Ikut Buktikan Salju Puncak Carstensz, 2 Orang Dayak Tewas

Bukan hanya Belanda yang berambisi untuk membuktikan adanya salju abadi di Puncak Carstensz. Inggris juga mengirim tim ekspedisinya untuk mendaki Carstensz pada 1909. Namun, ambisi Belanda itu membuat dua orang Dayak yang mengiringi tim ekspedisinya tewas dalam pendakian.
Tim ekspedisi Belanda pada 1903-1907 belum berhasil mencapai Puncak Carstensz. Pada tahun 1909, Inggris mencoba mengirim tim ekspedisinya dan rupanya, Belanda pun mengirim lagi tim ekspedisi ke Puncak Carstensz.
Menurut Het Nieuws van den Dag voor Nederlandsch-Indie edisi 12 April 1910, Hendrik Albert Lorentz berangkat bersama dua perwira, Van Nouhuys dan Habbema. Belasan orang Dayak menyertai mereka untuk membawa perbekalan.
Pendakian yang penuh kesengsaraan membuat mereka tak bisa membawa bekal yang banyak untuk waktu yang lama. Setelah kecelakaan menimpa Lorentz pada 8 November 1909, Habbema turun terlebih dulu beserta beberapa orang Dayak untuk mendapatkan pasokan makanan baru dari kamp.
Lorentz dan Nouhuys beserta 11 orang Dayak yang tinggal, hanya mendapat jatah berasnya hanya 100 gram per hari per orang, tanpa gula tanpa garam sampai datang pasokan makanan baru. Untuk orang-orang Dayak, jatah berasnya 800 gram per hari per orang ditambah ikan, daging, dan gula.
Selama menunggu datangnya bantuan, kedinginan dan kelelahan mendera mereka. Perlu 14 hari untuk menunggu hingga akhirnya Lorentz bisa melanjutkan perjalanan.
Namun, akibat kedinginan dan kelelahan itu, salah seorang Dayak meninggal karena kedinginan. Seorang lagi meninggal karena kelelahan.
Sembilan orang Dayak yang masih bertahan tidak lagi berani membicarakan gunung yang mereka daki, karena mengalami ketakutan. Mereka tak berani lahi untuk kembali mendaki gunung ini.
Dalam perjalanan turun setelah Lorentz bisa melanjutkan perjalanan, mereka tersesat masuk celah buntu di lembah. Mereka harus kembali menelusuri jejak sebelumnya.
Seminggu perjalanan, barulah bantuan yang diupayakan Habbema datang pada 29 November malam. Tim penyelamat membawa alat penyelamat yang memberi kenyamanan selama perjalanan pulang bagi Lorentz. Mereka juga membawa persediaan makanan yang cukup.
“Di sini kita harus mengagumi tekad yang luar biasa itu, daya tahan itu, yang mengingatkan kita akan perbuatan mulia zaman keemasan dalam sejarah kita,” ujar G Vissering, direktur Nederlandsch Bank dalam sebuah jamuan pernghomatan untuk tim ekspedisi pada April 1910.
Penghormatan itu juga dipersembahkan kepada orang-orang Dayak yang menyertai mereka. Juga kepada orang-orang Papua yang membantu mereka.
“Yang telah menempuh perjalanan hingga ke tempat tujuan akhir, penghormatan yang hangat patut diberikan: tanpa mereka, tujuan akhir itu tidak akan tercapai,” kata G Vissering.
Sejak Jan Carstensz melaporkan adanya puncak pegunungan di pedalaman Papua yang diselimuti salju, daerah pedalaman itu tetap menjadi titik kosong di peta untuk waktu yang lama. “Hanya pionir yang tangguh dan penjelajah yang berdedikasi yang berani memasuki hutan tropis yang sulit ditembus,” tulis Algemeen Dagblad edisi 11 Juli 1992.
