Kendeng

Pembangunan Rel di Grobogan untuk Mengangkut Kayu Jati pada 1901, Pemborongnya Ternyata Juga Orang Cina

Rel dibangun untuk mengangkut kayu jati di Grobogan. Rel pertama dibangun pada 1901 di Kradenan, Grobogan, pemborongnya orang Cina.
Pengangkutana kayu jati di Grobogan memerlukan jalur rel. Ternyata bukan hanya rel kereta cepat Jakarta-Bandung saja yang dikerjakan oleh orang Cina, pembangunan rel pertama di Kradenan, Grobogan, pada 1901, pun dikerjakan oleh orang Cina.

Itu terjadi setelah angkutan cikar tidak memadai lagi. Pada mulanya, angkutan cikar menjadi andalan untuk mengangkut kayu jati.

Kelompok pengusaha cikar pun dibina. Pelaksanaan dalam pembelian dan pemeliharaan cikar, pemeliharaan sapi penghela, dan pemberian uang panjar diatur dalam buku petunjuk.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Oohya! Baca juga ya:

Usai Kelaparan di Grobogan, Para Kepala Desa Cari Untung dari Pengambilan Kayu Jati Mati dan Tumbang di Hutan

Jalur induk diperlebar dan diperkeras jalannya sehingga memperlancar laju cikar. Karena kayu tidak hanya diangkut ke stasiun kereta, melainkan juga ke tempat-tempat lain, maka angkutan cikar dianggap sudah memadai.

Ternyata kemudian muncul masalah. Penyediaan anggaran pengerasan jalan yang hanya untuk pengangkutan kayu dianggap terlalu mahal.

Selain itu, kapasitas angkut cikar juga rendah ketika datang musim kemarau basah dan wabah penyakit hewan. Cikar juga menyebabkan jalan desa yang dilalui menjadi rusak.

Dari sinilah mulai dipertimbangkan perlunya jalur rel untuk pengangkutan kayu jati. Syarat utama dari pembangunan jalur rel ini hanya satu, yaitu murah.

Teng A Bui, orang Cina yang mengerjakan jalur rel di Kradenan, Grobogan, menghabiskan annggaran 450 gulden per kilometer. Karena sulit membebaskan halan milik penduduk, maka jalur rel mengikuti jalur jalan desa.

Oohya! Baca juga ya:

Asal Usul Bangsawan Banjar yang Berani Melawan Belanda, Lambung Mangkurat yang Mencarinya

Jalur yang masuk ke hutan diupayakan juga tidak perlu menebang pohon. Cukup dengan memanfaatkan jalur yang biasa digunakan sapi sarad, yaitu jalur yang dilewati sapi untuk menyeret kayu jati dari hutan.

Biaya murah itu membaca bencana. Pengerjaan jalur rel dibuat sembarangan. Garis lurus dibuat tidak lurus, belokan dibuat tudak berupa lengkungan busur, sehingga sering terjadi kecelakaan.

Tapi ada juga jalur yang dibuat dengan teliti. Jalur rel di Monggot dsn Sulur dibuat dengan teliti.

Untuk tetap bisa menekan anggaran, pembangunan rel diganti dengan rel mono (monorel) pada 1909. Rel mono ini dikokohkan di atas penopang kayu yang tidak sama panjangnya.

Pengerjaan seperti itu, jalur rel bisa melalui lapangan yang naik turun tanpa harus membebaskan lahan penduduk. Perlu konstruksi khusus ketika rel harus melewati sungai yang lebar.

Kayu penopangnya digunakan kayu jati kualitas rendah. Tapi yang terjadi justru ada pembengkakan biaya pemeliharaan. Setiap lori pembawa kayu jati hendak lewat, perlu terlebih duu meluruskan rel.

Kayu jati diangkut cikar di hutan jati di Randublatung, dekat Grobogan, Jawa Tengah.

Oohya! Baca juga ya:

Kapal yang Ditumpangi untuk Naik Haji Mogok, Datu Daha Dibuang ke Laut, Bagaimana Ia Bisa Tiba di Makkah?

Ketika pada 1915 dibangun rel mono lagi, diperlukan jumlah kayu penopang yang semakin banyak. Pada 1919, jalur rel mono tidak lagi dibangun.

Pada 1919/1920 dibangun rel ganda lagi.

Priyantono Oemar

Sumber rujukan:
Sejarah Kehutanan Indonesia karya Departemen Kehutanan (1986)

Untuk Yang Mulia Para Pencuri Naskah/Plagiator

Selama empat hari, Raffles menjarah Keraton Yogyakarta. Dari berbagai jenis barang yang dijarah itu terdapat naskah-naskah Jawa yang kemudian ia pakai sebagai bahan untuk buku The History of Java. Kendati naskah-naskah itu hasil jarahan, ia tetap menyebutkannya ketika ada bagian-bagian yang ia ambil untuk bukunya, seperti dalam kalimat: “Syair berikut adalah dari Niti Sastra Kawi”, “Cerita ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Crawfurd”.

Redaksi
[email protected]

Berita Terkait

Image

Di Grobogan Ada Tanah yang oleh Raffles Dihadiahkan kepada Pakualam