Ini Alasan Kongres Pemuda Diadakan, Ada Orang Tua, dan Bikin Sumpah Pemuda
Belanda negeri yang kecil tetapi memerintah bangsa Indonesia yang besar wilayahnya. Muncul anggapan bahwa penyebabnya adalah karena bangsa Indonesia bodoh, tidak mengetahui artinya persatuan, sehingga diperintah oleh bangsa Belanda.
“Dari itu gampanglah bangsa Nederland memerintah kita sekalian,” kata Tabrani mengenai salah satu anggapan yang muncul pada era 1920-an mengenai alasan Indonesia diperintah Belanda.
Lantas apa hubungannya dengan Sumpah Pemuda? Apa pula alasan diadakan Kongres Pemuda Indonesia I yang diketuai Tabrani dan didukung oleh orang tua?
Tabrani pun mengajukan pertanyaan mengenai pandangan bangsa Indonesia yang bodoh sehingga diperintah oleh bangsa Belanda. “Benarkah pemandangan sebagai itu? Kita tak perlu menjawab. Lebih utama jika bangsa kita sekalian istimewa pembaca Hindia Baroe menjawabnya,” lanjut Tabrani di koran Hindia Baroe edisi 9 Januari 1926.
Yang diangankan kaum muda saat itu adalah mendapat jalan mencapai kemerdekaan. Angan-angan itu sudah melekat di jiwa para pemuda. Mereka telah memiliki perasaan kebangsaan Indonesia.
Pemuda adalah kekuatan pergerakan kebangsaan. “Siapakah dan bagian manakah yang oleh kita disebutkan atau dikasih cap pemuda-pemuda itu?” tanya Tabrani.
Tabrani menjawab sendiri pertanyaannya. “Lain tidak dari sebagian bangsa kita yang merasa dalam tubuhnya ada mengalir darah muda, darah yang mengalirnya karena kemauan zaman,” kata Tabrani.
Darah semacam itu, lanjut Tabrani, tidak hanya terdapat pada orang yang memang umurnya masih muda. Tetapi terdapar juga yang umurnya sudah tua tap darahnya masih muda.
“Biarpun orang berumur 50 tahun, tapi asal saja dalam tubuhnya mengalir darah muda, dialah pemuda jua,” kata Tabrani.
Namun untuk tujuan tertentu, Tabrani mengatakan akan lebih mengutamakan barisan pemuda yang usianya masih muda. Tujuannya agar barisan pemuda itu cukup kuat secara fisik.
Mereka kebanyakan masih di bangku sekolah. Ada sebagian kecil yang sudah memegang jabatan.
Pemuda-pemuda itu, saat itu tergabung di berbagai perhimpunan pemuda. Memang tak ada perselisihan di antara perhimpunan-perhimpunan pemuda itu, tetapi situasinya menurut Tabrani belum membanggakan.
Sebab, perhimpunan pemuda-pemuda itu masih mengutamakan persaudaraan antara penduduk asal mereka. Misal, Jong Java masih mengutamakan persaudaraan penduduk Jawa, Jong Sumatranen Bond masih mengutamakan persaudaraan penduduk Sumatra.
Sekar Rukun juga demikian, masih mengutamakan persaudaraan penduduk Pasundan. Jong Ambon mengutamakan persaudaraan penduduk AMbon. Begitu seterusnya.