Lincak

Usai Cuci Ka'bah Kenapa Bupati Bandung Jadi Orang Keramat?

Bupati Bandung RAA Wiranatakusuma pernah masuk Ka'bah pada 1924. Ia menyapu lantai dan mencuci dinding Ka'bah. Keluar dari Ka'bah, jamaah haji berebut mencium tangan dan bajunya. Sumber: republika

Di Bandung ia keturunan menak. Jabatannya bupati. Kenapa sampai harus cuci Ka’bah saat naik haji pada 1924?

RAA Wiranatakusuma, bupati Bandung itu, harus bergegas ke Masjidil Haram pada 1 Zulhijah. Sehabis Subuh ia akan mencuci Ka’bah.

Sehabis ia mencuci Ka’bah, banyak orang berebut menciumi baju dan tangannya. “Pada ketika itu kami terpandang sebagai orang keramat,” kata RAA Wiranatakusuma dalam tulisanya berjudul “Perjalanan Saya ke Mekah” yang dimuat ulang di buku Naik Haji di Masa Silam.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Bagaimana bisa sampai dianggap sebagai orang keramat? Sebelum ia mencuci Ka’bah tak ada yang berebut untuk mencium tangan dan bajunya. Tapi setelahnya, kenapa banyak orang berebut mencium tangan dan bajunya?

Sebelumnya, ketika ia mengisi waktu selama di Makkah dengan berkeliling, tak ada yang berebut untuk mencium tangannya. Pedagang sirop yang melihatnya juga hanya berteriak memanggilnya sebagai Jawa.

Maksudnya, karena ia berasal dari Jawa, maka dipanggillah Jawa. Kala itu, orang Arab mengenal Hindia Belanda sebagai Jawa atau Jawi.

Maka, jamaah haji dari Indonesia ya dikenal sebagai haji dari Jawa atau dari Jawi. Lalu si penjual sirop itu pun menawarkan sirop kepada Bupati Bandung dalam bahasa Sunda.

Saat itu, Arab dikuasai Inggris. Orang-orang India banyak yang menjadi petugas keamanan, karena India sudah dikuasai Inggris terlebih dulu.

Orang-orang besar dari India Inggris juga mendampingi Raja Arab setiap ada ada acara. Bupati Bandung beberapa kali mengikuti acara Raja selama di Makkah.

Pada saat Idul Fitri, misalnya, Bupati Bandung juga shalat Id bersama Raja Arab. Setelah itu, merayakan Lebaran bersama Raja Arab.

Bupati Bandung memang beruntung dibandingkan jamaah haji lainnya yang datang dari Indonesia. Wiranatakusuma mendapat perlakuan khusus sebagai tamu Raja.

Ia tidak perlu masuk karantina sebelum tiba di Arab. Ia juga tak perlu naik unta dari Jeddah untuk mencapai Makkah.

Mobil Raja Arab disediakan untuk menjemputnya di Jeddah, membawanya ke Makkah. Karena itulah, maka sebagai tamu Raja, pada 1 Zulhijah, ia menemani Raja Arab mencuci Ka’bah.

Hari itu, Raja Arab tiba di Masjidil Haram pukul 07.00. Para pembesar India Inggris menyertainya.

Bupati Bandung sudah sedari Subuh berada di Masjidil Haram. Sebelum shalat Subuh, ia melakukan tawaf. Jamaah haji sudah cukup sesak memadati Masjidil Haram dan pelataran Ka’bah.

Setelah Raja tiba dan hendak masuk Ka’bah, Bupati Bandung lalu mengikuti Raja untuk masuk Ka’bah. “Bau minyak wangi amat semerbaknya dalam Ka’bah itu,” kata Wiranatakusuma.

Berita Terkait

Image

Hamka Marah Jumlah Orang yang Naik Haji Dibatasi: Yang Menghisap Kekayaan Nasional Bukan Orang Naik Haji

Image

Heboh! Jamaah Haji Berebut Cium Tangan dan Baju Bupati Bandung Usai Cuci Baitullah

Image

Bupati Bandung Naik Haji, Orang Sunda Tawaf Bawa Gabah