Egek

Membahas Usulan Nama Lokal untuk Nederlandsch Nieuw Guinea, Belanda Tolak Nama Irian

Papua dulu dinamai Nederlandsch Nieuw Guinea oleh Belanda. Sukarno menamai Irian Barat, lalu Soeharto menamainya Irian Jaya. Gus Dur menamainya Papua.

Orang Papua, menurut Freerk Ch Kamma, tidak menyebut tanah mereka sebagai Papua ataupun Nieuw Guinea. Manarmakeri menulis lagu yang menyebut bahwa benua/pulau/daratan (het vaste land) di seberang Pulau Biak adalah Irian.

Freerk Ch Kamma pernah bertugas di Biak pada 1932-1942. Pergaulannya selama 11 tahun bersama masyarakat Biak, menggunakan bahasa Biak, ia kembangkan untuk penelitian disertasi.

Begini Kamma menulis legenda Manermakeri di Biak:

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Vader Kajan Sanau (Manarmakeri) sta op, Gij zijt heilig.
Gij bedekt het zonnelicht op de berg Jamnaibori, de berg van de jonkvrouw (prinses) van Biak.
Opdat wij alles inladen (zijn zegeningen) en vertrekken naar Irrian, het vaste land.
Want mijn ogen hebben aanschouwd dat de morgenster (Makben = varkensster) opging, die niet bleef op Koemamba in het Oosten.

Oohya! Baca juga ya: Baju Batik yang Menjadi Pakaian Nasional

Artinya:

Bapa Kayan Sanau (Manarmakeri) bangkitlah, Engkau suci.
Engkau menutupi sinar matahari di Gunung Yamnaibori, gunung para gadis (putri) Biak.
Agar kita bisa membawa berkahnya dan berangkat ke Pulau Irian.
Sebab mataku telah melihat munculnya bintang kejora (Makben = bintang babi), yang tidak muncul di Kumamba di sebelah timur.

Belanda menyebut Benua Irian sebagai Nieuw Guinea. Penduduknya yang berkulit hitam dan keriting disebut sama dengan penduduk Guinea di Afrika bagian barat.

Irian di sebelah timur dikuasai Inggris, di sebelah barat dikuasai Belanda. Belanda lalu wilayah yang ia kuasai sebagai Nederlandsch Nieuw Guinea.

Oohya! Baca juga ya: Alumni ITB tidak Ada yang Jadi Bacapres, Anies Baswedan Salahkan Bunyi Spanduk Saat Sambut Mahasiswa Baru

Pada tahun 1911, filolog Prancis Antoine Cabaton menyinggung asal-usul nama Papua:

Etnis Papua (dari bahasa Melayu pua-pua yang artinya “orang yang berambut keriting”) ditemukan di Pulau Nugini dan juga, sampai batas tertentu, di Pulau Waigeo, Salawari, dan Aru, sedangkan kelompok yang masih berkaitan dengan etnis Papua mendiami Pulau Buru, Seram, Kei, dan Tanimbar dan diduga merupakan keturunan dari orang Papua. Pribumi asal Papua juga bisa ditemukan di Maluku, Timor, dan Flores.

Bagaimana orang Melayu mendapatkan nama Papua untuk Benua Irian? Dari penelusuran pustaka, Toni Victor M Wanggai mendapatkan, nama Papua sudah dikenal sejak awal abad ke-16.

Oohya! Baca juga ya: Ini yang Membuat Kain Batik Diubah Menjadi Baju Batik, yang Menurut Anies Baswedan Melanggar Pakem

Pelaut Portugis pada awal abad ke-16 menyebutnya sebagai Os Papuas dan Ilha de Papo. Pelaut Spanyol menyebutnya Isla de Oro yang artinya Pulau Emas.

Papua menjadi wilayah Kesultanan Tidore. Karena wilayahnya terpisah dari Tidore, maka Sultan Tidore menyebutnya Papo Ua, yang artinya tidak tergabung.

Dalam struktur pemerintahan kolonial Hindia Belanda, wilayah Papua masuk wilayah gupernemen Maluku. Ada tiga wilayah administratif: Karesidenan Ternate, Karesidenan Ambon, dan Karesidenan Nugini Selatan (Zuid Nieuw Guinea).

Papua bagian utara hingga wilayah Fakfak masuk ke dalam Karesidenan Ternate. Sedangkan wilayah Papua bagian selatan masuk ke dalam Karesidenan Nugini Selatan yang beribu kota di Merauke.

Oohya! Baca juga ya: Sarekat Islam Tanam Mengkudu untuk Atasi Krisis Zat Pewarna Batik Akibat Perang Dunia II

Ketika Indonesia merdeka, wilayah Nederlandsch Nieuw Guinea dimasukkan sebagai wilayah Indonesia. Dasarnya, karena masuk wilayah Kesultanan Tidore dan masuk di masa penjajahan Belanda masuk wilayah gupernemen Maluku.

Namun di Konferensi Meja Bundar, Belanda tidak mengakui Nederlandsch Nieuw Guinea sebagai wilayah Indonesia. Kedudukannya akan dibicarakan setelah Belanda memberi pengakuan kedaulatan kepada Indonesia.

Pada tahun 1950-an, Parlemen Belanda mengunjungi Nederlandsch Nieuw Guinea. Kepada Palemen Belanda itu diusulkan agar namanya diganti Irian.

Tapi Parlemen Belanda tidak menyetujuinya. Tidak semua masyarakat Nedelandsch Nieuw Guinea menginginkan nama Irian.

Oohya! Baca juga ya: Tak Hanya Kain Batik yang Dibuat Baju, Kain Tenun Ikat NTT Pun Sekarang Dibuat Baju

Usulan nama Irian, menurut Parlemen Belanda hanya datang dari masyarakat yang sudah dekat dengan Indonesia. Oleh mereka yang menginginkan nama Irian, Papua disebut memiliki arti yang merendahkan (Leeuwarder Courant, 30 Januari 1954).

Papua, menurut catatan Wilfred T Neill, artinya kribo. Papua adalah sebutan yang diberikan oleh orang Maluku kepada penduduk Nieuw Guinea (New Guinea, dalam bahasa Inggris).

Tapi, bagi para pendukung nama Papua, Papua memiliki arti yang lebih tinggi dibandingkan arti Irian. “Irian bisa berarti dengki, mungkin mengacu pada suku di New Guinea yang sangat memusuhi penyusup,” tulis Neill.

Oohya! Baca juga ya: Baju Batik, Kata Anies Baswedan Melanggar Pakem, Diserang Ruhut Sitompul. Apa Maksudnya?

Di Merauke, Belanda dianggap oleh suku Marind pada awal abad ke-20 sebagai penyusup. Membangun rumah untuk suku Marind, tetapi kemudian menguasai tanah-tanah milik suku Marind.

Pada tahun 1963 Nederlandsch Nieuw Guinea bergabung dengan Indonesia. Nama Irian Barat dipakai untuk menyebut provinsi paling timur itu.

Frans Kasiepo (gubernur Irian Barat 1964-1973) pada 16 Juli 1946 menyebut nama Iryan di Konferensi Malino. Nama itu menurut Josh Robert Mansoben yang dikutip Toni Victor M Wanggai dari disertasi Mansoben di Univeritas Leiden, diusulkan oleh Markus Kasiepo.

Iryan adalah legenda di Biak yang bercerita mengenai masa baru Biak. Iryan artinya proses memanas. Biak memang daratan yang panas. Iri artinya tanah, an atinya panas.
Frans Kasiepo lahir di Biak. Irian dalam bahasa Biak juga berarti “sinar yang menghalau kabut”.

Di Serui iri artinya tiang, an artinya bangsa, bisa disebut sebagai tanah air atau ting bangsa. Oleh pejuang Merah Putih seperti Silas Papare dan Marthen Indey, Irian lalu dipolitisasi menjadi Ikut Republik Indonesia Anti-Nederland.

Di Merauke iri artinya tinggi, dan an artinya bangsa. Irian, bangsa yang tinggi. Dalam kalimat antropolog Koentjaningrat yang dikutip Viktor Wanggai, Irian dalam bahasa Merauke itu diartikan sebagai bangsa utama.

Oohya! Baca juga ya: Mengapa Putri Ariani dan 9 Finalis Lainnya Kalah Suara dari Anjing Bernama Hurricane?

Nama Irian Barat dipakai sampai dengan 1973. Oleh Presiden Soeharto diganti menjadi Irian Jaya saat meresmikan tambang Freeport pada 1 Maret 1973.

Pada 2001 pemerintahan Gus Dur membolehkan masyarakat Papua mengibarkan bendera biru, putih, merah. Namun, tetapi tidak memberikan nama Irian untuk nama provinsi paling timur itu.

Dalam legenda Manermakeri, bendera biru-putih-merah dan nama Irian adalah satu paket. UU yang diterbitkan pemerintahan Gus Dur menyebut Irian Jaya sebagai Papua.

Priyantono Oemar

Sumber rujukan:
- De Messianse Koreri-Bewegingen in het Biaks-Noemfoors Cultuurgebied karya Freerk Christiaans Kamma (disertasi, 1954)
- Leeuwarder Courant, 30 Januari 1954
- Rekonstruksi Sejarah Umat Islam di Tanah Papua disertasi karya Toni Victor M Wanggai (2008)
- Sejarah Gereja Katolik di Irian Selatan karya Keuskupan Agung Merauke (1999)
- Sejarah Super Lengkap Hindia Belanda (2019, diterjemahkan dari Java, Sumatra and Other Islands of the Dutch East Indies terbit 1911) karya Antoine Cabaton
- Twentieth-Century Indonesia karya Wilfred T Neill (1973)

Untuk Yang Mulia Para Pencuri Naskah/Plagiator

Selama empat hari, Raffles menjarah Keraton Yogyakarta. Dari berbagai jenis barang yang dijarah itu terdapat naskah-naskah Jawa yang kemudian ia pakai sebagai bahan untuk buku The History of Java. Kendati naskah-naskah itu hasil jarahan, ia tetap menyebutkannya ketika ada bagian-bagian yang ia ambil untuk bukunya, seperti dalam kalimat: “Syair berikut adalah dari Niti Sastra Kawi”, “Cerita ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Crawfurd”.

Redaksi
[email protected]

Berita Terkait

Image

Ratu Belanda Kecewa Jepang Rebut Indonesia, Kenapa?

Image

Ada LSPro di Tanah Papua, Uji Mutu Kopi, Kakao, dan Pala tak Perlu Lagi ke Jawa

Image

Anggota Dewan Kabupaten Grobogan 9 Orang, Adakah Kakek Buyut Anda?