Kendeng

Kenapa Sejarawan Ini Sebut Raja Demak Itu Orang Cina?

Candi Majapahit di Mojokerto. Raja Demak Raden Patah disebut sebagai anak Raja Majapahit Brawijaya V. Mengapa sejarawan ini menyebut Raja Demak itu sebagai orang Cina?

Sejarawan ini sebut Raja Demak Raden Patah sebagai orang Cina. Ayah angkatnya disebut juga sebagai orang Cina.

Ayah angkat Raja Demak itu adalah Raja Majapahit Brawijaya IV. Raja Denak adalah juga anak Brawijaya V.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Menurut sejarawan itu, ayah angkat Raden Patah bernama Swan Liong dan Raden Patah bernama Jin Bun. Bagaiman mungkin sebagai anak Brawijaya IV dan Brawijaya V bisa menjadi orang Cina?

Oohya! Baca juga ya:

IKN, Apakah Jakarta akan Senasib dengan Pajang dan Majapahit?

Brawijaya IV memerintah pada 1389-1427 dengan nama Wikramawardhana. Brawijaya V memerintah pada 1468-1478.

Sunber-sumber Cina mengeja nama raja-raja Majaphit dalam ejaan Cina. Ratu Suhita, anak Brawijaya IV dengan anak Hayam Wuruk, dalam ejaan Cuna disebut Su King Ta.

Brawijaya IV, menurut Babad Tanah Jawi juga menikah dengan perempuan raksasa bernama Endang Sasmitapura. Dia dari masyarakat Kalang yang tinggal di dalam hutan.

Apakah masyarakat Kalang berasal dari Cina? Mereka adalah orang Jawa awal di zaman Aji Saka memimpin Medang Kamulan.

Oohya! Baca juga ya:

Pendiri Majapahit Manfaatkan Pasukan Kubilai Khan, Kenapa Kubilai Khan Marah kepada Kertanegara?

Sejarawan Slamet Mulyana, yang menyebut Raden Patah adalah orang Cina, juga menggunakan sumber-sumber Cina ketika menulis buku Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara pada 1968.

Slamet Mulyana menyebut Endang Sasmitapura sebagai Putri Cina. Lahirlah anak keturunan Cina, diberi nama Swan Liong.

Babad Tanah Jawi menyebut nama anak itu Jaka Dilah. Kemudian menjadi Arya Damar setelah menjadi adipati Palembang.

Ketika menjadi adipati Palembang, ia mendapat hadiah dari Brawijaya V. Slamet Multana menyebut istri yang diberikan kepada Arya Damar adalah Putri Cina.

Putri Cempa cemburu kepada Putri Cina, sehingga Brawijaya V memberikan Putri Cina kepada Arya Damar. Saat itu Putri Cina sedang mengandung.

Menurut Babad Tanah Jawi, istri yang diberikan kepada Arya Damar adalah Putri Cempa. Cempa adalah Jeumpa kerajaan Islam di Sumatra.

Oohya! Baca juga ya:

Orang Kristen Naik Haji, Snouck Hurgronje Diusir dari Makkah

Saat itu, Putri Cempa juga sedang mengandung. Lahirlah Raden Patah. Tapi menurut Slamet Mulyana, Cenpa ada di Kamboja.

"Pada tahun 1424, dalam pemerintahan Raja Wikramawardhana memang ada seorang pembesar yang datang dari Yunan ke Majapahit bernama Ma Hong Fa. Istri Ma Hong Fa dari Campa, yakni putri Bong Tak Keng," ujar Slamet Mulyana.

Slamet Mulyana menyebut raja Majapahit masih bernama Wikramawardhana. Artinya, yang memberikan istrinya keiada Arya Damar adalah Brawijaya IV, bukan Brawijaya V.

Ma Roejan

Berita Terkait

Image

Orang Cina tak Mau Disebut Sebagai Orang Indonesia, Ini Penyebabnya

Image

Begini Cara Orang Cina Menyebarkan Bahasa Melayu-Pasar di Indonesia

Image

Orang Cina Peranakan dan Bahasa Indonesia