Soal 'Putra-Putri Terbaik Bangsa' ITB yang Banyak Menganggur, Anies Baswedan Singgung Institusi Talent Pool
Di acara Ngariung Alumni ITB Bersama Anies Baswedan, Syahganda Nainggolan menyebut saat ini banyak alumni ITB yang menjadi pengangguran. Itu terjadi karena industrialisasi di Indonesia sedang merosot.
Acara itu digelar Ahad (1/10/2023) di Bandung. Pada kesempatan itu, Syahganda juga menyebut pemerintah lebih suka mendatangkan ahli dari luar, sehingga insinyur-insinyur ITB banyak yang menganggur.
Pernyataan Syahganda itu seperti doa yang tertulis di spanduk ITB, yang disinggung Anies dengan cara berkelakar. Spanduk untuk menyambut mahasiswa baru itu berbunyi “Selamat Datang Putra-Putri Terbaik Bangsa”.
Saat industrialisasi di Indonesia sedang merosot, putra-putri terbaik itu menjadi tidak teroptimalkan. Anies pun memberi respons. Selama ia menjadi gubernur DKI, Anies mengaku tidak melupakan putra-putri terbaik Indonesia.
Oohya! Baca juga ya: Membahas Usulan Nama Lokal untuk Nederlandsch Nieuw Guinea, Belanda Tolak Nama Irian
Saat DKI Jakarta mengerjakan proyek Jakarta International Stadium (JIS), kata Anies, putra-putri terbaik Indonesialah yang mengerjakannya. Proyek JIS disebut Anies sebagai proyek terobosan.
Pada tahap persiapan di tahun 2018, ditargetkan bisa selesai pada 2021. Lalu disiapkan rancangan.
Ternyata, berdasarkan rancangan itu proyek tak bisa selesai pada 2021. Masalahnya ada di pembangunan atap yang harus menunggu semua struktur selesai, baru tahap terakhir pembangunan struktur atap.
Harus dicari cara untuk bisa selesai pada 2021. Pilihannya, mengerjakan struktur atap berbarengan dengan yang lainnya.
Oohya! Baca juga ya: Pemimpin Koreri Ini Orang Asli Papua tetapi Bernama Bin Damai, Mengapa Belanda Tangkap Dia?
Jika sudah selesai, atap yang bisa dibuka-tutup itu diangkat ke atas. Lalu dipasang sebagai penutup stadion.
Persoalannya, belum pernah ada yang mengerjakan hal seperti ini. Kalau untuk atap-atap aula yang kecil sudah banyak yang melakukan.
Ini atap stadion beratnya 3.400 ton. “Ini setara dengan 2.400 mobil Kijang yang diangkat bersamaan,” kata Anies.
Untuk mengangkatnya juga memerlukan krane-krane besar yang khusus untuk mengangkat barang-barang berat. Di Indonesia belum ada krane semacam ini.
Maka, jika ini akan dikerjakan, harus menyewa krane-krane yang ada di Abudabi. Mau ambil risiko ini?
Maka, akhirnya pilihan ini yang diambil. Pada 2021 pun proyek JIS selesai. Perlu 72 jam untuk proses mendongkrak atap stadion itu untuk bisa dipasang pada tempatnya.
“Terpasang di atas, rapi terkunci, dikerjakan oleh 100 persen insinyur-insinyur Indonesia. Dunia terkagum-kagum,” kata Anies yang menyebut film dokumenter pembangunan JIS ini telah diputar di National Geographic Channel.
Mereka yang bekerja adalah anak-anak Indonesia yang lahir dari ibu-ibu Indonesia. Mereka sekolah di sekolah-sekolah Indonesia. Mereka kuliah di universitas-universitas di Indonesia.
Pekerja-pekerja kasar pun bangga dengan keterlibatan mereka. Mereka membuat video menggunakan kamera telepon seluler mereka, dikirim ke keluarga di kampung. Mereka mengabarkan hari ini sedang mengerjakan ini, hari itu sedang mengerjakan itu.
Oohya! Baca juga ya: Ini yang Membuat Kain Batik Diubah Menjadi Baju Batik, yang Menurut Anies Baswedan Melanggar Pakem
“Itu yang namaya kebanggaan atas proyek yang dikerjakan anak bangsa. Itu menular. Ini proyek punya kita. Semangat yang begini yang harus kta kembalikan di Republik ini,” kata Anies. Jangan sampai, lanjut Anies, ketika ada proyek raksasa dibangun di negeri ini, anak Indonesia hanya menjadi penonton.
Menurut Anies, tiadanya talent pool di negara ini, membuat banyak tenaga ahli di dalam negeri tidak bisa teroptimalkan. “Kita membutuhkan sebuah institusi yang menyusun talent pool untuk Indonesia,” kata Anies.
Mengapa banyak ahli yang tidak teroptimalkan? Menurut Anies, ketika ada yang memerlukan tenaga ahli, bingung bertanya ke mana. “Coba tanya ke mana, ketika perlu ahli apa bidang apa ada di mana,” tanya Anies.
Oohya! Baca juga ya: Baju Batik, Kata Anies Baswedan Melanggar Pakem, Diserang Ruhut Sitompul. Apa Maksudnya?
Di sektor swasta, ada talent pool yang namanya job hunting. Perusahaan-perusahaan tinggal tanya ke job hunter. Tapi untuk sektor publik, kata Anies, talent pool bukan sekadar job hunter.
“Talent pool itu, negara mengidentifikasi pribadi-pribadi mumpuni yang ada di negara ini, sehingga semua bisa memanfaatkan ilmu dan pengalaman mereka,” kata Anies.
Talent pool menyusun nama-nama yang telah diaudisi oleh pribadi-pribadi yang mumpuni juga. Dengan begitu, daftar nama-nama ahli yang disusun itu benar-benar kredibel.
“Kalau ada talent pool ini, apa pun yang dilakukan negeri ini, maka negara tidak perlu menengok ke luar karena di dalam ada talent itu. kita tidak kekurangan setok,” kata Anies.
Karena tidak ada talent pool, maka Indonesia tidak memilih daftar nama pekerja dengan keahlian tinggi.
Ma Roejan