Pendiri Majapahit Manfaatkan Pasukan Kubilai Khan, Kenapa Kubilai Khan Marah kepada Kertanegara?
Pada 1289 datang utusan Kubilai Khan ke Jawa. Tapi oleh Raja Singosari Kertanegara, utusan itu diperlakukan secara buruk. Marah atas perlakuan yang tidak kesatria dari Kertanegara, Kubilai Khan mengirim pasukan ke Jawa pada 1293.
Saat pasukan Cina itu tiba di Jawa, Kertanegara sudah dibunuh oleh Bupati Gelang-gelang Jayakatwang, pada 1291. Jayakatwang kemudian mendirikan kembali Kerajaan Kediri.
Pasukan Kubilai Khan bertemu dengan Raden Wijaya, pendiri Majapahit, yang mengaku sebagai keturunan Kertanegara. Raden Wijaya berjanji akan menyerahkan diri kepada Kubulai Khan, kata Raka Revolta, “Asalkan terlebih dahulu dibantu mengalahkan Jayakatwang.”
Oohya!nBaca juga ya:
Orang Kristen Naik Haji, Snouck Hurgronje Diusir dari Makkah
Pada 1293, Raden Wijaya sudah mendirikan desa setelah membuka hutan hadiah dari Jayakatwang. Desa itu ia beri nama Majapahit.
Perlakukan seperti apa yang dilakukan Prabu Kertanegara terhadap utusan Kubilai Khan? Yang jelas perlakuan itu tidak kesatria menurut tata krama keperwiraan di mana pun, bahwa seorang utusan hanyalah penyampai pesan yang tidak bisa diperlakukan buruk karena tindakan atasannya.
“Sang Prabu sangat marah. Kening utusan Cina digambari simbol yang tidak baik, sebagai pertanda kemarahan Sang Prabu,” kata L van Rijckevorsel dalam Babad Tanah Djawi lan Tanah-Tanah ing Sakiwa-Tengenipoen.
Utusan itu menyampaikan permintaan Kubilai Khan agar Kertanaga berangkat ke Cina untuk menyerahkan upeti. Tentu saja permintaan itu membuat Kertanegara sehingga menggambari kening utusan.
Oohya! Baca juga ya:
Presiden Soeharto Masuk Ka’bah, Prabowo Subianto Ikut Naik Haji 1991
Kitab Negarakertagama menyebut selain mencoreng wajah utusan, Kertanegara juga memotong telinga utusan. Maka, Kubilai Kahn pun segera mengirim pasukan ke Jawa untuk meluapkan kemarahannya kepada Kertanaga.
Karena Kertanagara sudah meninggal, Singosari sudah runtuk digantikan oleh Kediri, maka pasukan Kubilai Khan bersedia membantu Raden Wijaya. Bersama anak Kertanagara itu, pasukan Kubilai Khan perang melawan Jayakatwang.
“Berita Cina menyebutkan bahwa perang itu terjadi pada 20 Maret 1293,” ujar Raka Revolta di dalam buku Konflik Berdarah di Tanah Jawa.
Pasukan Kubilai Khan dan pendiri Majapahit menggempur Kediri sejak pagi. “Sekitar 5.000 orang Kediri tewas,” ungkap Raka Revolta.
Raden Wijaya berhasil memanfaatkan rasa marah Kubilai Khan untuk membalas dendam kepada Jayakatwang. Jayakatwang, yang telah membunuh Kertanegara, dan anaknya, Ardharaja, ditangkap. Mereka lalu dibawa ke kapal pasukan Kubilai Khan, lalu dihukum mati di atas kapal mereka.
“Menurur Pararaton dan Kidung Harsawijaya, Jayakatwang meninggal dunia di dalam penjara Hujung Galuh setelah menyelesaikan sebuah karya sastra berjudul Kidung Wukir Polaman,” lanjut Raka Revolta.
Oohya! Baca juga ya:
16 Orang Kristen Naik Haji, Dua darinya Pernah di Indonesia
Itu terjadi karena Jayakatwang ditawan oleh pasukan Kubilai Khan di Hujung Galih. Hujung Galuh merupakan bentang pertahanan pasukan Kubilai Khan.
Raden Wijaya kemudian mendirikan Majapahit sebagai kerajaan. Dari semula desa kecil yang dibangun setelah membabat hutan, lalu menjadi kerajaan yang memiliki pengaruh di Nusantara.
Ma Roejan