Pitan

Ternyata Bung Karno Berbohong

Foto Bung Karno tahun 1925. Bung Karno ternyata berbohong ketika menerjemahkan pidato Imamura. Ia berbohong juga soal ikrar Sumpah Pemuda.

Panglima tertinggi tentara pendudukan Jepang, Imamura, berpidato. Namun rakyat Indonesia lesu menyambutnya.

Bung Karno pun mencoba membangkitkan gairah rakyat dengan berbohong. Maka, rakyat menjadi antusias setelah mendengarkan isi pidato Imamura yang disampaikan Bung Karno secara berapi-api.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Pada setiap ucapan mereka bersorak dan berteriak dan bertepuk. Hal ini membangkitkan kecurigaan Kenpetai," ujar Bung Karno. Bagaimana dengan ikrar Sumpah Pemuda?

Oohya! Baca juga ya:

Foto Bung Karno Ada di Tempat Pelacuran di Saat Banyak Orang Mencaci Dirinya

Selesai Imamura berpidato, Bung Karno pun digiring ke markas Kenpetai. Ia dibentak-bentak dan diancam.

Sebelumnya ia pernah memiliki pengalaman pahit dengan tentara Jepang. Tentara Jepang selalu mengawasi Bung Karno.

Suatu hari ada tentara Jepang yang datang di rumah Bung Karno, menyiksanya. Ia ditonjok berkali-kali hingga pecah bibirnya.

Istri Bung Karno, Inggit, yang meminta ampun, tidak tahan melihat kondisi Bung Karno. Tapi beruntung ketika ia diperiksa karena kasus pidato Imamura, ia belum sempat mendaoat tindakan fisik.

Oohya! Baca juga ya:

Bung Karno pun Pernah Jadi Korban Bullying

Penerjemah yang biasa dipakai Jepang diminta menilai penerjemahan saat Imamura berpidato. Penerjemah itu membela Bung Karno.

Menurut dia, yang diterjemahkan oleh Bung Karno benar adanya. Padahal tidak demikian hal yang sebenarnya.

Tapi rupanya, penerjemah itu merupakan pengikut Bung Karno. Lalu apa yang dilakukan oleh Bung Karno saat menerjemahkan isi pidato Imamura?

Bung Karno telah berbohong. Ia tidak benar-benar menerjemahkan isi pidato Imamura.

"Dengan memberikan beberapa putar balik kata," ujar Bung Karno.

Bung Karno berbohong tidak hanya kali ini. Ia juga berbohong soal Sumpah Pemuda.

Oohya! Baca juga ya:

AHY Demokrat tak Dapat Menteri Pertanian, Menteri Pertanahan pun Jadi, Setelah SBY Kritik Cawe-Cawe Lalu Dukung Prabowo

Di dalam buku biografinya, Bung Karno mengaku pada 28 Oktober 1928 telah ikut mengikrarkan Sumpah Pemuda. Isinya "Satu Nusa , Satu Bangsa, Satu Bahasa".

Bagaimana ia mengaku demikian? Padahal ia tidak ikut Kongres Pemuda Indonesia yang mencetuskan Sumpah Pemuda itu.

Ia pun baru mendapat cerita mengenai Sumpah Pemuda itu beberapa hari kemudian dari utusan PNI. PNI mengirim utusan untuk menghadiri Kongres Pemuda.

Setelah utusan pulang ke Bandung, lalu datang di rumah Bung Karno untuk membahas hasil keputusan kongres berupa sumpah pemuda itu.

Priyantono Oemar

Sumber rujukan:
Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (1986, cetakan keempat)

Untuk Yang Mulia Para Pencuri Naskah/Plagiator

Selama empat hari, Raffles menjarah Keraton Yogyakarta. Dari berbagai jenis barang yang dijarah itu terdapat naskah-naskah Jawa yang kemudian ia pakai sebagai bahan untuk buku The History of Java. Kendati naskah-naskah itu hasil jarahan, ia tetap menyebutkannya ketika ada bagian-bagian yang ia ambil untuk bukunya, seperti dalam kalimat: “Syair berikut adalah dari Niti Sastra Kawi”, “Cerita ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Crawfurd”.

Redaksi
oohya.republika@gmail.com