Kendeng

Keturunan Raja Majapahit Ini Mengaku Seperti Orang Idiot Setelah Berhasil Membangun Taman Mini Indonesia Indah

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) diresmikan pada 20 April 1975.

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) diresmikan pada 20 April 1975. Yang membangunnya adalah keturunan dari Raja Majapahit Brawijaya V.

Pada awal rencana pembangunannya, proyek ini didemo mahasiswa. DPR pun membentuk panitia khusus dan mengajukan 36 pertanyaan.

Presiden Soeharto pun harus ikut komentar. Saya tahu bahwa ada kelompok tertentu yang ingin menjadikan proyek yang kami cita-citakan itu sebagaiisu politik,” kata Presiden Soeharto.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Ini bukan proyek pemerintah, karena pemerintah tidak mempunyai anggaran. Namun, yayasan yang akan mengerjakan proyek ini telah meminta bantuan kepada para gubernur.

Oohya! Baca juga ya: Mengapa Putri Ariani dan 9 Finalis Lainnya Kalah Suara dari Anjing Bernama Hurricane?

Yayasan Harapan Kita terdorong untuk membangun proyek Miniatur Indonesia Indah sebagaia usaha dari Yayasan untuk ikut serta melaksanakan pembangunan bangsa,” kata pengurus Yayasan Harapan Kita yang menghadiri acara dengan pendapat dengan Panitia Khusus DPR.

Saat peresmian TMII, Ibu Negara Tien Soeharto memberikan sambutan. “Ciri utama taman ini,” kata Ibu Negara, “adalah penampilan Indonesia yang besar dalam bentuknya yanag kecil.”

Ia lalu menyebut rumah-rumah adat yang memenuhi TMII dari ujung ke ujung, merupakan warisan budaya Indonesia. Warisan budaya itu tentu tidka ternilai harganya.

“Di tempat ini diharapkan dapat kita saksikan kesenian dan adat istiadat daerah dengan latar belakang bangunan dan suasana yang diusahakan mendekati kenyataan,” kata Ibu Negara.

Oohya! Baca juga ya: Naik Kereta Api... Whoosh Whoosh Whoosh... Siapa Hendak Turut? Hus....

Ibu Tien Soeharto juga menyinggung soal pengertian, yang pada awal perencanaan ia mintakan kepada masyarakat Indonesia. Ketika aksi-aksi demonstrasi bermunculan untuk menolak proyek ini, Ibu Tien pernah mengatakan, proyek ini memerlukan bantuan dari semua pihak.

Bantuan yang paling diharapkan adalah adanya pengertian. “Tanpa pengertian itu, taman ini tidak mungkin terselesaikan,”kata Ibu Negara.

Gotong royong telah menyelamatkan proyek ini. Proyek yang menurut Ibu Tien, dipersembahkan kepada masyarakat Indonesia yang telah menyumbangkan pengertiannya.

Oohya! Baca juga ya: Seperti Kereta Cepat, Rute Pertama Kereta Semarang-Tanggung pun Ditunda Peresmiannya dan Tuai Kritik

Peresmian TMII juga ia nyatakan sebagai penambah keyakinan perempuan Indonesia bisa terlibat dalam pembangunan. Yayasan Harapan Kita yang mengerjakan proyek ini diurusu oleh kaum perempuan.

Peresmian TMII sore itu diakhiri dengan pentas seni di Sasono Langen Budoyo. Untuk mencapai sasono ini, dari tempat upacara peresmian para tamu undnagan harsu melewati Pendopo Agung Sasono Utomo.

Setiap mata akan terpaku pada empat tiang utomo Pendopo Agung itu. Tiang kayu jati tinggi besar, bulat, berukir kisah Ramayana. “Setiap mata mereka, lebih-lebih yang baru pertama kali, terpaku pada empat soko guru berukiran Jepara yang penuh dengan riwayat dan hikayat Ramayana,” tulis Abdul Gafur.

Pangeran Bernhard dan Ratu Juliana dari Belanda, 10 hari sebelum peresmian sudah mengunjungi TMII. Kemudian datang pula tamu-tamu negara yang berkunjung ke TMII.

Hingga tahun 1977 tercatat ada Raja Belgia bersama Permaisuri Fabiola dan istri Presiden Amerika Gerald Ford. Ada Presiden India dan Perdana Menteri Papua Nugini beserta istri.

Oohya! Baca juga ya: LRT Jabodebek Mogok karena Listrik Mati, Kereta Semarang-Solo Mogok karena Loko tidak Berfungsi

Ibu Tien Soeharto mengakui, betapa mustahilnya TMII terbangun tanpa adanya bantuan dari semua lapisan masyarakat. Ide pembangunan TMII ini dicetuskan oleh keturunan dari Raja Majapahit Brawijaya V. Siapakah dia?

Dialah Ibu Tien Soeharto, cucu ke-17 dari Ki Ageng Selo. Guru mengaji Joko Tingkir ini merupakan cucu dari Bondan Kejawan.

Bondan Kejawan merupakan anak Raja Majapahit Brawijaya V yang dibuang ke Grobogan. Selain keturunan ke-17 dari Ki AgengSelo, berari Ibu Tien Soeharto juga keturunan ke-20 dari Brawijaya V.

oohya! Baca juga ya: Soal 'Putra-Putri Terbaik Bangsa' ITB yang Banyak Menganggur, Anies Baswedan Singgung Institusi Talent Pool

“Sangat jelas bahwa taman ini bukanlahhasil kerja satu orang,”kata Ibu Tien. Ia mengaku, yang ia perbuat hanyalah mencetuskan gagsan, lalu mengajak banyak orang untuk mewujudkannya.

“Kok berani-beraninya saya, mewujudkan gagasan saya, padahal duit tak punya. Bukankah seperti orang idiot?” kata Ibu Tien terkekeh-kekeh.

Selama pembangunannya, Ibu Tien ikut mencari kayu jati di dekat Grobogan dan menunggui di lokasi proyek.

Ma Roejan

Sumber rujukan:
- Ki Ageng Selo karya T Wedy Utomo (1981)
- Siti Hartinah Soeharto Ibu Utama Indonesia karya Abdul Gafur (1992)

Berita Terkait

Image

Di Grobogan Ada Tanah yang oleh Raffles Dihadiahkan kepada Pakualam