Sekapur Sirih

Benarkah Indonesia tidak Dijajah Belanda 350 Tahun? Bung Karno Bilang Ini

Benarkah Indonesia tidak dijajah Belanda selama 350 tahun? Apa kata Bung Karno mengenai klaim Indonesia dijajah selama 350 tahun?

Fakta Indonesia tidak dijajah 350 tahun oleh Belanda terus digaungkan. Klaim bahwa Indonesia dijajah selama 350 tahun disebut datang dari pihak Belanda. Benarkah?

Jadi Indonesia dijajah berapa tahun? Memakai logika ini, berarti Indonesia hanya dijajah lima tahun. Lho? Lalu, apa kata Bung Karno yangs udah ditangkap Belanda paa 1929?

Bangsa Indonesia baru ada pada 17 Agustus 1945. Negara Indonesia baru ada pada 18 Agustus 1945, lalu Belanda datang menumpang NICA hingga 1950. Jadi cuma pada masa itu Indonesia dijajah Belanda?

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Nanti dulu. Ada pula yang menyebut bangsa Indonesia sudah ada sejak 28 Oktober 1928 lewat Sumpah Pemuda. Bertanah air satutanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia.

Oohya! Baca juga ya: Joko Tingkir Menebang Pohon Beringin Besar, Ki Ageng Selo Bilang Apa?

Jadi, Indonesia baru dijajah Belanda sejak 1928. Benarkah? Lalu, kehadiran orang-orang Belanda sejak Kompeni menaklukkan Jayakarta pada Mei 1619 tidak disebut menjajah?

Pihak-pihak yang menolah klaim Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun menyebut Kompeni datang bukan untuk menjajah, melainkan untuk berdagang. Wah sederhana sekali pemahamannya mengenai konsep penjajahan.

KBBI --yang memakai definisi sederhana-- menyebut, menjajah adalah menguasai dan memerintah suatu negeri (daerah dan sebagainya). Sedangkan kolonialisme, menuru KBBI: paham tentang penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu.

Jadi, benarkah, Kompeni hanya datang untuk berdagang? Kompeni (VOC) adalah perusahaan yang dibentuk dari enam perusahaan dagang di Belanda untuk menghilangkan persaingan yang ada di antara berbagai perusahaan. Pembentukan Kompeni difasilitasi oleh pengacara pemerintah.

Kerajaan Belanda kemudian memberikan hak oktroi kepada Kompeni. Kerajaan melimpahkan kewenangannya kepada Kompeni.

Maka, Kompeni bisa wewenang membentuk armada militer dan memerinta di negeri sasaran. Maka, di Indonesia Kompeni membentuk pemerintahan dan memiliki armada militer.

Oohya! Baca juga ya: Beda dari IKN, Warga Pesisir Demak Upacara di Genangan Rob

Pemerintahan militer inilah yang juga menjalankan perdagangan di Indonesia pada masa itu. Kompeni menunjuk perwiranya menjadi gubernur jenderal di Indonesia.

Eh, tentu saja Indonesia --yang diproklamasikan Bung Karno pada 1945-- saat itu belum ada. Kompeni menyebutnya Hindia Timur. Dengan adanya pemerintahan Kompeni di Hindia Timur ini, maka Hindia Timur menjadi bagian dari Kerajaan Belanda.

Ketika Kompeni bangkrut pada 1799, memang ada banyak wilayah kerajaan yang tidak tunduk pada pemerintahan Kompeni. Kerajaan Belanda kemudian mengambil alih langsung pemerintahan di Hindia Belanda setelah Kompeni bangkrut.

Maka, Hindia Timur diubah penyebutannya menjadi Hindia Belanda. HW Daendels menjadi gubernur jenderal pertama yang tidak ditunjuk oleh Kerajaan Belanda.

Maka, ada yang menyebut mulai periode ini beberapa wilayah di Indonesia dijajah Belanda, karena sebelumnya yang ada adalah Kompeni. Maka, klaim dijajah 350 tahun dianggap batal.

Pada tahun 1921, Bung Karno menikahi Utari, anakTjokroaminoto. Sebagai menantu, ia sering diajak Tokroaminoto sebagai pendamping ketika Tjokroaminoto mendapat undangan untuk berbicara.

Suatu hari, Tjokromanoto yang memimpjn Sarekat islam itu tidak bisa memenuhi undangan. Maka, dikirimkan Bung Karno untuk menggantikannya. Pada kesempatan inilah Bung Karno menyebut Indonesia telah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda.

Oohya! Baca juga ya: Upacara Diadakan di IKN, Bagaimana Nasib Bendera Pusaka Merah Putih?

Tujuannya untuk memunculkan perasaan senasib sepenanggungan. Artinya, bangsa-bangsa di Indonesia yang belum dijajah Belanda diajak untuk merasakan penderitaan bangsa-bangsa yang dijajah Belanda.

Saat itu bangsa Indonesia masih cita-cita. Yang ada adalah bangsa Jawa, bangsa Sunda, bangsa Sumatra, dan sebagainya. Pada 28 Oktober 1928 baru diikrarkan “berbangsa yang satu, bangsa Indonesia”.

“Penjajah hanya mau memetik hasilna. Ya, mereka menyuburkan bumi kita ini. Betul! Akan tetapi tahukah saudara, dengan apa mereka menyuburkan bumi kita ini? Tahukah saudara apa yang dikembalikan ke bumi kita ini setelah 350 tahun menjajah? Saya akan ceritakan kepada saudara-saudara. Bumi kita ini mereka suburkan dengan mayat-mayat yang bergelimpangan dari rakyat kita yang mati karena kelaparan, kerja keras dan hanya tinggal tulang-belulang,” kata Bung Karno di buku biografinya, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

Priyantono Oemar

Berita Terkait

Image

Anggota Dewan Kabupaten Grobogan 9 Orang, Adakah Kakek Buyut Anda?

Image

Melawan Belanda dengan Bahasa