Kompeni Batal Hapus Semua Utang Amangkurat II Gara-gara Utusan Kompeni Kapten Tack Dibunuh di Kartosuro
Selain untuk menangkap Untung Suropati, Kapten Tack diutus Kompeni untuk membicarakan penyelesaian utang Amangkurat II. Kapten Tack bahkan sudah membawa surat Gubernur Jenderal mengenai penghapusan semua utang Amangkurat II.
Penghapusan utang itu tentu dengan syarat. Kompeni berencana memindahkan loji dari Jepara ke Semarang. Maka, markas tentara di Jepara juga ikut dipindah ke Semarang.
Untuk tujuan ini, Kompeni meminta bantuan Amangkurat II. Tugas Amangkurat II membantu pemindahan dan menjamin keamanan mulai dari pembangunan loji dan markas tentara di Semarang hingga proses pemindahannya.
Setelah pindah ke Semarang, Kompeni akan menempatkan tentara Kompeni di tempat-tempat strategis di bukit dan pantai dan di Keraton Mataram. Kapten Tack sudah diberi kuasa untuk mengurus semua itu.
Oohya! Baca juga ya: Ini Lokasi di Puncak Gunung yang Menjadi Tempat Favorit untuk Berfoto Para Pendaki Amatir
“Apabila Paduka setuju dengan usulan ini maka sebagai imbalan Paduka akan dibebaskan dari membayar dan mengembalikan biaya seperti yang tercantum dalam tahun 1677 ayat 14 yang telah dijanjikan akan dibayar kepada Kompeni, dan bantuan Paduka ini akan dihitung sebagai pembayaran utang tersebut,” tulis Gubernur Jenderal Kompeni Willem van Outhoorn pada 19 April 1697.
Tapi, pembicaraan mengenai hal ini tidak pernah terjadi. Kapten Tack terbunuh dalam peperangan dengan pasukan Untung Suropati sebelum bertemu dengan Amangkurat II. Gubernur Jenderal Kompeni pun menyesalkan hal ini, terlebih Amangkurat II mengaku tidak mengetahui rencana perang ini.
“Semua itu ditafsirkan sebagai ucapan bodoh dan omong kosong belaka, yang tidak patut diucapkan oleh seorang penguasa yang begitu besar kekuasaannya,” kata Gubernur Jenderak Kompeni.
Padahal, Kompeni berharap Amangkurat II akan membantu Kapten Tack menangkap Suropati. Saat itu Suropati sudah ada di Kartosuro, menjadi pimpinan prajurit istimewa Keraton Mataram.
Kompeni menganggap Suropati sebagai pengkhianat. Kompeni lalu menyebut Suropati sedang menyusun rencana bersama Patih Nerangkusumo untuk menggulingkan kedudukan Amangkurat II.
Oohya! Baca juga ya: Ini Kisah Peperangan dengan Untung Suropati di Keraton Amangkurat II yang Menewaskan Kapten Tack
Utang Amangkurat II yang akan dihapus oleh Kompeni disebut dalam surat Gubernur Jenderal itu cukup besar. Utang itu berkaitan dengan bantuan yang diberikan oleh Kompeni kepada Amangkurat II dalam menumpas Trunojoyo.
Amangkurat II menandatangani perjanjian dengan Kompeni itu pada 25 Februari 1677. Atas bantuan Kompeni dalam menumpas Trunojoyo, Amangkurat II bersedia membayar Kompeni dengan 3.000 pikul beras dan 250 ribu riyal Spanyol.
Amangkurat II juag bersedia membebaskan cukai untuk barang-barang Kompeni yang masuk ke semua pelabuhan di Jawa. Amangkurat II juga mengizinkan Kompeni membangun loji di berbagai wilayah Mataram.
Jika pembicaraan penyelesaiakan masalah utang ini terlaksana, maka Kompeni akan membebaskan utang terhitung sejak November 1677 hingga masa pemindahan loji dan petinggi militer Kompeni pindah dari Jepara ke Semarang.
Amangkurat II juga akan dibebaskan dari kewajiban membayar pada 19-20 Oktober pada tahun saat tentara Kompeni sudah pindah dari Jepara ke Semarang. Tawaran ini sudah dituangkan dalam surat yang ditandatangani oleh Gubernur Jenderal dan pejabat Kompeni di Jepara.
Kompeni juga menyesalkan tindakan Amagkurat II yang tidak segera membayar kewajibannya setelah Kompeni berhasil menangkap Trunojoyo. Dalam surat-suratnya yang ditujukan kepada Gubernur Jenderal, Amangkurat II selalu ingat akan kewajibannya itu karena telah mendapatkan bantuan yang sangat besar.
Namun, ia menjelaskan, kondisi Mataram belum memungkinkan dirinay bisa membayar utang-utang itu. Karena alasan kondisi itu, Gubernur Jenderal Kompeni sempat membebaskan utang Amangkurat II, yaitu khusus untuk biaya pembangunan pemukiman tentara di Jepara senilai 112 ribu riyal Spanyol.
Oohya! Baca juga ya: Jangan Heran Jika Si Mawar dan Si Manis Jadi Anggota Parlemen Aceh di Abad ke-17, Ini Kata Hamka Setelah Mengetahui Perjuangan Cut Nyak Dien
Namun, Kapten Tack yang diutus untuk berunding dibunuh di Kartosuro. Maka, Kompeni menagih semua utang, yang hingga pada 1696 mencapai 1.136.700 riral Spanyol.
Kompeni menganggap, hampir 20 tahun Amangkurat II dinaikkan tahta oleh Kompeni, tetapi tidak memperlihatkan niat serius membayar utangnya.
Priyantono Oemar
Sumber rujukan:
Surat Pemerintah Agung kepada Susuhunan Amangkurat II (b. 1677-1703), 20 April 1697 karya MC Ricklefs (ANRI, 2014)
Untuk Yang Mulia Para Pencuri Naskah/Plagiator
Selama empat hari, Raffles menjarah Keraton Yogyakarta. Dari berbagai jenis barang yang dijarah itu terdapat naskah-naskah Jawa yang kemudian ia pakai sebagai bahan untuk buku The History of Java. Kendati naskah-naskah itu hasil jarahan, ia tetap menyebutkannya ketika ada bagian-bagian yang ia ambil untuk bukunya, seperti dalam kalimat: “Syair berikut adalah dari Niti Sastra Kawi”, “Cerita ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Crawfurd”.
Redaksi
[email protected]