Pitan

Sarekat Islam Tanam Mengkudu untuk Atasi Krisis Zat Pewarna Batik Akibat Perang Dunia II

Membuat batik, di masa lalu pernah terjadi kelangkaan zat pewarna batik yang membuat Sarekat Islam menyewa lahan untuk ditanami mengkudu sebagai bahan pewarna alami (foto: ma roejan).
Membuat batik, di masa lalu pernah terjadi kelangkaan zat pewarna batik yang membuat Sarekat Islam menyewa lahan untuk ditanami mengkudu sebagai bahan pewarna alami (foto: ma roejan).

Produksi kain batik pada 1917 kekurangan zat pewarna akibat perang.

Perang Dunia II pada 1917 mengganggu pasokan zat pewarna kain batik. Saat itu, pasokan didatangkan dari Cina. Seperti dilaporkan Bataviaasch Nieuwsblad edisi 23 Mei 1917, harga zat pewarna pun naik, dari sembilan sen menjadi 30 sen atau lebih. Sarekat Islam pun mengadakan pertemuan untuk membahas masalah ini. Sarekat Islam yang semula adalah Sarekat Dagang Islam, menaungi banyak pengusaha kecil batik.

Di Arjawinganun, Cirebon, Sarekat Islam menyewa lahan seluas 900 bau. Satu bau sama dengan 7.096 meter persegi. Lahan ini akan ditanami mengkudu. Akar mengkudu bisa dijadikan sebagai bahan pewarna alami. Sebelum menggunakan bahan pewarna kimia, warna alami dari akar mengkudu banyak dicari para pengusaha batik.

Ma Roejan

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Oohya! Jangan dilewatkan juga tulisan-tulisan terkait ini:

- Baju Batik, Kata Anies Baswedan Melanggar Pakem, Diserang Ruhut Sitompul. Apa Maksudnya?

- Ini yang Membuat Kain Batik Diubah Menjadi Baju Batik, yang Menurut Anies Baswedan Melanggar Pakem.

- Hadiah Baju Batik yang Ditolak PM Malaysia, Hadiah Kain Tenun di Indonesia untuk Dapat Proyek.