Pitan

Presentasi Desa Wisata 2 Hari Sebelum Melahirkan, Yuliza Zen Raih IMA UMKM Award

Hamparan sawah di Nagari Kubu Gadang, Padang Panjang, SUmatra Barat, jadi potensi wisata. Yuliza Zen (31 tahun) yang menjadi pemrakarsa pada usia 21 tahun, meraih IMA UMKM Award. Sumber: mediai center ima jakarta

Dua hari sebelum melahirkan, Yuliza Zen melakukan presentasi proposal di Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora). “Saya punya tekad harus bisa mendapatkan modal tersebut, jadi meski lagi hamil tua dan waktu itu dua hari sebelum melahirkan, saya tetap kejar mimpi itu untuk presentasi di Kemenpora," ujar Yuliza.

Proposal diterima. Rp 100 juta yang diimpikan didapat. Yuliza juga mendapatkan pendanaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif senilai Rp 120 juta. Awal Desember 2024, Yuliza dinobatkan sebagai Juara Pertama IMA UMKM Award Kategori Wisata.

Bersamanya, ada pula Irena Surosoputro (CEO Cokelatin Signautre) yang menjadi Juara Pertama IMA UMKM Award Kategori Umum. Penganugerahan keberikan bersamaan dengan Rakernas Indonesia Marketing Associations (IMA).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kubu Gadang nagarinya. Padang Panjang kabupatennya. Hamparan sawahnya luas, sebagian besar masyarakatnya menjadi petani.

Nagari itulah tempat Yuliza Zen (31 tahun) berkiprah dan menunjukkan kemampuan serta kreativitasnya dalam membangun desa wisata. Lahan seluas 500 meter persegi di Nagari Kubu Gadang 10 tahun lalu disulap oleh Yuliza Zen menjadi objek wisata berbasis experiental learning.

Yuliza Zen menawarkan edukasi dan pembelajaran bagi wisatawan mengenai budaya dan aktivitas ekonomi di Nagari Kubu Gadang. "Semua orang tua, alim ulama, hingga tokoh adat meragukan niat baik saya untuk menjadikan Kubu Gadang sebagai desa wisata. Mereka berpikir ini hanya akan bertahan satu tahun," tutur wanita yang lahir dan besar di Kubu Gadang itu.

Namun, bagi Yuliza Zen, itu adalah cambuk. Di usianya yang sata itu baru 21 tahun, ia memulai proyeknya.

Sawah yang terbentang luas di nagari terpencil itu menjadi laboratorium utama. Sawah itulah yang akhirnya menjadi ladang keberuntungan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kubu Gadang.

"Desa wisata tidak hanya tentang pantai, air terjun atau danau. Tradisi dan budaya lokal yang dimiliki oleh masyarakat Kubu Gadang, yang sebagian besar berprofesi sebagai petani, menjadi objek wisata menarik yang bisa diangkat," kata wanita lulusan Sarjana Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Mahmud Yunus Batusangkar.

Kubu Gadang yang dulunya hanya menjadi hamparan sawah biasa. Kini menjadi sebuah destinasi wisata yang memberikan dampak kepada peningkatan perekonomian masyarakat.

“Modal awal tidak ada sama sekali, akhirnya saya ajukan proposal di sejumlah institusi,” kata Yuliza.

Dia sudah mencoba berkonsultasi dengan berbagai pihak untuk mendapatkan modal awal. Maklum, dia tak mungkin mengandalkan dana dari keluarga, yang punya kehidupan sama dengan masyarakat lain, hingga akhirnya mendapat informasi adanya dana di Kemenpora. Setelah menjadi juara, Yulza juga mendapatkan uang pendampingan dari IMA sebesar Rp 100 juta.