Sekapur Sirih

Pilih Open House, Gelar Griya, atau Jeblak Rumah

Presiden Jokowi Lebaran tahun ini tidak melakukan jeblak rumah (open house). Foto ini merupakan foto gelar griya (open house) yang diadakan Jokowi pada Lebaran 2019 (foto: dokumentasi republika).
Presiden Jokowi Lebaran tahun ini tidak melakukan jeblak rumah (open house). Foto ini merupakan foto gelar griya (open house) yang diadakan Jokowi pada Lebaran 2019 (foto: dokumentasi republika).

Saat Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi V diterbitkan pada 2016, “gelar griya” sudah ada di dalamnya. Artinya singkat: pintu terbuka. Dalam praktik berbahasa sehari-hari, "gelar griya" dipakai untuk menggantikan “open house”. Ivan Lanin melalui akun Twitter-nya mengusulkannya pada 26 Juli 2014.

Lebaran kali ini, acara “gelar griya” yang heboh sepertinya hanya “gelar griya” yang diadakan Ganjar Pranowo yang tepat di hari Lebaran Muhammadiyah ditetapkan sebagai calon presiden PDIP. Judul beritanya: “Ganjar Gelar Griya, Ribuan Warga Berduyun-duyun Datang”. Ada juga yang membuat judul: “Ganjar Pranowo Gelar Open House di Griya Suparni”. Ketika Jokowi tahun ini tidak mengadakan gelar griya, ada yang menulis judul beritanya begini: “Jokowi tidak Menggelar Gelar Griya saat Lebaran 2023”.

Hingga hari ini, “gelar griya” masih bercampur dengan “open house”. Masih banyak yang menggunakan “open house” daripada “gelar griya”. Masih ada saja yang kurang cocok dengan “gelar griya”, karena ketika menyebut istilah itu, teringat pula “gelar tikar”, “gelar pasukan”, “gelar perkara”. Hal yang juga diungkapkan oleh salah seorang penanggap Ivan Lanin.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

“Gelar” di KBBI memiliki makna kedua yaitu “hampar”. “Gelar tikar” berarti “menghamparkan tikar”. Jadi “gelar griya” lantas dikacaukan dengan “menghamparkan rumah”, bukan membuka pintu lebar-lebar untuk menerima tamu.

Di Sunda dan Jawa ada kata “jeblag” yang artinya terbuka lebar. Masyarakat Jawa yang rumahnya masih berdinding kayu, akan membuka dinding kayu bagian depan ketika memiliki hajat. Bagian depan rumahnya menjadi “ngajeblag”. Terbuka lebar selama 24 jam. Lalu tarub dipasang di depannya, menyatu dengan ujung atap depan rumah. Ketika hajat dimulai, tamu terus-menerus berdatangan selama 24 jam. Dalam istilah Jawa: Tamune kaya banyu lumintu. Tamu datang seperti air yang terus-menerus mengalir. Tiada henti.

Maka, tak ada salahnya jika “jeblak rumah” juga dipakai untuk mengganti “open house”. "Tahun ini Jokowi tidak Melakukan Jeblak Rumah". "Ganjar Pranowo Lakukan Jeblak Rumah, Ribuan Warga Berduyun-duyun Datang".

Oohya! Baca juga ya:

Jokowi Halal Bihalal dengan Ketum Parpol Pendukung, Sukarno dengan Korps Diplomatik DPR dengan P3

Ini Foto-fotonya. Dikritik oleh Komunis, Halal Bihalal Tetap Diadakan oleh Presiden hingga PWI

Pojok Lincak. Perlu Menjaga Sopan Santun di Transjakarta

Priyantono Oemar

Berita Terkait

Image

Halal Bihalal Dulu Disebut Alal Bahalal, Organisasi Katolik Juga Adakan Alal Bahalal untuk Rayakan Natal