Kendeng

Joko Tingkir Menebang Pohon Beringin Besar, Ki Ageng Selo Bilang Apa?

Petugas memotong pohon beringin yang tumbang. Joko Tingkir remaja pernah menebang pohon beringin besar, yang membuat Ki Ageng Selo terkejut setelah bangun dari mimpi.

Ki Ageng Selo pergi ke hutan. Ia hendak menebang pohon beringin di hutan. Tetapi, ketika Ki Ageng Selo tiba di lokasi pohon beringin, ia melihat pohon beringin yangs angat besar itu itu sudah tumbang.

Ternyata Joko Tingkir telah menebangnya. Ki Ageng Selo tentu terkejut dengan kemampuan santrinya yang masih remaja itu. Hari-hari ini juga sedang ramai dibicarakan ada pohon beringin yang hendak ditebang.

Babad Tanah Jawi Buku I bercerita, gara-gara terkejut tahu bahwa Joko Tingkir yang menebang beringin besar itu, Ki Ageng Selo terbangun dari tidurnya. Rupanya ia sedang bermimpi.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Oohya! Baca juga ya: Beda dari IKN, Warga Pesisir Demak Upacara di Genangan Rob

Hari itu, Ki Ageng Selo mengajak Joko Tingkir menyepi di gubuk dekat hutan. Mereka tidur di gubuk itu. Saat itulah Ki Ageng Selo bermimpi.

Ki Ageng Selo lalu membangunkan Joko Tingkir yang masih tidur di sampingnya. “Apakah selama aku tidur kamu tidak pergi ke mana-mana?” tanya Ki Ageng Selo.

Joko Tingkir mengaku tak pergi ke mana-mana. Hal itu membuat Ki Ageng Selo tercenung.

Ki Ageng Selo sudah lama menyimpan keinginan bisa menebang beringin itu di dalam mimpinya. Mimpi itu merupakan pertanda bahwa yang memiliki itu akan menjadi pemimpin Tanah Jawa.

Tapi mengapa justru Joko Tingkir yang muncul di dalam mimpinya sebagai sosok yang menebang beringin besar? Ki Ageng Selo pun segera meminta Joko Tingkir membuat perapian. Mereka pun menghabiskan malam dengan berbincang di dekat perapian, agar tidak kedinginan.

Ia pun bertanya kepada Joko Tingkir, sebelum nyantri kepadanya, apa pernah bermimpi? Joko Tingkir tidak langsung menjawab pertanyaan itu, tetapi justru menceritakan pengalamannya keluar masuk hutan untuk menyepi, menemui para sepuh di berbagai gunung.

Ketika ia berada di Gunung Telomoyo, ia mengaku bermimpi kejatuhan rembulan. “Kemudian hamba makan bulan itu, rasanya empuk seperti biji kelapa,” ujar Joko Tingkir.

Oohya! Baca juga ya: Upacara Diadakan di IKN, Bagaimana Nasib Bendera Pusaka Merah Putih?

Usai Joko Tingkir memakan rembulan, Gunung Telomoyo bergetar dan mengelluarkan suaranya gemuruh. “Hamba tidak memberitahukan hal ini kepada siapa pun, baru kali ini karena ditanya,” kata Joko Tingkir.

Ki Ageng Selo pun meminta Joko Tingkir agar tidak menceritakan kisah itu kepada siapa pun selain. “Mimpimu itu bagus sekali, aku turut berdoa agar kelak kau mendapatkan semua yang baik,” kata Ki Ageng Selo.

Joko Tingkir pun berminat untuk mengetahui arti mimpinya itu. Ki Ageng Selo hanya menyebut bahwa mimpi Joko Tingkir itu adalah mahkota dari segala mimpi.

Ki Ageng Selo pun meminta Joko Tingkir untuk mengabdi ke Demak Bintoro. Ia anggap sudah cukup nyantri di Desa Selo.

Ki Ageng Selo berpesan, jika kelak menjadi pemimpin di Jawa, hendaknya bersedia menyambung kekuasaan dengan anak-cucu kandung Ki Ageng Selo. Joko Tingkir pun kemudian menjadi Sultan Pajang, seperti yang ramalan Ki Ageng Selo setelah bermimpi Joko Tingkir menebang pohon beringin.

Pajang semula hanyalah wilayah kadipaten di bawah Kerajaan Demak. Setelah Pajang menjadi kerajaan, Demak menjadi kadipaten di bawah Kerajaan Pajang.

Oohya! Baca juga ya: WR Supratman Girang, Lagu Indonesia Raya Diterima di Kongres Pemuda

Santri dari Desa Selo, Grobogan, kelahiran Boyolali itu lantas dikenal sebagai Sultan Hadiwjoyo.

Ma Roejan