Ini yang Dilakukan Bung Karno pada Ibu Kos Setelah Talak Istri
Tjokroaminoto tak menanyakan persoalan pribadi yang membuat Bung Karno memutuskan untuk menceraikan Siti Utari. Hubungan Bung Karno dengan keluarga Tjokroaminoto, menurut Bung Karno, tetap baik-baik saja setelah itu.
Memulangkan Utari kepada ayahnya, berarti Bung Karno telah menceraikan istrinya itu. Perceraiannya pun hanya berupa talak satu, yang masih memungkinkan Bung Karno dan Utari bisa rujuk kembali setelah 100 hari.
Tapi, Bung Karno tak pernah berniat rujuk ketika memutuskan untuk berpisah. Lalu, apa yang dilakukan Bung Karno pada ibu kos yang sudah menjalin hubungan perselingkuhan dengan Bung Karno?
Oohya! Baca juga ya:
Bung Karno Bercerita Soal Perselingkuhan Dia dengan Ibu Kos
“Aku kembali ke Bandung ... dan kepada cintaku yang sesungguhnya,” ujarBung Karno dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
Sebelum menceraikan Siti Utari, Bung karno memang sudah menjalin hubungan dengan Inggit, ibu kos di Bandung. Ibu kos itu, kata Bung Karno, adalah sosok perempuan yang diabaikan oleh suaminya.
Ibu Kos itu selalu tidur dini hari karena harus menyiapkan masakan untuk esok hari. Bung Karno sering bangun malam untuk membaca buku.
Pagi hari, Bung Karno biasa melihat ibu kos belum menggelung rambut. Ibu kos biasa melihat Bung karno masih mengenakan piyama sebelum berganti baju untuk berangkat kuliah.
Mereka sering makan bersama, makan masakan ibu kos. Setelah itu, Inggit sebagai ibu kos juga membersihkan kamar Bung Karno.
Oohya! Baca juga ya:
Ditanya Trinitas, Penginjil di Ngoro Ini Gebrak Meja Menahan Marah
Bung Karno senang mendapat perlakuan seperti ini, perlakuan yang tidka ia dapat dari Utari. Bung Karno yang berapi-api dalam berbicara juga didengarkan dengan baik oleh ibu kos.
Inggit yang lebih tua dari Bung karno bisa mengimbangi minat Bung Karno. Hal yang tak bisa dia dapat dari Utari yang dianggap Bung Karno masih terlaku hijau.
Utari menyadari adanya hubungan istimewa antara suaminya dengan ibu kos. Namun ia menyadari posisinya hanya sebagai adik bagi Bung Karno.
Sanusi juga menyadari adanya hubungan istimewa antara istrinya, sebagai ibu kos, dan Bung Karno, sebagai anak kos. Tapi ia tak berusaha merebut kembali Inggit dari Bung Karno.
Sanusi lebih sering mengabaikan istrinya dan mengabaikan perselingkuhan dalam rumah tangganya itu. Ia sering keluar rumah untuk berjudi dan main biliar.
“Jadi di tahun 1922, aku hanya menyerahkan pengantinku yang masih kanak-kanak itu kepada bapaknya, dan itulah seluruhnya,” kata Bung Karno. Karena hanya berupa talak satu, tentu tak ada surat perceraian.
Oohya! Baca juga ya:
Pancasila, PDIP Meringkas Jadi Gotong Rotong karena Bung Karno Bilang Ini
Setelah berada di Bandung lagi, Bung Karno lebih leluasa menjalin hubungan dengan ibu kos. “Suatu malam, setelah kami bersama-sama selama satu tahun, aki mengusulkan. Ini adalah usul yang sangat sederhana,” kata Bung karno.
Saat itu, Bung Karno sedang berdua dengan ibu kos. Ia berkata perlahan, nembak ibu kos yang berusia 13 tahun lebih tua darinya. Bung Karno lahir pada 6 Juni 1901, Inggit lahir pada 17 Februari 1888.
“Aku mencintaimu.”
“Aku pun begitu,” jawab ibu kos.
“Aku ingin mengawinimu,” lanjut Bung Karno.
Oohya! Baca juga ya:
Balon Tinja Korea Utara, Dulu Kompeni Kalahkan Sultan Agung Mataram dengan Peluru Tinja
“Aku pun ingin menjadi istrimu,” jawab ibu kos.
“Apakah menurut pendapatmu kita akan mendapat kesulitan?” tanya Bung Karno.
“Tidak. Aku akan bicara dengan Sanusi besok,” jawab ibu kos.
Sanusi pun melepas Inggit tanpa drama. Hal itu memudahkan Bung Karno segera menyudahi perselingkuhan dengan ibu kos itu dengan cara menikahinya pada 1923.
“Keluargaku tak pernah menyuarakan satu perkataan mencela ketika aku berpindah dari istriku yang masih gadis kepada istri lain yang selusin tahun lebih tua daripadaku,” kata Bung Karno.
Mengenai hal itu, Bung Karno tak pernah menanyakan. Mungkinkah mereka diam karena menekan perasaannnya setelah Bung Karno menurunkan talak satu kepada Utari? Ataukah karena mereka malu kepada Tjokroaminoto? Bung karno tak tahu menahu.
Oohya! Baca juga ya:
Kenapa Sejarawan Ini Sebut Raja Demak Itu Orang Cina?
Di hari-hari kemudian, ibu kos itu menjadi istri yang setia. Ia pun ikut mendampingi Bung Karno menjalani masa pembuangan di berbagai daerah. Namun, menjelang proklamasi kemerdekaan, Bung Karno meminta izin untuk menikah lagi.
Ketika dibuang di Bengkulu, Bung Karno jatuh cinta pada Fatmawati. Fatmawati berusia 22 tahun lebih muda dari Bung Karno.
Sebelum meminta izin menikah, antara Bung karno dan Fatmawati ada benih-benih perselingkuhan. Namun, Bung Karno mengelaknya ketika Inggit memperlihatkan rasa cemburunya, dengan menyebut hubungannya dengan Fatmawati sebagai hubungan cinta kasih antara bapak terhadap anak.
Bang Karno masih sangat energik. Inggit sudah semakin tua, tak mampu memenuhi hasrat jiwa muda Bung Karno.
Maka Inggit pun marah. Ia memilih dicerai daripada dimadu. Dengan Fatmawati yang dinikahi Bung Karno pada 1943.
Priyantono Oemar