Lincak

Hadiah Baju Batik yang Ditolak PM Malaysia, Hadiah Kain Tenun di Indonesia untuk Dapat Proyek

Baju batik sudah menjadi pakaian di acara-acara resmi, dijadikan hadiah untuk tamu negara (foto: dokumentasi republika).
Baju batik sudah menjadi pakaian di acara-acara resmi, dijadikan hadiah untuk tamu negara (foto: dokumentasi republika).

Selain baju batik yang dijadikan sebagai hadiah, kain tenun juga pernah dijadikan hadiah untuk pejabat pemerintah agar mendapat proyek.

Media-media di Indonesia ramai memberitakan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim yang menolak hadiah baju batik. Rupanya, di Malaysia juga ada kebiasaan memberi oleh-oleh kepada pejabat kepada pejabat yang lebih tinggi. Karenanya, Anwar meminta agar kebiasaan memberi hadiah baju batik saat menghadiri acara, dihentikan. Ia meminta agar hadiah baju batik yang dipersiapkan untuk dirinya diberikan saja kepada staf-staf yang lebih membutuhkan.

Di Indonesia, pemberian hadiah baju batik sudah dimulai sejak 1950-an. Seorang warga Indonesia diberitakan memberikan hadiah baju batik kepada anggota parlemen Inggris saat ia berkunjung ke New Hampshire, Inggris, pada 1954. Ada berita fotonya di De Vrije Pers edisi 21 April 1954.

Setelah kemerdekaan pejabat pemerintahan juga mempromosikan baju batik kepada tamu-tamu negara dengan cara menghadiahkan baju batik itu kepada para tamu negara. Roeslan Abdoelgani sewaktu menjadi sekretaris jenderal Kementerian Luar Negeri memberi cendera mata baju batik kepada rombongan band dari Filipina yang datang di Indonesia untuk ikut memeriahkan peringatan hari kemerdekaan RI pada 30 Agustus 1955.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Ben Mboi memiliki cerita yang mirip kejadian di Malaysia. Mantan gubernur NTT itu mengakui, kain tenun NTT sering dijadikan alat untuk menjilat penguasa Jakarta oleh pejabat-pejabat NTT di masa Orde Baru. Mboi menyebut bupati-bupati berlomba menghadap menteri atau direktur jenderal untuk minta proyek.

β€˜β€™Dan ketika pergi minta proyek tersebut, tidak lupa membawa oleh-oleh berupa tenunan ikat Flores, Timor, atau Sumba, yang merupakan kesukaan pejabat pusat. Dan belanja-belanja semacam itu tak ada administrasinya alias tidak teregistrasikan,’’ tulis Mboi dalam buku memoarnya, Ben Mboi.

Priyantono Oemar

Oohya! Boleh dibaca juga:

- Ini yang Membuat Kain Batik Diubah Menjadi Baju Batik, yang Menurut Anies Baswedan Melanggar Pakem

- Baju Batik, Kata Anies Baswedan Melanggar Pakem, Diserang Ruhut Sitompul. Apa Maksudnya