Sekjen PDIP dan Kebaikan Jepang kepada Bung Karno
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Ia dituduh terlibat kasus suap terhadap Komisioner KPU 2017-2022.
Bakal masuk tahanan, Hasto menyamakan dirinya sedang memasuki fase seperti yang dialami Bung Karno saat menperjuangkan kemerdekaan. Bung Karno sering masuk tahanan, bahkan vonis pengadilan mengasingkannya ke luar Jawa.
Bung Karno diasingkan ke Ende pada 1933. Pada 1938 diasingkan ke Bengkulu hingga akhirnya Jepang masuk dan Bung Karno merasakan kebaikan Jepang: diberi mobil mewah dan janji dibantu mendapat kemerdekaan.
Saat Bung Karno masih dibuang oleh pemerintah kolonial Belanda di Bengkulu, polisi hendak memindahkannya dengan naik kapal lewat Padang. Hal itu dilakukan karena Jepang dikabarkan hendak merebut Bengkulu.
Tapi ketika perjalanan dari Bengkulu baru mendekati Padang, Jepang sudah merebut Padang pada 18 Maret 1942. Polisi Belanda yg mengawal Bung Karno, kata Cindy Adams di buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, sudah melarikan diri ketika Sakaguchi menemukan Bung Karno.
Polisi Belanda membawa Bung Karno dari Bengkulu ke Muko-muko sejauh 240 kilometer dengan mobil dan pedati. Tapi dari Muko-muko dilanjutkan dengan berjalan kaki ke Padang sejauh 300 kilometer.
Mereka menembus hujan dan menyeberang sungai. Jika hujan turun, saat tiba di pinggir sungai dan air sungai sedang meluap, perjalanan menjadi susah.
Setelah menduduki Padang, Jepang mendapat informasi Bung Karno dalam perjalanan ke Padang. Maka Kapten Sakaguchi diperintahkan untuk mencari Bung Karno.
Sakaguchi kemudian mempertemukan Bung Karno dengan Kolonel Fujiyama, komandan tentara Jepang, di Bukittinggi pada 19 Maret 1942. Bung Karno bersedia menerima tawaran itu, karena tak ada niat Jepang menangkap Bung Karno.
Kepada Bung Karno, Sagaguchi menginformasikan bahwa komandannya ingin memastikan bahwa Bung Karno dalam keadaan baik-baik saja. Fujiwaya lantas menyampaikan maksudnya: ingin meminta bantuan Bung Karno.
Bung Karno pun bertanya imbalan yang ia dapat jika membantu Jepang. Ternyata Jepang menyanggupi permintaan imbalan dari Bung Karno: mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.
"Anda akan menerima kepastian itu. Pemerintah Jepang tidak akan melakukan apa-apa untuk merintangi," kata Fujiyama memberi garansi. Kesepakatan itu dirayakan dengan menyantap sukiyaki.
"Ini pertama kali saya mencicipinya dan saya menyukainya," kata Bung Karno.