Pitan

Seharusnya Menyesal Jika Belum Sempat Berkunjung ke Air Terjun di Teluk Nusalasi yang Ada di Fakfak Ini

Air Terjun Kiti-kiti di Teluk Nusalasi Fakfak, Papua Barat. Bukan surga, tetapi menyimpan keindahan.

Lokasinya di Teluk Nusalasi, Fakfak. Di masa penjajahan Belanda dikenal dengan nama Teluk Van den Bosch.

Daratan di teluk ini berupa pegunungan. Maka, dari kejauhan, Air Tejun Kiti-kiti hanya terlihat titik putih di peretemuan warna hijau dari hujan dan warna biru dari air teluk.

Oohya! Baca juga ya: Daerah Tempat Anak Raja Majapahit Dibuang Batal Dikunjungi Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Ada Apa Ya?

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Teluk Nusalasi – Van den Bosch ini ditetapkan sebagai kawasan konservasi taman pesisir. USAID pernah membiayai penelitian di sini lewat proyek USAID Sustainable Ecosystems Advanced (USAID SEA).

Papan yang dipasang di batu karang dekat air terjun ada tulisa nama proyek itu. Ditemukan tiga spesies ikan di teluk yang berada di Distrik Karas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, ini.

Teluk Nusalasi dijadikan kawasan konservasi taman pesisir.

Saat kami ke sana, di perairan bisa melihat ikan lumba-lumba sedang bermain. Lalu dari hutan terdengar suara burung rangkong dan suara burung yang belum pernah saya dengar.

“Itu suara burung kumkum,” ujar dosen Fakultas Kehutanan Universitas Papua (Unipa), Manokwari, Jimmy F Wanma, ketika saya bertanya kepadanya.

Oohya! Baca juga ya: Begini Pidato yang tak Terucap dari Bupati Grobogan Ketika Gubernur Jenderal Hindia-Belanda Batal Berkunjung

Bermain air sepuasnya di bawah guyuran air terjun di Teluk Nusalasi.

Kami menyusuri teluk Nusalasi dengan speedboat. Kapal Pinisi yang membawa kami tidak bisa masuk ke teluk karena perairannya semakin dangkal.

Di teluk ini ada dua pulau karang yang dihuni kelelawar. Namanya Pulau Karas. Pulau in ibis amenjadi ancaman bagi kapal yang hendak lewat.

Ada cerita, di masa lalu ada kapal Belanda yang hendak berlabuh di teluk ini. Tetapi uurung, karena diserbu orang-orang Papua.

Rehat sejenak menikmati kopi di Teluk Nusalasi. Di latar belakang adalah pulau karang yang dihuni kelelawar.

Begitu tiba di lokasi Air Terjun Kiti-kiti, teman-teman seperjalanan langsung berhamburan bermain air. Tak lupa pula mengambil gambar dari berbagai sudut pandang.

Di lokasi air terjun, ada dua aliran air terjun yang cukup deras, mungkin karena sehabis hujan. Dari hutan, air terjun itu langsung tumpah ke perairan teluk.

Kami bermain air sepuasnya. Berfoto di bawah air terjun, di depan air terjun, dibatu karang berlatang belakang air terjun. Dan sebagainya.

Oohya! Baca juga yataman: Membahas Usulan Nama Lokal untuk Nederlandsch Nieuw Guinea, Belanda Tolak Nama Irian

Sarapan di kapal pinisi sebelum menyusuri Teluk Nusalasi dengan speedboat.

Burung bangau yang juga menjadi lambang kota Amsterdam itu juga sesekali terlihat di sisi pantai perairan Papua Barat ini.

Ini tentu saja bukan surga. Tapi di sini kami menikmati keindahan tersembunyi.

Priyantono Oemar

Berita Terkait

Image

Ada LSPro di Tanah Papua, Uji Mutu Kopi, Kakao, dan Pala tak Perlu Lagi ke Jawa

Image

Prabowo Ingin Swasembada Pangan. Berani Tiru Orang Dayak dan Orang Papua?