Daging Babi tetapi Disebut City Chicken, Komisi Istilah Ilmu Pangan Cari Padanannya

Ada Biaya, Bea, Ongkos, Tarif, Upah, Gaji, Tuslah, Ini Padanannya dalam Istilah Sumber

Ada Banyak Alat untuk Berbagai Kegunaan, Ini Bedanya Setelah Iiidentifikasi Perangkat Leksikalnya

Skripsi tidak Lagi Wajib, akankah Definisi Skripsi di KBBI Diubah?

Sidang Komisi Istilah, Ternyata Lebih Mudah Berjualan daripada Mencari Padanan Istilah

Serius dan Canda di Sidang Komisi Istilah, Perbandingan Suasana Tahun 2023 dan Tahun 1944

Poerwadarminta melontarkan hal itu saat berdiskusi membahas rencana pembentukan Komisi Bahasa Indonesia pada Ahad, 21 November 1948. Pada Ahad itu, beberapa tokoh yang berkepentingan dengan bahasa Indonesia berkumpul di rumah Sutan Takdir Alisjahbana. Selain Poerwadarminta dari lembaga bahasa Universtas Indonesia, ada pula AA Fokker, Rambitan, R Satjadibrata, Soedihardjo, Zainoeddin, Soedjadi. Penyusun Kamus Indonesia-Belanda HD van Pernis pun tak ketinggalan. Bahkan, dari Kalimantan Timur pun --AP Kartanegara dan Residen Hakkeman-- turut hadir. Ada pula beberapa mahasiswa.

Poerwadarminta mencatat pula ada zonder yang diterjemahkan menjadi tidak ber- atau dengan tiada. Padahal, menurut Poerwadarmita, orang Jawa sudah biasa menggunakan tanpa. Kata yang cukup ringkas untuk dijadikan padanan dari zonder. Poerwadarminta menyadari besarnya pengaruh jurnalis terhadap masyarakat Indonesia. Menurut dia, mereka harus didesak untuk mematuhi berbagai kaidah dan istilah bahasa.

Membuka diskusi, Sutan Takdir mengemukakan berbagai persoalan yang sedang dirundung oleh bahasa Indonesia. Memerlukan solusi, seperti terminologi di semua bidang ilmu pengetahuan. Kesalahan terbesar yang ada, menurut Poerwadarminta adalah adanya orang-orang yang menerjemahkan istilah asing tanpa terlebih dulu mempelajari bahasa Indonesia. Akibatnya, mereka tidak terlebih dulu bertanya pada dirinya sendiri: Apakah benar-benar memahami hasil terjemahannya?

Persoalan lain adalah pengaruh bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia. Rambitan, misalnya, mengaku sudah menerima kata bisa sebagai bahasa Indonesia, bersinonim dengan dapat, tetapi banyak yang menolaknya dengan tetap hanya menggunakan dapat. Demikian pula untuk kata kapan yang bisa disinonimkan dengan bilamana, tetapi banyak yang belum menerimanya dan tetap memilih menggunakan bilamana.

Hal-hal itulah yang mendorong pada pertemuan di rumah Sutan Takdir itu muncul kesamaan pandangan perlunya Komisi Bahasa Indonesia. Dengan adanya lembaga ini, maka ada “tangan diktator” dalam pengembangan bahasa Indonesia, tidak hanya di Republik Indonesia, melainkan juga di negara negara lainnya yang memisahkan diri dari Republik Indonesia.

Sidang Komisi Istulah (SKI) II 2023 diadakan oleh Badan Bahasa pada 28 Agustus - 1 September 2023. Pada sidang ini, Komisi Pertimbangan Istialah juga turut mendiskusikan termonologi dan pemutakhiran bahasa.
Sidang Komisi Istulah (SKI) II 2023 diadakan oleh Badan Bahasa pada 28 Agustus - 1 September 2023. Pada sidang ini, Komisi Pertimbangan Istialah juga turut mendiskusikan termonologi dan pemutakhiran bahasa.

Bangsa Indonesia tidak bisa lagi bergantung pada kemudahan memahami bahasa Indonesia kendati secara kaidah bahasa salah. Hoekom, salah satu mahasiswa yang hadir di rumah Sutan Takdir, menyebut pidato-pidato Sukarno mudah dipahami, tetapi banyak kesalahan dalam bahasa.

Adanya kesamaan pandangan mengenai kondisi bahasa Indonesia saat itu, mendorong Poerwadarminta megemukakan pendapat perlunya disusun panduan bahasa. Menurut Poerwadarminta, bahasa Inggris memiliki buklet panduan Brush Up Your English, bahasa Indonesia perlu memiliki Cucilah Bahasa Indonesiamu.

Sutan Takdir pun menggarisbawahi keinginan pengembangan bahasa Indonesia yang memiliki standar. Namun, ia mengingatkan, meski lembaga bahasa bisa menetapkan keputusan mengenai bahasa Indonesia, tetapi tidak semestinya semua keputusan mengenai bahasa harus dipikul oleh lembaga bahasa. Alasannya, karena bahasa Indonesia harus berkembang mengikuti perkembangan masyarakat.

Hingga kini, pesan “cucilah bahasa Indonesiamu” masih perlu terus digaungkan. Meski ada target 80 ribu entri baru untuk KBBI Daring pada 2024, pengerjaannya tentu tetap dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. Tak semua kata/istilah akan dimasukkan begitu saja.

Menurut Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Badan Bahasa Imam Budi Utomo, KBBI Daring akan ditambah entri sebanyak 80 ribu pada 2024. “Ditargetkan pada Oktober 2024 sudah memiliki 200 ribu entri,”kata Imam, Jumat (1/9/2023).

Pada Sidang Komisi Istilah (SKI) I dan SKI II 2023 yang diadakan Badan Bahasa, menurut Ketua Komisi Pertimbangan Istilah Meity Taqdir Qodratilah, Komisi Pertimbangan Istilah juga turut mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan termonologi dan pemutakhiran KBBI Daring.

Istilah perangsang, misalnya, dinilai Komisi Pertimbangan Istilah, perlu dihapus sebagai padanan dari incentive. Selain frekuensi penggunaannya rendah, perangsang juga memiliki nilai rasa lain berkaitan dengan hawa nafsu. Kasus lain, kendati londri sudah populer digunakan masyarakat, KBBI tetap mempertahankan penatu sebagai padanan dari laundry. Maka, istilah laundry service dipadankan dengan jasa penatu.

Lantas dry clean apa padanannya? Di KBBI sudah ada penatu kimia.

Priyantono Oemar

Sumber rujukan:

De Nieuwsgier edisi 24 November 1948

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

oohya.republika@gmail.com